Yayasan Pelita Lima Pilar yang bergerak di bidang keagamaan kini mendampingi para pengurus dan jemaah Masjid Darussalam Kota Wisata, Cibubur, Jakarta Timur, yang mengikuti program investasi batu bara Yusuf Mansur.
Diduga sebanyak 250 pengurus dan jemaah masjid tersebut mengikuti program investasi itu.
Sekretaris Yayasan Pelita Lima Pilar, Herry M Joesoef, menuturkan bahwa orang yang mengikuti investasi batu bara itu terdiri dari marbot hingga jemaah masjid.
"Semuanya ada (ikut investasi). Pengurus, jemaah, sampai marbot ada," tutur Herry saat dihubungi, Senin (20/6/2022).
Herry mengungkapkan bahwa ada salah satu investor, ustaz berinisial NK, yang bahkan menjual rumahnya pada 2009 untuk mengikuti investasi batu bara milik Yusuf Mansur.
Dari hasil menjual rumahnya, NK mendapatkan uang sebesar Rp 700 juta. NK kemudian mengalokasikan Rp 500 juta untuk berinvestasi ke Yusuf Mansur.
"Ada yang ekstrem, seperti Ustaz NK itu menjual rumahnya di tahun 2009, lalu laku Rp 700 juta. Terus yang Rp 500 juta diinvestasikan ke batu bara," ungkap Herry.
Sementara itu, sisa Rp 200 juta digunakan oleh NK untuk mengontrak.
Herry melanjutkan, hingga hari ini, NK masih mengontrak. Bahkan, NK kudu berpindah-pindah kontrakan karena uang investasi Rp 500 juta itu tak kunjung menghasilkan keuntungan hingga hari ini.
"Yang Rp 200 juta itu kan untuk ngontrak. Sampai hari ini, dari ngontrak ke ngontrak dan ditolong banyak orang. Uang Rp 500 juta itu hilang begitu saja," paparnya.
Sebagai informasi, sebagian dari pengurus dan jemaah Masjid Darussalam Kota Wisata menggeruduk kediaman Yusuf Mansur di Ketapang, Cipondoh, Kota Tangerang, pada Senin pagi ini.
Sebanyak 30 orang yang menggeruduk kediaman Yusuf Mansur meminta kejelasan soal investasi batu bara itu.
Mereka meminta Yusuf Mansur agar bisa diajak berdialog. Namun, mereka gagal bertemu dengan Yusuf Mansur.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/20/20434501/nasib-investor-batu-bara-yusuf-mansur-jual-rumah-demi-investasi-rp-500