Salin Artikel

"Jangan Sampai Ada Korban Lagi, Sudah Cukup sampai di Anak Kami Saja…"

JAKARTA, KOMPAS.com - Romlah (33), ibunda pasien Fatimah Az-Zahratullah, berharap tak ada lagi kasus gagal ginjal akut seperti yang dialami anaknya. Sebab, penyakit itu telah merenggut nyawa putrinya yang masih berusia 7 tahun.

“Harapannya sudah cukup sampai di sini jangan sampai ada korban lagi anak kecil. Sudah cukup sampai di anak kami saja,” ujar Romlah saat ditemui Kompas.com di kediamannya di Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (26/10/2022).

Romlah beserta suaminya, Muhamad Rifai (35), tak menyangka akan kehilangan sang buah hati. Keduanya baru saja pulang dari makam Caca, panggilan akrab Fatimah Az-Zahratullah ketika menceritakan perjuangan anaknya melawan gagal ginjal akut.

Caca sempat mengalami demam hingga gangguan pencernaan seperti nyeri perut dan muntah pada 1 September 2022.

“Awalnya demam, dikerokin sama dikasih obat warung. Besoknya masih demam saya bawa ke klinik didiagnosa di sana cuma selulitis karena timbul merah di kaki sebelah kanan,” kata Rifai.

Caca, lanjut dia, diberikan obat antibiotik, puyer dan paracetamol sirup oleh dokter. Namun, kondisi kesehatan anak kedua dari empat bersaudara itu tak kunjung membaik. Akhirnya, Rifai kembali membawa anaknya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilincing.

“Saya pulang kerja hampir jam 01.00 WIB, saya bawa ke IGD RSUD Cilincing. Diperiksa perutnya juga enggak kenapa-kenapa cuman dikasih obat, vitamin sirup dan nyeri semuanya serba sirup,” jelasnya.

Caca pun dibawa pulang, dan kembali merasakan nyeri di bagian perutnya. Tak lama, ia dirujuk ke RS Pekerja, dan dirawat inap sejak tanggal 5 September 2022 hingga 10 September 2022.

Di rumah sakit, intensitas buang air kecil maupun jumlah urinenya jauh lebih sedikit dibandingkan biasanya. Caca juga dipasangi kateter untuk memudahkannya buang air kecil.

“Kamis (8/9/2022) pagi infusannya diganti sementara dengan obat. Malam jumatnya saya dipanggil ke meja perawat dikasih tahu kalau fungsi ginjal anak saya menurun,” ucap Rifai.

Lantaran tubuh Caca mulai tampak membengkak, rumah sakit pun menyarankan agar ia dibawa ke rumah sakit yang lebih besar dengan fasilitas memadai yakni Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

“Kalau pihak RS enggak bisa menanganin karena enggak ada alat cuci darah anak, makanya butuh RS grade A dikasih saran ke RSCM karena di sana komplet,” paparnya.

Selama di RSCM, lanjut Rifai, anaknya sudah mulai kehilangan kesadaran dan ditangani di ruang pediatric intensive care unit (PICU).

Caca sempat menjalani cuci darah selama tiga kali sebelum mengembuskan napas terakhirnya pada 17 September 2022 lalu.

Di satu sisi, salah seorang anak di Cilincing juga diketahui meninggal dunia usai mengidap gagal ginjal akut misterius.

Fatimah Az Zahra (6), mulanya mengalami demam pada 20 September 2022. Dikatakan sang ayah, Hasan Basri (38), Fatimah, sempat diberikan obat warung penurun demam, namun kondisinya tak kunjung membaik.

Hasan membawa putri kecilnya itu ke klinik. Dokter kemudian meresepkan tiga jenis obat sirup, untuk mengatasi gejala yang dialami Fatimah.

"Kami bawa ke klinik Dompet Dhuafa, terus dikasih obat. Obatnya seperti biasa, kalau anak kecil kan sirup cair, ada tiga macam kalau enggak salah," ungkap Hasan.

Tak menunggu waktu lebih lama, Hasan dan istrinya, Novita (35) membawa anak mereka ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilincing guna menjalani perawatan sekitar tanggal 27 September 2022.

"Setelah satu minggu, Selasa depannya (27 September) kami bawa ke RSUD Cilincing. Di RSUD Cilincing masuk UGD rawat inap, cuma waktu itu dugaannya usus buntu," terangnya.

Setelah didiagnosis usus buntu, pihak rumah sakit menyarankan untuk operasi. Ia pun menyetujui tindakan tersebut.

Kendati sempat menjalani prosedur operasi, Fatimah dinyatakan menderita gagal ginjal akut. Sebab, dia memiliki masalah infeksi saluran kencing, yang mana tak bisa mengeluarkan urine sehingga langsung dirawat secara intensif di ruang ICU.

"Di ruang ICU itu hari Sabtunya, (1 Oktober 2022) siang dia udah enggak sadar, kesadarannya semakin memburuk sampai dia hilang kesadaran hingga siang," sebutnya.

Dari RSUD Cilincing, Fatimah pun dirujuk ke RSUD Pasar Rebo. Akan tetapi, pada 3 Oktober 2022 dia dinyatakan meninggal dunia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/27/06593691/jangan-sampai-ada-korban-lagi-sudah-cukup-sampai-di-anak-kami-saja

Terkini Lainnya

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke