Salin Artikel

"Sedikit demi Sedikit, Aku Ingin Memberantas Buta Baca Al Quran..."

TANGERANG, KOMPAS.com - Guru mengaji tak selalu berpakaian serba putih, berpeci, dan memakai sarung. Yahya Edward Hendrawan justru memilih penampilan yang unik ketika mengajar, yakni berkostum badut.

Pakaian barwarna-warni, riasan wajah, dan hidung badut berbentuk bulat, selalu ia kenakan saat memberi pelajaran mengaji kepada anak-anak.

Pria yang tinggal di Pinang, Kota Tangerang, ini telah mengajar sejak 2002. Akan tetapi, ide untuk memakai kostum badut sembari mengajar baru tercetus pada 2010.

Mengabdi sebagai guru ngaji ia lakoni untuk mewujudkan cita-citanya, memberantas buta baca Al Quran.

"Aku ingin sedikit demi sedikit memberantas buta (baca) Al Quran," tuturnya, kepada Kompas.com, Rabu (13/4/2022).

Yahya mengenakan kostum badut ketika mengajar anak-anak di kediamannya, melalui program bernama Taman Baca.

Program Taman Baca diadakan mulai Senin sampai Kamis sekitar pukul 13.00 WIB hingga 16.00 WIB.

Kemudian, setiap hari Jumat, Yahya mengajar ngaji dengan cara berkeliling layaknya Sunan Kali Jaga. Saat berkeliling itu, Yahya juga mengenakan kostum badut.

"Sisanya berkeliling kayak Sunan Kali Jaga, keliling. Saya izin ke majelis taklim, minta waktu untuk berdakwah. Ngajinya morojaah, baca juz amma," urai dia.

Tak hanya itu saja, Yahya juga menjadi guru ngaji di Panti Asuhan Darussalam.

Namun, dia hanya mengajar di panti saat memiliki waktu luang saja. Yahya biasa mengajar di Panti Asuhan Darussalam sekitar pukul 16.00 WIB.

Khusus Sabtu dan Minggu, Yahya menjadi badut keliling untuk mencari nafkah.

"Sabtu-Minggu itu enggak bisa diganggu gugat, itu waktu aku mencari nafkah. Buat memenuhi rumah tangga aku, memenuhi panggilan-panggilan acara ulang tahun," paparnya.

Di kediamannya, seusai shalat isya pada Senin sampai Rabu, Yahya mengajarkan para lansia belajar Al Quran.

Yahya bercerita, awalnya, para lansia yang menjadi muridnya merasa malu karena tak bisa membaca Al Quran. Namun, ia menekankan, rasa malu hanya ditujukan kepada Allah saja.

"Umurnya sudah 50, 60 tahun. Itu mereka aku ajarkan baca, iqra. Lansia ini awalnya ya berat. Malu, enggak bisa ngaji," katanya.

"Enggak usah malu, aku bilang, malu sama Allah. Yuk ngaji sama-sama. Memangnya kita mau di dunia aja? Ayo ngaji," lanjut dia.

Saat ini, setidaknya ada 20 lansia yang belajar ngaji bersama Yahya. Saat mengajarkan ngaji, Yahya tidak berkostum badut.

Yahya menuturkan, selama mengajar ngaji untuk lansia, anak kecil, atau di manapun, dirinya tidak meminta bayaran. Dia berpendapat, sebagai guru ngaji, bayaran akan diberikan oleh Allah.

Berbuat ikhlas selama mengajar sudah cukup bagi Yahya. "Kenapa saya ngajar ngaji enggak minta bayaran, biar nanti Allah. Bukan manusia yang bayar, Allah yang bayar. Bayarnya apa? Ya amal ibadah saya, Allah bayar di akhirat," tuturnya.

"Yang penting ikhlas berbuat saja. Kita bekerja untuk Allah, Allah enggak akan menelantarkan kita di dunia," imbuh dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/04/14/07071711/sedikit-demi-sedikit-aku-ingin-memberantas-buta-baca-al-quran

Terkini Lainnya

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke