Salin Artikel

Cerita Kampung Boncos, Permukiman yang Tak Pernah Bebas dari Narkoba

JAKARTA, KOMPAS.com - Terdapat sebuah permukiman di bilangan Jakarta Barat yang sudah dalam beberapa dekade inidikenal sebagai kampung Narkoba.

Permukiman ini dikenal dengan nama Kampung Boncos, yang terletak di Kelurahan Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat.

Berdasarkan arsip harian Kompas, antara tahun 2002 dan 2004, peredaran narkoba di Kampung Boncos seperti pasar.

Baru pada tahun 2005, peredaran narkoba di kampung ini tidak begitu terbuka lagi karena operasi rutin yang terus dilakukan aparat kepolisian.

Walau tidak ada lagi transaksi narkoba secara terang-terangan, nyatanya peredaran narkoba di Kampung Boncos belum benar-benar berhasil diberangus.

Terakhir, Kepolisian Sektor Palmerah kembali menggerebek kampung rawan peredaran narkoba di Kampung Boncos pada Selasa (25/10/2022).

Karena peredaran narkoba sudah menjadi hal yang umum, warga Kampung Boncos sudah terbiasa melihat transaksi dan penggerebekan narkoba di tempat tinggal mereka.

Menurut warga banyak orang dari luar yang masuk ke kampung mereka hanya untuk membeli narkoba jenis sabu.

Tak hanya jual-beli narkoba, nyatanya juga ada beberapa bisnis sampingan yang ikut subur.

Di bulan Oktober ini, polisi menemukan ada pasangan suami istri yang kedapatan jual bong sabu rakitan di kampung itu.

Sejarah Kampung Boncos

Di era dekade 60 hingga 70-an, kampung lebih dikenal dengan sebutan Kirai-Gipang atau Gipang. Kala itu belum ada permukiman di wilayah Kampung Boncos.

Baru saat memasuki tahun 1980-an, daerah ini berubah menjadi lahan kosong yang dijadikan tempat pembuangan berangkal.

Lambat laun, lahan kosong itu lalu diserbu para pemulung besi tua dan sampah daur ulang lainnya hingga menjadi sebuah perkampungan kumuh.

Seiring berjalannya waktu, perkembangan Kota Jakarta semakin memancing pendatang ke ibu kota. Ini berimbas pada Kampung Boncos yang semakin ramai didatangi pendatang dari daerah-daerah lain.

Berdasarkan penuturan tokoh masyarakat di Kampung Boncos Azwar Laware (55) kepada TribunJakarta.com, di awal tahun 2000, semakin banyak warga yang tinggal di wilayah ini.

“Mayoritas orang-orang yang mengontrak di lingkungan itu ialah kuli angkut di Pasar Tanah Abang hingga PSK (pekerja seks komersial). Ada juga warga negara asing, kebanyakan dari Afrika,” ujar Azwar.

Sejalan dengan semakin banyaknya pendatang dengan latar belakang beragam yang tinggal di Kampung Boncos, berbagai jenis narkoba pun mulai masuk ke permukiman ini.

“Dari tahun 2000-an itulah narkoba mulai masuk ke Kampung Boncos.Awalnya hanya ganja yang diperjual-belikan di wilayah ini secara sembunyi-sembunyi,” ujar Azwar yang sudah menetap di Kampung Boncos sejak tahun 1983.

Hingga akhirnya pada tahun 2002, saat heroin mulai populer di Indonesia, Kampung Boncos berubah menjadi lokasi peredaran narkoba secara terang-terangan.

"Itu orang jual beli narkoba sudah seperti jual kambing. Tidak ada malu-malunya, padahal mereka semua pendatang bukan warga asli sini," terang Azwar.

Pernah berusaha ditertibkan

Menurut arsip pemberitaan Kompas Juli 2007, sejak awal 2005 Kampung Boncos menjadi sasaran operasi rutin polisi yang menertibkan "pemain" narkoba.

Penggerebekan besar-besaran dilakukan pada awal dan pertengahan Juni 2005, saat itu polisi menangkap 19 orang yang terdiri dari pengedar, pemakai, kurir, dan bandar narkoba.

Kepada Kompas, Ketua RT 06 RW 03 Kampung Boncos, Sunoto, menuturkan sejak tahun 2002 hingga pertengahan 2007 sudah 17 warga RW 03 yang meninggal dunia akibat penyalahgunaan narkoba.

Salah satunya, Asri, warga Tangerang, justru meninggal di dalam kamar MCK yang dikelola Sunoto.

Kala itu, waktu paling rawan, yang biasa digunakan sekelompok warga di sini, adalah antara pukul 05.00 dan 06.30 serta pukul 18.00 dan 20.00.

Saking parahnya peredaran narkoba di kampung ini, sejumlah warga setempat yang dimotori para ketua RT, tokoh agama, dan polisi terus melakukan penyuluhan dari tahun ke tahun.

Namun, masih saja ada warga yang kucing-kucingan, tetap mengedarkan dan memakai narkoba. Kampung Boncos yang berusaha bersih dari narkoba rupanya tidak pernah benar-benar terbebas dari narkoba.

(Kompas: Pascal Saju, Adhi Kusumaputra/TribunJakarta.com: Dwi Rizki/Kompas.com: Mita Amalia Hapsari)

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/27/05000061/cerita-kampung-boncos-permukiman-yang-tak-pernah-bebas-dari-narkoba

Terkini Lainnya

Warga Keluhkan Minimnya Trotoar di Jaktim, Singgung Kawasan Cikini

Warga Keluhkan Minimnya Trotoar di Jaktim, Singgung Kawasan Cikini

Megapolitan
Ibunya Dimaki, Pemuda di Kebon Jeruk Pukuli Ayah Tiri

Ibunya Dimaki, Pemuda di Kebon Jeruk Pukuli Ayah Tiri

Megapolitan
Air PAM di Koja Asin dan Berminyak, Warga Sebut Keluhan Tak Pernah Ditanggapi

Air PAM di Koja Asin dan Berminyak, Warga Sebut Keluhan Tak Pernah Ditanggapi

Megapolitan
Jalan Terjal Supian Suri Maju Pilkada Depok Saat Berstatus ASN, Dua Kali Dilaporkan ke KASN

Jalan Terjal Supian Suri Maju Pilkada Depok Saat Berstatus ASN, Dua Kali Dilaporkan ke KASN

Megapolitan
Detik-detik Menegangkan Jatuhnya Besi Ribar di Lintasan MRT: Muncul Percikapan Api, Penumpang Panik

Detik-detik Menegangkan Jatuhnya Besi Ribar di Lintasan MRT: Muncul Percikapan Api, Penumpang Panik

Megapolitan
Warganya Terganggu, Ketua RW di Cilincing Usir Paksa 'Debt Collector' yang Mangkal di Wilayahnya

Warganya Terganggu, Ketua RW di Cilincing Usir Paksa "Debt Collector" yang Mangkal di Wilayahnya

Megapolitan
Jatuhnya Besi Ribar di Jalur MRT, Timbulkan Dentuman Keras dan Percikan Api Berujung Penghentian Operasional MRT

Jatuhnya Besi Ribar di Jalur MRT, Timbulkan Dentuman Keras dan Percikan Api Berujung Penghentian Operasional MRT

Megapolitan
BNNP Jakarta Ungkap Penyelundupan Ganja dari Sumut ke Ternate Disamarkan dalam Sandal Wanita

BNNP Jakarta Ungkap Penyelundupan Ganja dari Sumut ke Ternate Disamarkan dalam Sandal Wanita

Megapolitan
Air PAM Asin dan Beminyak, Warga Koja Pakai Air Kemasan untuk Masak dan Minum

Air PAM Asin dan Beminyak, Warga Koja Pakai Air Kemasan untuk Masak dan Minum

Megapolitan
Warga Koja Keluhkan Air PAM di Rumahnya Asin dan Berminyak Lebih dari Seminggu

Warga Koja Keluhkan Air PAM di Rumahnya Asin dan Berminyak Lebih dari Seminggu

Megapolitan
Pemprov DKI Janjikan MRT Tetap Beroperasi Optimal Usai Insiden Jatuhnya Besi Ribar ke Lintasan

Pemprov DKI Janjikan MRT Tetap Beroperasi Optimal Usai Insiden Jatuhnya Besi Ribar ke Lintasan

Megapolitan
Munculnya Foto Duet Budi Djiwandono-Kaesang untuk Pilkada Jakarta, Babak Lanjut Koalisi Jokowi-Prabowo?

Munculnya Foto Duet Budi Djiwandono-Kaesang untuk Pilkada Jakarta, Babak Lanjut Koalisi Jokowi-Prabowo?

Megapolitan
Saat PSI dan Gerindra Buka Suara soal Isu Kaesang Maju Pilkada DKI, Duet dengan Keponakan Prabowo

Saat PSI dan Gerindra Buka Suara soal Isu Kaesang Maju Pilkada DKI, Duet dengan Keponakan Prabowo

Megapolitan
Besi Ribar Jatuh ke Lintasan MRT, Pihak Kontraktor Sebut akibat Induksi Elektromagnetik

Besi Ribar Jatuh ke Lintasan MRT, Pihak Kontraktor Sebut akibat Induksi Elektromagnetik

Megapolitan
Perbaikan Lintasan Rampung, MRT Jakarta Kembali Beroperasi Hari Ini

Perbaikan Lintasan Rampung, MRT Jakarta Kembali Beroperasi Hari Ini

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke