TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Reaksi warga Tangerang Selatan cukup beragam dalam menyikapi kebijakan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng yang baru saja dicabut pemerintah.
Ada yang menanggapinya sebagai hal positif, tetapi ada juga yang kecewa dengan langkah pemerintah tersebut.
"Agak kecewa juga, coba harganya tetap murah supaya meringankan masyarakat," ujar seorang warga bernama Andini (25), saat ditemui di Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (17/3/2022).
Andini mengaku hanya satu kali kebagian membeli minyak goreng murah pada saat penetapan HET awal Februari 2022.
"Cuma kebagian beli sekali doang (minyak murah) itu di Alfamart Nusa Indah, Serua," ungkapnya.
Andini mengatakan belum mengetahui terkait informasi pemerintah mencabut HET minyak goreng.
Hanya saja, ia mengaku heran dengan keberadaan stok minyak goreng yang langka di saat penetapan HET.
"Nyarinya susah, jadinya mau masak susah. Yang ada Alfamart, itu juga cuma pagi doang adanya," lanjut Andini.
Biasanya ia selalu membeli minyak goreng di toko retail. Namun, setelah penetapan HET malah berakibat pada kelangkaan minyak goreng, Andini beralih membeli minyak goreng di pasar tradisional.
Hal itu ia lakukan agar kebutuhan dapur untuk memasak tetap ada, meskipun harga di pasar lebih mahal dari toko retail.c
Warga bernama Novi (28) mengatakan, masing-masing ada kelebihan dan kekurangan pada setiap kebijakan pemerintah. Akan tetapi, ia tetap berharap pemerintah dapat mengendalikan harga minyak goreng menjadi murah.
"Kalau misal pas murah ada bagusnya karena murah, cuma karena kadang-kadang ada kadang-kadang enggak ada (stoknya). Warga pengennya sih murah terus," ucapnya.
"Kalau enggak langka lagi senang karena enggak susah lagi nyarinya. Tapi kalau penginnya harga yang meringankan," lanjut Novi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/03/17/18125541/kebijakan-het-minyak-goreng-dicabut-warga-kecewa-cuma-kebagian-sekali