Salin Artikel

Kisah Pilu di Balik Aksi Remaja Bunuh Balita, Pelaku adalah Korban Pemerkosaan

JAKARTA, KOMPAS.com - Tepat 2 tahun lalu, pada 5 Maret 2020, sebuah pembunuhan oleh remaja berusia 15 tahun terjadi di daerah Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Korbannya adalah tetangganya sendiri yang masih berumur 5 tahun.

Pembunuhan ini tergolong sadis karena pelaku, berinisial NF, mengaku melakukan aksinya secara sadar.

Ia membunuh APA yang sedang bermain ke rumahnya dengan cara menenggelamkannya ke bak mandi, dicekik, dan kemudian jenazahnya dimasukkan ke dalam lemari di kamarnya.

Sehari usai melakukan aksinya, NF dengan tenang menyerahkan diri ke kantor polisi. 

Dari keterangannya kepada polisi, NF mengaku puas setelah membunuh korban. Ia tak menunjukkan tanda-tanda penyesalan.

NF juga mengaku membunuh korban karena terinspirasi dari film horor yang sering ditontonnya. 

Atas perbuatannya itu, pada Agustus 2020, NF dijatuhi hukuman 2 tahun penjara. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memerintahkan NF ditahan di Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial (LPSK) Handayani Jakarta.

Kisah Tragis Sebelum Pembunuhan

Sebelum pembunuhan sadis itu terjadi, NF ternyata telah melalui peristiwa yang traumatis. Siswa yang masih duduk di bangku sekolah itu diperkosa hingga hamil. 

Informasi tersebut diungkap Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat.

"Ya betul (NF merupakan korban pelecehan seksual). NF berada dalam dua posisi sekaligus, yaitu sebagai pelaku pembunuhan dan menjadi korban kekerasan seksual," kata Harry saat dikonfirmasi Kompas.com, pada Mei 2020 lalu.

Harry menjelaskan, informasi pelecehan seksual itu disampaikan NF kepada pendampingnya di balai rehabilitasi sosial di Balai Anak Handayani, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur.

"Cerita anak itu terungkap ketika pekerja sosial mendampingi dan karena anak itu sudah mulai nyaman di balai rehabilitasi Handayani (di bawah pengawasan) Kemensos," ungkap Harry.

Kepada pendamping sosialnya, NF mengaku diperkosa kerabat dan kekasihnya. Dia diperkosa di bawah ancaman bahwa video pemerkosaan akan disebarluaskan oleh para pelaku.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan psikologis di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, NF juga diketahui tengah hamil. Usia kandungannya saat itu sudah memasuki 3,5 bulan.

"Jadi, waktu kejadian pembunuhan terjadi anak itu sudah dalam keadaan hamil" ujar Harry.

Kasus pemerkosaan terhadap NF itu pun langsung ditangani oleh penyidik Polres Jakarta Pusat. Tiga pelaku langsung ditetapkan sebagai tersangka.

Dua diantaranya adalah paman NF, dan satu orang lainnya adalah kekasih NF sendiri.

Penyesalan

Setelah mendapat perawatan di balai rehabilitasi sosial, kondisi psikologis NF (15) lambat laun membaik.

NF yang mulai menyesali perbuatannya menghabisi nyawa korban. Penyesalan itu disampaikan NF saat dikunjungi oleh Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto, pada Mei 2020.

"Bahkan dia (NF) menyatakan meminta maaf kepada keluarganya dan kepada masyarakat. Jadi artinya dia cukup merasa bahwa itu salah dan tidak bisa dibenarkan," ujar Kak Seto.

Kak Seto pun melihat ada penyebab utama NF melakukan pembunuhan tersebut. Faktor utamanya adalah karena ia merupakan korban pemerkosaan dari orang terdekat.

Kekecewaan dan ketidakstabilan emosi dalam dirinya membuat dia tidak terkontrol. Alhasil, perbuatan di luar akal sehat pun bisa saja dilakukan, termasuk melakukan pembunuhan.

"Kepanikan pokoknya ingin meledakkan amarahnya, sakit hatinya itu bisa kepada siapa pun juga, termasuk bisa bunuh dirinya sendiri,” terang dia.

Kepada Kak Seto, NF saat itu juga mengungkapkan keinginan untuk melahirkan dan merawat bayi di kandungannya.

"Dia akan mengasuhnya dan tidak terlalu mempersoalkan tentang siapa ayahnya," ucap Kak Seto.

NF pun telah melahirkan anaknya pada 31 Oktober 2020 lalu. Mengutip laman Kemensos, putri NF lahir dalam kondisi sehat dan normal dengan berat 3 kg dan tinggi 48 cm.

Mimpi yang Tersisa

Meski telah melalui banyak cobaan berat, namun NF masih mempunyai mimpi besar untuk melanjutkan sekolah dan menjadi komikus. Hal itu diungkapkan NF dalam pertemuan dengan Kak Seto. 

"Iya, memang dia sangat berniat untuk mengenyam pendidikan lagi,” kata Kak Seto.

Bahkan, Kak Seto menyebut NF mempunyai ketertarikan kuat di dunia menggambar. Dia ingin sekali mengembangkan bakatnya di bidang tersebut.

"Ya, salah satunya di bidang mengambar, salah satunya juga ingin di bidang seni, ingin di bidang komikus," terang Kak Seto.

Karena ingin menjadi seorang komikus, NF sadar betul cita-citanya itu harus digapai lewat bangku kuliah. NF pun berkeinginan mengenyam bangku kuliah di Institut Kesenian Jakarta (IKJ).

Menurut Kak Seto, cita-cita ini harus didukung oleh semua pihak. Itu menandakan NF masih mempunyai semangat untuk menatap masa depan.

Namun ketika sudah kembali bersekolah, bukan tidak mungkin NF akan mendapat pandangan miring dari masyarakat. Hal-hal seperti inilah yang harus diantisipasi.

"Caranya ya itu tadi, pendampingan psikologis harus tetap dilakukan. Saya apresiasi dengan tindakan Kemensos yang melihat bahwa ini anak-anak adalah korban," ujar Kak Seto. 

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/03/05/06450061/kisah-pilu-di-balik-aksi-remaja-bunuh-balita-pelaku-adalah-korban

Terkini Lainnya

Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Megapolitan
Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Megapolitan
Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Megapolitan
Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Megapolitan
Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Megapolitan
Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Megapolitan
Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pengoplos Elpiji 3 Kg ke Tabung 12 Kg di Bogor

Polisi Tangkap 2 Pengoplos Elpiji 3 Kg ke Tabung 12 Kg di Bogor

Megapolitan
Polisi Tindak Pungli di Depan Masjid Istiqlal, Salah Satu Pelaku Positif Sabu

Polisi Tindak Pungli di Depan Masjid Istiqlal, Salah Satu Pelaku Positif Sabu

Megapolitan
Minta Dishub Tertibkan Parkir Liar di Jakarta, Heru Budi: Harus Manusiawi

Minta Dishub Tertibkan Parkir Liar di Jakarta, Heru Budi: Harus Manusiawi

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Terima Santunan Rp 60 Juta

Keluarga Korban Kecelakaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Terima Santunan Rp 60 Juta

Megapolitan
Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol, Diduga Sebar Ranjau Paku di Jalan MT Haryono

Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol, Diduga Sebar Ranjau Paku di Jalan MT Haryono

Megapolitan
Cabuli 5 Anak di Cengkareng, Pelaku Masuk Rumah Korban dan 'Ngaku' Ingin Beli Pulsa

Cabuli 5 Anak di Cengkareng, Pelaku Masuk Rumah Korban dan "Ngaku" Ingin Beli Pulsa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke