JAKARTA, KOMPAS.com - Sebulan berlalu setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 3 September 2022. Namun perusahaan otobus (PO bus) masih kesulitan untuk terus memutar roda busnya.
Joni (62) salah satu karyawan PO Laju Prima di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, mengatakan saat ini jumlah penumpang masih sedikit.
"Penumpang kami sudah anjlok kan pandemi, lah ini naik BBM, tambah sedikit," kata Joni di Jakarta Barat, Kamis (7/10/2022).
Lantaran tingginya biaya operasional perjalanan usai kenaikan harga BBM, Joni menyebut harga tiket bus pun terpaksa ikut naik untuk menyeimbangkan operasional.
Joni menuturkan, meski harga tiket penumpang sudah naik, bukan berarti biaya operasional bus sudah tertutupi.
"Tiket naik, bukan berarti nutup. Kan penumpangnya sedikit. Dengan harga tiket baru, perusahaan juga masih nombok. Sebenarnya itu juga masih kurang buat cari untung," kata Jonni.
Jonni mengungkap saat ini perusahaan-perusahaan bus masih menombok untuk menekan harga tiket penumpang.
"Jadi gimana perusahaannya kuat atau enggak. Berani enggak nambahin biaya penyeberangan. Tinggal kuat-kuatan perusahaan mana yang berani dapat untung sedikit, jadi banting harga. Padahal dengan jual harga murah, kadang operasional juga tidak menutup," ungkap Jonni.
Jonni menyebut perusahaan nekat berlaku demikian demi mendapat penumpang dan berupaya terus memutar roda busnya.
"Kalau enggak begitu, enggak ada yang naik bus," pungkas Jonni.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/06/11454421/sebulan-kenaikan-harga-bbm-po-bus-tiket-naik-tapi-masih-nombok