Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kompas.com - 08/05/2024, 19:50 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Dua bulan sudah Iyan (39), warga Kelurahan Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat, mengungsi di rumah mertuanya di Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor. 

Iyan dan sang istri terpaksa pindah sementara lantaran kediamannya terimbas banjir Bulak Barat-Pasir Putih, Cipayung.

"Saya mulai pindah ke rumah mertua dari pas banjir terparah itu bulan puasa, 24 Maret 2024 kalau enggak salah," kata Iyan saat ditemui Kompas.com, Rabu (8/5/2024).

Iyan bercerita, dirinya mengungsi setelah ketinggian air menyentuh 2,2 meter.

"Banjir masuk ke dalam rumah menyentuh ke atap. Intinya, banjir menenggelamkan rumah saya," tutur Iyan.

Iyan mengaku tak sanggup lagi membersihkan rumahnya karena banjir terjadi berulang kali. Baru saja membersihkan rumah, esok harinya, banjir kembali melanda rumah Iyan.

"Puncak banjirnya kan di tanggal 24 Maret itu, saya dan istri bersih-bersih tuh. Ternyata besoknya banjir lagi 1,5 meter dan semua barang-barang di rumah kena lagi imbasnya," ucapnya.

Salah satu rumah yang terdampak banjir di Cipayung, tepatnya di perbatasan antara kawasan Bulak Barat dan Pasir Putih, Kota Depok, Senin (29/4/2024).KOMPAS.com/DINDA AULIA RAMADHANTY Salah satu rumah yang terdampak banjir di Cipayung, tepatnya di perbatasan antara kawasan Bulak Barat dan Pasir Putih, Kota Depok, Senin (29/4/2024).
Akibat banjir, perabotan rumah Iyan tak bisa diselamatkan. Hanya tersisa baju dan beberapa barang saja. 

"Barang habis semua. Lumayan itu elektronik terendam karena enggak sempat diselamatkan. Kulkas, mesin cuci, rice cooker, kipas angin, setrikaan hancur, bahkan kasur juga sudah enggak bisa saya pakai," ujar Iyan.

Iyan pun mengaku tak tahu sampai kapan dirinya, sang istri, dan tiga anak mereka harus mengungsi di rumah mertua. 

"Saya maunya kembali bertahan ke rumah itu. Tapi dengan kondisi air enggak pernah surut, terus dapat kiriman air meskipun Bulak Barat enggak hujan, jadi ya terpaksa banget saya harus pindah, tapi belom tau mau ke mana," lanjut Iyan.

Ia menambahkan, selama sembilan tahun menetap di rumah pribadinya, banjir terjadi sedikitnya 25 kali.

"Yang saya hitung dari tahun 2020 sampai sekarang 2024, sudah lebih dari 25 kali. Perkiraan saya, banjir mulai terjadi semenjak rampungnya jembatan baru diperbaiki pada 2020 akhir," jelas Iyan.

Sebagai informasi, sudah empat bulan permukiman RT 04 RW 08 Kelurahan Cipayung, Depok, Jawa Barat, terendam banjir akibat luapan Kali Pesanggrahan. Setidaknya ada dua rumah dan satu pabrik yang terendam air dan tak kunjung surut hingga saat ini.

Ketua RT 04 Naserih (46) menduga, banjir dikarenakan tumpukan sampah yang tidak pernah dibersihkan.

"Intinya bukan yang lain-lain tapi enggak ada pengerjaan di ujung jalan sana terkait sampah itu. Seandainya sampah ada pengerjaan, ya dalam artian diperluas jalur airnya," ungkap Naserih saat ditemui Kompas.com, Senin (29/4/2024).

Sampah dari TPA Cipayung kian menumpuk terutama di area dekat jembatan akses penghubung Cipayung dan Sawangan.

"Jadi sampah itu istilah sunda-nya turun 'ngagalosor', karena kalau sampah kan enggak punya pegangan ke bawahnya, kebanyakan plastik kan. Kalau tanah mungkin bisa memadat ke bawah, kalau sampah ya ikutin arus terus," jelas Naserih.

Baca juga: BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KASN Telusuri Status Cuti Supian Suri Saat Datang ke Kantor PAN

KASN Telusuri Status Cuti Supian Suri Saat Datang ke Kantor PAN

Megapolitan
Soal Duet Keponakan Prabowo dan Kaesang di Pilkada DKI, PSI: Untuk Meramaikan Suasana Saja

Soal Duet Keponakan Prabowo dan Kaesang di Pilkada DKI, PSI: Untuk Meramaikan Suasana Saja

Megapolitan
Besi Ribar yang Jatuh di Lintasan MRT Masih Dievakuasi

Besi Ribar yang Jatuh di Lintasan MRT Masih Dievakuasi

Megapolitan
BNNP DKI Jakarta Musnahkan 3.449,7 Gram Barang Bukti Narkotika

BNNP DKI Jakarta Musnahkan 3.449,7 Gram Barang Bukti Narkotika

Megapolitan
Polisi: Besi Ribar yang Jatuh Mengenai Gerbong Kereta MRT

Polisi: Besi Ribar yang Jatuh Mengenai Gerbong Kereta MRT

Megapolitan
Menantu di Jakbar Diduga Aniaya Mertuanya karena Permasalahan Pembayaran Gaji ART

Menantu di Jakbar Diduga Aniaya Mertuanya karena Permasalahan Pembayaran Gaji ART

Megapolitan
Bandar Narkoba di Pondok Aren Diduga Masih Dalam Pengaruh Sabu Sebelum Tewas Dalam Toren Air

Bandar Narkoba di Pondok Aren Diduga Masih Dalam Pengaruh Sabu Sebelum Tewas Dalam Toren Air

Megapolitan
Operasional MRT Jakarta Dihentikan Sementara, Penumpang yang Sudah “Tap In” Bisa Minta Pengembalian Dana

Operasional MRT Jakarta Dihentikan Sementara, Penumpang yang Sudah “Tap In” Bisa Minta Pengembalian Dana

Megapolitan
Fasilitas Publik di Jaktim Sudah Baik, tapi Masih Perlu Pembenahan

Fasilitas Publik di Jaktim Sudah Baik, tapi Masih Perlu Pembenahan

Megapolitan
MRT Jakarta Pastikan Tidak Ada Korban Insiden Jatuhnya Besi Ribar ke Jalur Kereta

MRT Jakarta Pastikan Tidak Ada Korban Insiden Jatuhnya Besi Ribar ke Jalur Kereta

Megapolitan
KPU Tidak Persoalkan Pemasangan Spanduk hingga Baliho Bacawalkot Bogor Sebelum Masuk Masa Kampanye

KPU Tidak Persoalkan Pemasangan Spanduk hingga Baliho Bacawalkot Bogor Sebelum Masuk Masa Kampanye

Megapolitan
Kaesang Digadang Jadi Cawagub Jakarta, Pengamat: Sekelas Ketua Umum dan Anak Presiden Minimal Cagub

Kaesang Digadang Jadi Cawagub Jakarta, Pengamat: Sekelas Ketua Umum dan Anak Presiden Minimal Cagub

Megapolitan
Penahanan Ditangguhkan, Eks Warga Kampung Bayam Kena Wajib Lapor

Penahanan Ditangguhkan, Eks Warga Kampung Bayam Kena Wajib Lapor

Megapolitan
Warga Dengar Suara Dentuman dan Percikan Api Saat Besi Crane Timpa Jalur MRT

Warga Dengar Suara Dentuman dan Percikan Api Saat Besi Crane Timpa Jalur MRT

Megapolitan
Pemprov DKI Bangun Saluran 'Jacking' untuk Atasi Genangan di Jalan Ciledug Raya

Pemprov DKI Bangun Saluran "Jacking" untuk Atasi Genangan di Jalan Ciledug Raya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com