Salin Artikel

Keresahan Warga Kranji atas Dugaan Intimidasi Ormas

BEKASI, KOMPAS.com - Warga RW 006, Perumnas 1, Kelurahan Kranji, Bekasi Barat, Kota Bekasi, merasa resah atas dugaan tindakan intimidasi oleh organisasi kemasyarakatan (ormas) di wilayah mereka.

Keresahan bermula ketika warga berencana membuat kegiatan terkait dengan pengelolaan UMKM. Wakil Ketua Karang Taruna RW 006, Dimas Galih menjelaskan, warga berencana merangkul para pedagang kaki lima (PKL) terkait pengelolaan keamanan.

Menurut Dimas, wacana tersebut didengar oleh ormas. Kemudian, anggota ormas mendatangi rumah ketua Karang Taruna RW 006 dan mencoba melakukan intimidasi pada Senin (16/5/2022).

Setelah itu, Dimas menuturkan, pihak RW 006 berusaha menggelar dialog dengan pimpinan ormas.

"Ketika dialog digelar, pemimpin ormas justru kembali bicara dengan nada yang mengancam, sehingga membuat para warga merasa resah," ungkap Galih, di Mapolres Metro Bekasi Kota, Rabu (18/5/2022).

Merasa mendapat intimidasi, warga RW 006 kemudian melaporkan dugaan perbuatan dengan ancaman kekerasan ke Kepolisian Resor (Polres) Metro Bekasi Kota.

Laporan itu teregistrasi dengan nomor LP/B/1.479/V/2022/SPKT.SAT RESKRIM/POLRES METRO BEKASI KOTA/PMJ.

Warga minta ormas dipindah

Selain dugaan intimidasi, Galih mengungkapkan, ormas tersebut membangun kantor sekretariat di atas tanah milik Perum Perumnas.

Bahkan, kata dia, ormas menggunakan bangunan bekas pertokoan Koperasi Unit Daerah (KUD) milik Perum Perumnas untuk dijadikan kantor sekretariat.

Warga menduga, mereka tidak memiliki izin penggunaan untuk mendirikan sekretariat.

Galih berharap, laporan ke polisi terkait dugaan intimidasi bisa membuat ormas tersebut pindah dari lingkungan RW 006.

"Kami tidak meminta banyak tuntutan, kami hanya minta ormas ini dipindah dari lingkungan kami," ujar dia.

Penyelidikan polisi

Merespons laporan warga, Kepolisian Resor (Polres) Metro Bekasi Kota menyebut tengah melakukan penyelidikan.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Bekasi Komisaris Polisi Ivan Adhitira membenarkan bahwa pihaknya sudah menerima laporan.

Meski demikian, ia belum dapat menyampaikan secara terperinci soal tindakan yang dilakukan oleh ormas tersebut.

Di sisi lain, Ivan tidak memungkiri bahwa dugaan intimidasi yang dilakukan ormas telah membuat warga RW 006 resah.

"Keresahan itu dari seluruh warga. Itu dari Ketua RT atau RW, memang sudah mendampingi warga untuk melapor (ke polisi)," imbuhnya.

Ia mengatakan, saat ini pihak polisi sedang mendalami dugaan pelanggaran dan intimidasi apa saja yang dilakukan oleh ormas tersebut.

"Persangkaan pasalnya apa, diduga pelanggaran pidananya itu apa, itu masih jadi penyelidikan kami," pungkasnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/05/20/07563911/keresahan-warga-kranji-atas-dugaan-intimidasi-ormas

Terkini Lainnya

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke