Salin Artikel

Belajar Nilai Keikhlasan dari Guru Ngaji Yahya Edward yang Tak Pernah Meminta Bayaran...

Pria yang tinggal di Pinang, Kota Tangerang, ini bercerita bahwa dirinya tak pernah meminta bayaran kepada murid-muridnya.

Nilai yang ia tanamkan selama 20 tahun menjadi guru mengaji adalah nilai keikhlasan.

"Kenapa saya ngajar ngaji enggak minta bayaran? Biar nanti Allah, bukan manusia yang bayar. Bayarnya apa? Ya amal ibadah saya. Allah bayar di akhirat," tutur pria 39 tahun itu kepada Kompas.com, Rabu (13/4/2022).

"Yang penting iklhas berbuat saja. Kita bekerja untuk Allah. Allah enggak akan menelantarkan kita di dunia," sambung dia.

Di sisi lain, Yahya tak menampik bahwa ia menerima bayaran jika diberikan oleh orangtua atau muridnya secara sukarela.

Pria yang mengenakan kostum selayaknya badut beserta riasannya saat mengajar ngaji itu pun meletakkan bayaran yang dia terima ke dalam kotak amal di Taman Baca.

Taman Baca sendiri merupakan salah satu program mengajar yang Yahya miliki. Program untuk itu beroperasi di kediaman Yahya di wilayah Pinang.

"Kalau dikasih itu namanya rezeki. Aku enggak munafik, aku terima. Nanti kan aku ada kotak amal di Taman Baca, aku masukin ke situ. Jadi untuk kebutuhan di Taman Baca," bebernya.

Yahya mengaku baru mengambil uang itu untuk kebutuhan pribadinya jika sedang kepepet.

"Kecuali aku lagi kepepet, enggak ada uang, aku ambil. Misal aku pakai berapa nih, sekian, hanya Allah yang tahu catatan aku kan. Setelah itu aku masukin lagi itu untuk Taman Baca lebih maju," kata Yahya.

Selain mengajar anak kecil, pria itu juga mengajar warga lanjut usia (lansia) di kediamannya.

Mencari nafkah dengan membadut

Untuk menghidupi dirinya dan keluarga, Yahya bekerja sebagai badut di pesta-pesta ulang tahun, biasanya setiap akhir pekan.

Bayaran yang ia dapat adalah sekitar Rp 400.000 untuk satu kali penampilan.

Yahya sendiri mengaku bahwa bayaran sebesar itu tidak cukup untuk menafkahi keluarganya.

Akan tetapi, nilai keikhlasan lah yang membuat Yahya bisa terus melangkah.

"Karena kita istiqomah, ikhlas dalam berbuat, maka Allah akan membuka pintu rezeki yang saya enggak tahu datangnya dari mana. Kadang ada saja," tutur Yahya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/04/16/04300081/belajar-nilai-keikhlasan-dari-guru-ngaji-yahya-edward-yang-tak-pernah

Terkini Lainnya

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke