Salin Artikel

DPRD Tangsel Prediksi 8.000 Tenaga Kerja Bakal Diberhentikan Imbas Penghapusan Honorer

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memprediksi bakal ada ribuan jiwa yang terdampak kebijakan penghapusan tenaga honorer.

Sebanyak 8.000 dari 11.900 tenaga honorer yang ada di Kota Tangsel diperkirakan bakal diberhentikan jika aturan tersebut diterapkan pada 2023 mendatang.

Anggota Komisi I DPRD Kota Tangsel Rizki Jonis mengatakan, jumlah ideal tenaga kerja yang dibutuhkan oleh pemerintah kota Tangsel yaitu sekitar 10.000 pegawai, baik pegawai negeri sipil (PNS) maupun pegawai pemerintahan dengan perjanjian kerja (PPPK).

“Sedangkan saat ini, kita baru punya 4.800 PNS dan 1.000 PPPK. Artinya untuk memenuhi angka ideal 10.000 pegawai itu, kita membutuhan sekitar 4.200 pegawai lagi, yang nantinya itu bisa diangkat jadi PNS atau PPPK," ujar Rizki kepada wartawan, Senin (4/7/2022).

Dengan demikian, jika jumlah 11.900 itu kemudian disaring dengan jumlah kebutuhan hanya 4.200, maka akan ada sekitar 8.000 tenaga honorer yang akan diberhentikan.

Kendati demikian, kata dia, tenaga honorer akan terbantu sesuai edaran baru pemkot Tangsel bahwa tenaga honorer yang tidak lulus dalam seleksi PPPK akan tetap bisa dipekerjakan, melalui tenaga ahli atau outsourcing.

“Wali Kota Pak Benyamin (Benyamin Davnie) tetap menginginkan mereka tetap bekerja, dan beruntungnya ada kebijakan atau edaran baru lagi, para honorer yang tidak lulus seleksi PPPK ini bisa tetap bekerja tetapi melalui sistem outsourcing,” jelas Rizki.

Nantinya melalui kebijakan itu, bakal menyerap para pesapon, office boy (OB), satpam, dan supir untuk bekerja dengan sistem outsourcing.

“Sementara, sebagian besar tenaga honorer ini merupakan tenaga adminsitrasi. Jadi kami meminta agar Wali Kota melalui BKPSDM (Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM) melakukan komunikasi lagi ke Kemenpan-RB, agar dalam outsourcing itu memasukkan juga poin tenaga administrasi,” pungkasnya.

Ia menilai, Pemkot Tangsel saat ini masih memperjuangkan nasib para tenaga honorer yang kemungkinan tidak lulus dalam seleksi PPPK.

“Artinya, dari hasil rapat sangat terlihat ada upaya keras dari Wali Kota, agar tidak ada pengangguran di Tangsel imbas dari kebijakan ini. Wali Kota betul-betul memperjuangkannya. Dan kami sangat mendukung itu,” kata Rizki.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/07/04/22285261/dprd-tangsel-prediksi-8000-tenaga-kerja-bakal-diberhentikan-imbas

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke