Salin Artikel

Pembeli Kian Sepi, Ini Trik Pamulang Square untuk Bertahan di Tengah Pandemi

TANGSEL, KOMPAS.com - Manajemen pengelola building Pamulang Square mengakui bahwa bisnis mereka ikut terdampak oleh pandemi Covid-19 yang memengaruhi perekonomian warga.

Namun, pusat perdagangan yang terletak di Jalan Siliwangi Pamulang Barat tersebut mencoba untuk bertahan di tengah situasi sulit itu.

"Kami bertahan, Pamulang Square tidak begitu terdampak, (kondisi) kami mulai membaik bahkan investor sudah berdatangan kepada kami," ucap salah seorang pengelola Pamulang Square, Senin (10/1/2022).

Menurutnya, pihak manajemen mendorong para pedagang di mal tersebut untuk juga berjualan secara online sehingga kapital mereka tetap bisa bergulir.

"Kalau (penjualan) offline terbatas karna pandemi. Jadi kita ajak penjual gencar berdagang di online," lanjutnya.

Bun Ket Khian (39), seorang pemilik toko elektronik, misalnya, memanfaatkan teknologi digital untuk terus bertahan meski pengunjung mall berkurang di masa pandemi.

Bun memanfaatkan aplikasi digital untuk menjual barang dagangan elektronik miliknya.

"Saya ada dua kios di sini, jualan online-nya jalan terus. Ya meskipun pandemi berpengaruh terhadap omset sampai 50 persen, tapi sekarang sudah mulai membaik," ujarnya.

Bun kehilangan separuh omsetnya, yang apabila kondisi normal mencapai Rp 60 juta dalam sebulan kini hanya menjadi Rp 30 jutaan.

"Parahnya pas awal pandemi sih. Tapi semenjak libur Natal dan Tahun Baru mal sudah mulai membaik, mulai ramai lagi," jelasnya.

Bun menilai, ketatnya aturan protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah selama pandemi membuat jumlah pengunjung ke mal berkurang.

Seperti syarat yang mewajibkan pengunjung harus scan QR atau menunjukkan bukti sertifikat vaksin saat hendak masuk mal. 

Hal yang sama juga disampaikan Diego (30). Pria yang memiliki toko pakaian ini mengaku tidak begitu terdampak pandemi karena ia turut menjual dagangannya secara online.

"Saya masuk ke sini dua bulan, terus kemudian pandemi. Alhamdulillah masih bertahan sampai sekarang, gak begitu pengaruh lah namanya juga usaha ya kadang ramai kadang sepi," jelasnya.

Diego bisa mengumpulkan omset setidaknya Rp 10 juta dalam sebulan.

"Tapi pas seminggu mau Lebaran itu ramai banget kurang lebih sampai 55 jutaan sebulan. Untuk hari biasa selalu di atas Rp 10 juta sebulan paling sepi," ujarnya.

Selain itu, alasan lain mereka bisa bertahan karena pihak pengelola mal memberikan diskon sewa kios.

Biaya sewa di masa pandemi berbeda dengan harga sewa sebelum pandemi.

"Kios ada diskon dari pengelola mall, beda dari harga normal biasanya, jadi masih bisa disesuaikan dengan kondisi saat ini" lanjut Diego.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/01/11/10454991/pembeli-kian-sepi-ini-trik-pamulang-square-untuk-bertahan-di-tengah

Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke