Salin Artikel

Pemuda Tertembak Peluru Nyasar di Kramatjati Sudah Sadar, Polisi Diminta Lanjutkan Penyelidikan

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemuda yang tertembak peluru nyasar di kawasan Kramatjati, Jakarta Timur sudah sadarkan diri. Polisi pun diminta tidak lagi mencari alasan untuk mengulur waktu penyelidikan.

Kuasa hukum korban, Rusdianto menjelaskan bahwa kliennya Fadilah Rafi (29) sudah sadar sejak dua hari terakhir. Tim medis pun sudah memperbolehkan korban untuk menjalani rawat jalan.

"Sudah sadar, jadi dua hari terakhir kemarin sudah sadar. Kemungkinan akan berlanjut rawat jalan. Namun, dia harus tetap berada di tempat steril," ujar Rusdianto saat dihubungi, Selasa (22/2/2022).

Untuk itu, kata dia, penyidik harus segera menjemput bola melanjutkan penyelidikan. Salah satunya dengan mendatangi korban ke kediamannya dan meminta keterangan.

"Ya harusnya polisi melakukan jemput bola. Kan saksi kuncinya sudah sadar. Silakan datang ke rumah atau gimana. Kan sulit juga kalau saksi pelapor yang datang ke kantor polisi," ungkap dia.

Rusdianto meminta penyidik tidak memanfaatkan kondisi kesehatan korban untuk menunda-nunda kelanjutan proses penyidikan.

"Jadi polisi jangan juga memanfaatkan situasi yang ada untuk memperlama proses tersebut. Karena keterkaitannya dengan barang bukti, semakin cepat diungkap, semakin cepat pembuktian pidana," kata Rusdianto.

Tertembak peluru nyasar, diduga milik aparat

Diberitakan sebelumnya, Fadillah Rafi tertembak peluru nyasar di kawasan Kramatjati, Jakarta Timur.

Korban pun harus menjalani perawatan di rumah sakit karena luka yang dialaminya.

Pihak keluarga korban sudah membuat laporan ke polisi dengan nomor LP/B/748/II/2022/SPKT/Polda Metro Jaya pada 11 Februari 2022.

Kuasa hukum korban, Rusdianto, menjelaskan, kejadian bermula ketika Rafi baru saja pulang dari kedai kopi dan menepi ketika melihat ada tawuran warga di depan gedung Jasa Marga, Dukuh.

Namun, tiba-tiba Rafi terkena peluru di bagian perut yang menembus ke ususnya.

"Dia di sana tidak bisa lewat karena katanya ada tawuran warga, tepatnya di depan gedung Jasa Marga itu. Ya tentu dia meminggirkan motornya kan," kata Rusdianto.

Rafi pun langsung dibawa temannya menuju beberapa rumah sakit dan puskesmas, tetapi ditolak. Ia akhirnya diterima pihak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

"Dioperasi mengeluarkan proyektil di dalam tubuhnya," beber Rusdianto.

Polisi, menurutnya, langsung proaktif menghubungi dokter yang melakukan operasi dan mengambil proyektil tersebut.

Namun, pihaknya tak kunjung menerima informasi mengenai kelanjutan penyelidikan oleh polisi.

Rusdianto sendiri menduga bahwa peluru yang masuk ke tubuh Rafi berasal dari senjata aparat. Ia menilai, tidak sulit bagi polisi untuk mengungkap siapa pemilik senjata tersebut.

"Toh proyektil sudah diambil, bisa dicocokkan toh?" Kata dia.

"Siapa pelakunya kami belum jelas, bagaimana terjadi kondisi di lapangan juga tidak jelas. Proses penanganan sangat lamban. Tentunya hal ini berbeda ketika pihak kepolisian kena begal. Itu malamnya sudah bisa ditangkap pelakunya. Ini sudah hampir 1 minggu dan korban masih tidak sadar diri," beber Rusdianto.

Belum uji balistik peluru

Sementara itu, Ditreskrimum Polda Metro Jaya tak kunjung melakukan uji balistik terhadap proyektil peluru nyasar yang mengenai Fadilah Rafi.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengonfirmasi hal tersebut.

"Belum (diuji balistik)," jelas Zulpan, Senin (21/2/2022).

Meski begitu, kata Zulpan, penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap asal peluru tersebut.

"Kasus itu masih dalam penyelidikan," kata Zulpan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/02/22/16232161/pemuda-tertembak-peluru-nyasar-di-kramatjati-sudah-sadar-polisi-diminta

Terkini Lainnya

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror 'Debt Collector'

Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror "Debt Collector"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke