Salin Artikel

Memberantas Pungli di Pasar Lama Tangerang, dari Tata Ulang hingga Penerapan Tarif Sewa

TANGERANG, KOMPAS.com - Upaya menghilangkan praktik pungutan liar (pungli) di kawasan kuliner Pasar Lama Kota Tangerang terus dilakukan.

Pemerintah Kota Tangerang berencana menata ulang kawasan tersebut dan menetapkan retribusi kepada para pedagang.

Praktik pungli dinilai cukup meresahkan karena pedagang bisa mengeluarkan rata-rata Rp 100.000 samapai Rp 200.000 per hari.

Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Komarudin mengatakan, tiap pedagang di Pasar Lama kerap ditarik pungli oleh 20 orang berbeda setiap malam.

Dia mengatahui hal ini berdasarkan informasi dari sejumlah pedagang.

"Kalau informasi yang kami terima, dalam semalam, bisa sampai 20-an orang yang mengutip uang (meminta pungli) kepada pedagang, dan orangnya itu beda-beda," ujarnya dalam rekaman suara yang diterima, Kamis (3/2/2022).

Menurut Komarudin, 20 orang yang menarik pungli itu berasal dari kelompok berbeda. Biasanya mereka meminta Rp 2.000 ke setiap pedagang.

Dengan demikian, kata Komarudin, para pedagang bisa mengeluarkan uang sampai Rp 200.000 per malam.

"Per malam para pedagang ini mengeluarkan rata-rata Rp 100.000-Rp 200.000 hanya untuk pungli karena saking banyaknya yang mengutip," tutur dia.

Kendati demikian, kata Komarudin, sebagian besar pedagang kini mengaku tidak ada pungli di Pasar Lama.

Ia mengatakan, hal tersebut masih perlu diperdalam karena ada kemungkinan pedagang takut untuk melaporkan soal pungli.

"Saat saya cek langsung ke pedagang, mereka 99 persen mengatakan tidak ada pungli," ucapnya.

"Apakah mereka takut atau memang sudah tidak ada (praktik pungli), ya memang masih perlu pendalaman," kata dia.

Sebelumnya, Polres Metro Tangerang telah menangkap lima orang yang diduga terkait pungli di pasar Lama.

Tarif sewa tempat

Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Tangerang Anggiat Sitohang meyakini pungli akan hilang setelah kawasan kuliner Pasar Lama ditata ulang.

Sebab, kawasan kuliner Pasar Lama nantinya akan dikelola oleh pemerintah.

"Iya itu kita pastikan, karena itu sudah dikelola pemerintah," ujar Anggiat saat dikonfirmasi, Kamis (3/2/2022).

"Tidak mungkin pemerintah kalah sama preman," ucap Anggiat.

Setelah penataan ulang oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Tangerang Nusantara Global (TNG), para pedagang akan diwajibkan membayar uang sewa.

Anggiat menampik bahwa uang yang dibayarkan oleh pedagang merupakan retribusi.

Sementara, rencana penerapan retribusi sempat diungkapkan oleh Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah. Menurut dia, kebijakan tersebut bertujuan untuk menghilangkan praktik pungli di Pasar Lama.

"Bukan retribusi, tapi penyewaan. Karena PT TNG enggak berhak memungut retribusi," ujar Anggiat.

Dia menyebutkan, uang sewa tempat yang akan dibebankan kepada setiap pedagang rencananya sebesar Rp 30.000 per malam. 

Besaran ini ditetapkan melalui kajian. DPRD Kota Tangerang membandingkan jumlah area yang diisi oleh satu gerobak pedagang dan area yang digunakan parkir satu motor.

Jika dibandingkan, panjang satu gerobak PKL sama dengan panjang lima motor yang terparkir secara melintang.

Menurut Anggiat, pemotor biasanya membayar Rp 2.000 untuk biaya parkir di kawasan kuliner Pasar Lama selama dua jam.

Sementara, para pedagang akan berjualan di Pasar Lama selama lebih dari dua jam.

Dengan perbandingan itu, Anggiat merasa pedagang tak akan keberatan dengan tarif sewa Rp 30.000.

Namun ia menekankan, besaran tarif tersebut belum ditetapkan.

"Besaran itu sudah kita analisis, makanya kita bikin hitungannya begitu. Ini juga masih belum final," ujar Anggiat.

Dengan harga sewa Rp 30.000 per malam, kata Anggiat, para pedagang akan mendapat fasilitas berupa air serta listrik.

Kemudian, toilet umum serta petugas yang rutin menjaga kebersihan.

"Rencananya (fasilitas yang didapat PKL berupa) kebersihan, air, listrik. Kalau sekarang kan listrik masih nyolong. Dan rencananya itu disediakan toilet umum," ucap Anggiat.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/02/04/07465181/memberantas-pungli-di-pasar-lama-tangerang-dari-tata-ulang-hingga

Terkini Lainnya

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke