Salin Artikel

Demo Ricuh Berhari-hari di Patung Kuda...

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi demonstrasi yang berlangsung di sekitar Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, pada Rabu (14/9/2022), kembali berlangsung ricuh. 

Massa dari kalangan buruh, mahasiswa, dan pelajar bertahan di lokasi sampai malam guna memprotes kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). 

Situasi mulai memanas saat barisan massa berupaya menerobos barikade kawat berduri di Jalan Medan Merdeka Barat.

Barikade tersebut dipasang agar massa tidak berdemonstrasi menuju kawasan Istana Merdeka, kantor Presiden Joko Widodo.

Pantauan Kompas.com, pukul 17.34 WIB, massa berbaris dan mulai mencoba merusak pagar kawat berduri dengan cara menarik secara bersamaaan.

Polisi pun bersiaga membentuk barisan untuk menghadang demonstran.

Aksi tersebut kemudian berhenti setelah seorang orator meminta polisi membuka barikade tersebut.

"Biarkan Polri yang membuka sendiri!" seru orator dari atas mobil komando.

Kemudian, demonstran menyanyikan lagu "Indonesia Tanah Air Beta" untuk menyemangati mereka.

Selama bernyanyi, mereka membakar area kawat berduri yang belum rusak.

"Silakan penguasa di dalam sana turun menghadap rakyat agar membatalkan apa yang dituntut rakyat! Kita menyatakan rezim Jokowi anti kepada rakyat!" ucap orator itu.

Lempar Botol hingga Bom Asap

Sekitar pukul 19.40 WIB, massa tak kunjung bubar dan suasana unjuk rasa pun kembali memanas. 

Berdasarkan pantauan Kompas.com, sejumlah botol air kemasan dilemparkan para pengunjuk rasa ke arah petugas kepolisian yang sedang berjaga.

Tak hanya botol air kemasan yang dilemparkan, petasan dan bom asap (smoke bomb) sempat dinyalakan oleh pengunjuk rasa.

Kemudian, sejumlah spanduk yang dibawa oleh massa turut dibakar, sehingga kepulan asap hitam membumbung tinggi di Jalan Medan Merdeka Barat.

Di sisi lain, sejumlah massa dari elemen mahasiswa kompak memperingatkan rekan-rekannya agar menghentikan aksi lempar botol itu.

"Hati-hati, hati-hati, hati-hati provokasi," demikian yel-yel yang disuarakan mahasiswa.

Petugas kepolisian melalui pengeras suara berulang kali memperingatkan para peserta unjuk rasa untuk menyudahi aksi mengingat waktu sudah lewat pukul 18.00 WIB.

Massa pun akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 20.00 WIB.

Kericuhan Hari-Hari Sebelumnya

Demonstrasi menolak harga BBM yang diwarnai kericuhan tak hanya terjadi pada Selasa kemarin. 

Gelombang demonstrasi ini sudah terjadi di berbagai daerah sejak pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM pada Sabtu, 3 September 2022. 

Di Jakarta, massa memusatkan aksinya di depan gedung DPR dan kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya dekat Istana Kepresidenan. 

Hampir setiap hari, ada saja kelompok yang turun menggelar aksi memprotes kenaikan harga BBM.

Peserta demo beragam mulai dari kalangan buruh, mahasiswa, pengemudi ojek online, dan sejumlah organisasi masyarakat lain.

Aksi demonstrasi pada Senin (12/9/2022) juga diwarnai kericuhan antar para demonstran. 

Kelompok PA 212 dan organisasi islam lainnya yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) terlibat adu mulut dan saling dorong dengan massa aksi dari Poros Baru Batavia Memanggil (PR-BBM). 

Hal itu terjadi akibat miskomunikasi antar dua kelompok tersebut.

Pada 5 September lalu, kericuhan juga sempat terjadi di Patung Kuda saat barisan mahasiswa menggelar unjuk rasa. 

Saat itu, mahasiswa merusak dan menerobos kawat berduri yang terpasang di Jalan Medan Merdeka Barat lalu merangsek masuk ke barisan polisi.

Aksi saling dorong dengan aparat kepolisian yang berjaga di lokasi demonstrasi pun tak terhindarkan.

Beberapa peserta aksi bahkan melempar botol air kemasan ke arah petugas kepolisian yang membentuk barikade untuk memukul mundur para demonstran.

Alasan Pemerintah Naikkan Harga BBM

Presiden Joko Widodo sebelumnya mengatakan, pemerintah telah berupaya sekuat tenaga untuk melindungi rakyat dari gejolak harga minyak dunia.

Namun, anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat tiga kali lipat dari Rp 152,5 triliun menjadi Rp 502,4 triliun.

Angka ini diperkirakan akan terus mengalami kenaikan.

Oleh karenanya, pemerintah memutuskan mengalihkan subsidi tersebut ke masyarakat yang kurang mampu melalui sejumlah bantuan sosial.

"Ini adalah pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM yang selama ini mendapat subsidi akan mengalami penyesuaian," kata Jokowi.

Pemerintah pun menaikkan harga Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter, Solar naik dari Rp 5.150 menjadi 6.800 per liter, dan Pertamax naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

(Penulis: Reza Agustian, Retno Ayuningrum, Tria Sutrisna)

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/09/14/07123001/demo-ricuh-berhari-hari-di-patung-kuda

Terkini Lainnya

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke