Salin Artikel

40 Persen Pasien Gangguan Ginjal Akut Misterius di Jakarta Keluhkan Gejala Masalah Pencernaan

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 40 persen dari 49 pasien gangguan ginjal akut misterius pada anak di DKI Jakarta mengalami gejala masalah di saluran pencernaan.

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan pasien yang dirawat cenderung mengeluhkan beberapa gejala di sistem pencernaan termasuk nyeri perut, mual, muntah, hingga diare.

"Banyak juga yang mengeluhkan double (gejala) atau hanya batuk, pilek, dan demam. General banget gejalanya," sebut Ngabila melalui live Instagram @dinkesdki, Selasa (18/10/2022).

Di sisi lain, Ngabila menyampaikan ada tanda yang harus diwaspadai orangtua terkait penyakit itu.

Salah satunya bisa dilihat dari frekuensi anak buang air kecil lebih jarang, hanya sedikit urine yang keluar, dan warna urine pekat.

"Saya rasa kalau sudah bengkak badan, penurunan kesadaran itu sudah terlambat," imbuh dia.

Para orangtua juga diminta untuk memperhatikan apabila anaknya mengalami gejala yang terindikasi gangguan ginjal akut misterius.

Dengan begitu, anak bisa ditangani lebih cepat di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat seperti puskesmas dan rumah sakit.

"Intinya jangan ragu, ketika anak kita menunjukkan tidak ada tanda-tanda perbaikan langsung bawa ke puskesmas," tutur Ngabila.

Nantinya, lanjut dia, puskesmas bisa memeriksa anak dan mendiagnosis melalui berbagai pemeriksaan termasuk Covid-19, demam berdarah dengue, ataupun tifus.

Sebagai informasi, gangguan ginjal akut misterius pada anak adalah terganggunya fungsi ginjal yang berlangsung singkat.

"Artinya bisa hitungan hari atau sampai 14 hari. Ketika gagal ginjal kronis, biasanya bisa 2-4 minggu," kata Ngabila.

Namun, penyakit yang sudah menyerang setidaknya 150 anak per Januari-Oktober 2022 di Indonesia ini masih belum diketahui penyebab pastinya.

Adapun hingga Selasa pagi, Dinkes DKI mencatat 49 kasus gangguan ginjal akut misterius dalam periode Januari-Oktober 2022.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/18/13482451/40-persen-pasien-gangguan-ginjal-akut-misterius-di-jakarta-keluhkan

Terkini Lainnya

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke