KOMPAS.com - Sejak zaman kolonial, Jakarta menjadi tempat berkumpulnya orang dari berbagai suku.
Kecenderungannya, para pendatang bermukim dengan orang sesama sesukunya.
Sejak zaman Belanda, wilayah Jakarta memang dibagi-bagi menjadi sub area hunian etnis.
Nama Kampung Bali, Kampung Melayu, dan Kampung Makassar diambil berdasarkan etnis mayoritas yang mendiami tempat tersebut.
Menurut Sensus penduduk tahun 1930, 50 persen penduduk Jakarta terdiri atas warga Betawi dan 50 persen lainnya terdiri atas penduduk baru yang ditampakkan dalam sebuah nama kampung.
Peninggalan atau warisan kelompok-kelompok etnis tersebut pada saat ini masih kita temui dalam nama kampung, seperti Kampung Ambon, Kampung Melayu, Kampung Bali, Kampung Makassar, dan sebagainya.
Kampung Bali
Sebagaimana nama kampung etnis lainnya, Kampung Bali diambil karena etnis Bali yang mendiami di daerah yang kini ada di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Gubernur Jenderal J.P. Coen mendatangkan sejumlah tawanan di daerah-daerah yang ditaklukkannya. Salah satunya dari Bali.
Dikatakan etnis Bali jumlahnya paling besar dan paling dominan dibandingkan dari daerah lain. Dalam tahun 1683 saja jumlah masyarakat Bali yang tinggal di Batavia berjumlah 14.259 orang dari 47.217 jiwa penduduk Jakarta.
Di antara etnik Bali itu, hanya 981 orang saja yang berkedudukan merdeka. Selebihnya, 13.378 orang adalah para budak belian.
Kampung Melayu
Daerah Kampung Melayu dinamakan demikian karena dulunya terdapat pasukan melayu yang dipimpin Kapiten Wan Abdul Bagus.
Kapten Wan Abdul Bagus merupakan seorang pengabdi VOC kelahiran Betawi tetapi keturunan Patani (Thailand Selatan).
Tentaranya terdiri atas 3.000 prajurit, sementara menurut sumber lain terdiri atas 130 prajurit saja. Kapten Wan Abdul Bagus ini juga diangkat menjadi kepala komunitas melayu di Kampung Melayu.
Kampung Ambon
Kampung Ambon merupakan sebuah daerah di Jakarta Barat. Bukan sembarang nama, ternyata nama kampung ini ada sejarahnya.
Nama Kampung Ambon disematkan karena di daerah itu ada banyak makam orang-orang ambon yang dulunya mengabdi kepada VOC.
Kala itu, Gubernur Jendral VOC memang diketahui pergi ke Ambon mencari pasukan orang Ambon untuk memperkuat pasukan perang VOC. Ia kemudian menempatkan pasukan dari Ambon ke Selatan Batavia.
Kampung Makassar
Kampung Makassar yang terletak di Jakarta Timur ini memiliki sejarah yang kental dengan peradaban Makassar.
Sejak tahun1686, Kampung Makassar dijadikan tempat bermukimnya orang-orang Makassar bawahan pimpinan Kapten Daeng Matara.
Mereka merupakan mantan tawanan perang yang dibawa ke Batavia, setelah Kerajaan Goa di bawah Sultan Hasanuddin tunduk kepada kompeni, yang sepenuhnya dibantu oleh Kerajaan Bone dan Soppeng.
Referensi:
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/09/03/09150071/sejarah-kampung-etnis-di-jakarta