Salin Artikel

Cerita Nakes di Krukut, Baru 2 Jam Kerja Sudah Ada 1 Warga Positif Covid-19

Sebab, wilayah RW dengan 12 wilayah rukun tetangga (RT) tersebut kini tengah menjadi medan pertempuran melawan Covid-19, khususnya varian omicron.

Pemerintah pun menyediakan sejumlah posko pemeriksaan Covid-19 di sejumlah titik terluar area karantina. Posko ini didukung oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas Tamansari dan Krukut.

Posko ini disediakan untuk warga yang belum melakukan pemeriksaan sama sekali atau ketika merasa mengalami gejala.

Salah satu posko berada hanya berjarak 10 meter dari gerbang pembatas area terluar karantina, tepatnya di Jalan Krukut Pasar.

Saat dikunjungi pada Jumat (14/1/2022), posko dengan meja dan bangku seadanya yang berada di depan rumah warga itu, dijaga oleh dua perempuan dengan pakaian alat pelindung diri (APD) lengkap.

Dua wanita itu adalah Septi (24) dan Wahyu (28). Keduanya merupakan tenaga kesehatan yang bertugas hari itu dari Puskesmas Kecamatan Tamansari.

Wahyu, yang merupakan seorang dokter ini, mengatakan ia dan rekannya, sejak pukul 09.00 WIB, bertugas melakukan swab antigen dan PCR kepada warga setempat yang datang.

"Di sini warga swab dua kali, swabnya antigen dan PCR. Kalau antigen hasilnya muncul sekitar 10 hingga 15 menit. Tapi kalau hasil PCR baru keluar 3-5 hari kemudian," kata Wahyu saat ditemui di poskonya.

Wahyu mengatakan, jika ada warga yang hasil antigennya positif, maka warga tersebut akan diarahkan untuk pemeriksaan lebih lanjut di Puskesmas Krukut.

Pekerjaan ini tampak sederhana jika dilihat, namun nyatanya sangatlah berbahaya. Sebab, mereka bisa saja terpapar Covid-19 yang menyelinap masuk ke dalam tubuh.

Bahkan, baru dua jam membuka posko, sudah ditemukan satu warga yang positif Covid-19 berdasarkan hasil tes antigen.

"Mulai pagi ini kami sudah memeriksa 9 orang, berdasarkan hasil antigennya, ada satu orang yang positif. Sedangkan hasil PCR-nya baru keluar dalam 3-5 hari," kata Septi.

Entah sebesar apa keberanian mereka atau mungkin jiwa kemanusiaan para tenaga kesehatan ini sudah jauh lebih pagan dibandingkan rasa takut dan khawatir. Keduanya mengaku tak merasa ngeri bekerja dalam keadaan demikian.

"Mengerikan sih enggak, karena memang sudah menjadi tugas kami. Jadi sudah biasa saja. Yang penting APD lengkap sesuai prosedur," imbuh Wahyu.

Di sela-sela memeriksa warga yang datang hilir berganti, Wahyu dan Septi menceritakan perbedaan bertugas di area karantina dan di tempat normal.

"Di wilayah karantina ini, warganya ada yang positif. Sebagian ada yang isoman di rumah. Sehingga, lingkungannya menjadi sepi. Kalau di luar itu masih ramai," kata Septi.

Wahyu pun menambahkan, proses pelacakan di wilayah karantina bisa lebih mudah. Sebab, pendataan warganya jadi lebih rapi. Sehingga mempermudam dalam melacak informasi warga atau tracing.

Namun demikian, Wahyu mengatakan tidak ada perbedaan signifikan antara karakter warga karantina dengan yang non karantina.

Namun, ia menyadari, warga di dalam area karantina lebih peka terhadap kesehatannya hingga beberapa telrihat agak cemas.

"Karakter warganya sama aja, tapi ada beberapa warga yang agak cemas. Jadi mereka ada keluhan sakit sedikit, itu langsung tes," kata Septi.

"Namun ini bagus, sebab, mereka menjadi lebih banyak inisiatif. Walaupun, kembali ke masing-masing karakter orang," lanjut dia.

Selain itu, Wahyu mengatakan, di dalam area karantina, warga tidak hanya melakukan tes usap untuk mengetahui kesehatannya saja, melainkan juga untuk keluar area karantina saat ada keperluan darurat.

"Kalau di area lockdown kan, tes ini sebagai syarat keluar masuk area lockdown," pungkas Wahyu.

Adapun hingga kemarin, virus ganas tersebut telah menginfeksi tubuh 67 warga Krukut. Bahkan, salah satu warga harus diisolasi khusus lantaran terpapar varian Omicron.

Meski sebagian besar pasien telah dirujuk ke tempat isolasi terpusat, sebanyak 20 pasien masih harus mengisolasi diri di kediaman masing-masing.

Enggan kalah tanpa perlawanan, sejumlah upaya pun dilakukan. Selain melacak paparan Covid-19 pada warga lainnya, wilayah ini pun dikarantina hingga satu RW.

Tak ada lagi pedagang keliling, tak ada lagi tamu yang dapat berkunjung. Sejumlah wilayah RT dengan pasien isoman (isolasi mandiri), harus dikarantina total.

Sedangkan, beberapa wilayah RT lain di RW 02 yang tidak ada pasien, warga masih bisa keluar masuk area untuk keperluan darurat dengan sejumlah persyaratan. Salah satu syaratnya, warga harus menunjukan hasil tes negatif Covid-19.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/01/15/12042571/cerita-nakes-di-krukut-baru-2-jam-kerja-sudah-ada-1-warga-positif-covid

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke