Salin Artikel

Soroti Kasus Bocah di Serpong Disundut Rokok, Kementerian PPPA Sebut Itu Kekerasan Ekstrem

Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar mengatakan, selama menangani kasus anak, pihaknya menemukan kasus lain yang serupa, yakni diduga dipicu kekalahan dalam bermain gim online.

Akan tetapi, kata dia, baru kali ini pihaknya menemukan adanya korban yang disundut dengan rokok menyala.

"Ada (penyebab gim online), tapi problemnya kalau di sini hal ekstrem menggunakan sundut rokok," ujar Nahar di Kantor P2TP2A Tangsel, Selasa (31/5/2022).

Menurut Nahar, perbuatan para pelaku sudah melebihi batas kewajaran.

Pihaknya sering mendapatkan laporan bahwa biasanya kerap terjadi ledek-ledekan secara fisik dan ringan melalui verbal atau ucapan saat anak bermain bersama.

"Namanya juga anak-anak, mereka melakukan aktivitas yang sifatnya lebih banyak mereka mengedepankan bermain bersama," kata Nahar.

Ia menuturkan, tindakan semacam itu bisa terjadi ketika media yang dijadikan alat bermain dipicu oleh sebab-sebab lain.

Misalnya, pelaku anak punya kebiasaan melakukan kekerasan atau dalam proses tumbuh kembangnya tidak mendapatkan kasih sayang dan pengasuhan yang baik.

Saat momen bermain bersama, pelaku anak ini bisa saja melakukan suatu hal yang memberikan dampak berlebihan.

"Contohnya kekerasan verbal, tapi dalam situasi tertentu anak juga meniru smackdown yang mencontoh yang tidak seharusnya dia lakukan," ungkap Nahar.

Adapun Kementerian PPPA mengunjungi rumah keluarga korban kekerasan anak di Serpong, kemarin.

Kunjungan dilakukan setelah pihak Kementerian PPPA menerima informasi dari Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) dan pemberitaan di media sosial.

"Yang pertama, terlaporkan ke kami bahwa telah terjadi dugaan kasus kekerasan fisik terhadap anak, diduga dilakukan oleh anak," ujar Nahar di rumah keluarga korban.

Kronologi kekerasan

Dalam kasus ini, korban MZA (16) dituding jadi biang keladi kekalahan pelaku saat bermain gim online. Emosi pelaku tersulut seketika kala itu.

"Pada saat kejadian, korban bersama para pelaku anak hendak begadang sambil bermain gim online di salah satu rumah saksi anak yang orangtuanya sedang tidak ada di rumah," ujar Kapolres Tangerang Selatan AKBP Sarly Sollu, Kamis (19/5/2022).

"Saat bermain gim online secara tim, ternyata akibat kesalahan korban, tim tersebut kalah," imbuhnya.

Kemudian, korban disalahkan oleh para pelaku. MZA lalu menerima tindak kekerasan, lidahnya disundut dengan rokok yang masih menyala hingga bara apinya ada di dalam mulut.

Setelah itu, korban anak yang diketahui fobia terhadap buah ditakut-takuti menggunakan buah pepaya oleh salah satu pelaku.

Lalu, korban diancam akan ditusuk menggunakan pisau.

"Pelaku anak (MR dan MAW) mengusir korban untuk pulang dengan cara menendang korban," ungkap Sarly.

"Pelaku anak (NVL) memanaskan obeng menggunakan korek untuk dipakai (B) menempelkan obeng panas ke tangan kiri korban sebanyak dua kali," lanjut dia.

Polisi telah meminta keterangan dari delapan terduga. Namun, polisi tidak menahan para terduga pelaku karena semuanya berusia di bawah umur.

Kasus kekerasan tersebut saat ini tengah dalam penyidikan polisi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/01/07130941/soroti-kasus-bocah-di-serpong-disundut-rokok-kementerian-pppa-sebut-itu

Terkini Lainnya

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke