Salin Artikel

Saat Aksi Demo 411 Disejukkan Lantunan Ayat Suci Pasukan Basmalah...

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah massa yang mengenakan pakaian muslim tampak berkumpul di depan Patung Kuda atau Patung Arjuna Wijaya, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (4/11/2022).

Sejumlah massa juga membawa beberapa bendara, poster dan spanduk yang masing-masing terdapat tulisan berbeda.

Tulisan itu umumnya bernada protes dan tuntutan terhadap pemerintah.

Massa itu merupakan gabungan dari organisasi masyarakat (ormas) Islam yang mengatasnamakan Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR).

Unjuk rasa mereka itu bertajuk "Aksi 411".

Pada pukul 14.00 WIB, sebagian massa aksi GNPR kembali berdatangan ke kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat. Mereka melakukan 'long march" dari Istiqlal.

"Allahuakbar...Allahuakbar...Allahuakbar," teriak massa aksi sambil jalan.

Massa aksi dari GNPR itu berkumpul, tepatnya di depan Gedung PT Indosat. Mereka kemudian melantunkan sholawat dan ayat suci Al Quran.

Tampak dua mobil komando berada di tengah massa aksi. Beberapa bendera dan spanduk dibentangkan oleh massa aksi.

Hingga pukul 14.37 WIB, massa aksi belum melakukan penyampaian pendapatnya. Mereka tampak masih melantunkan ayat suci Al-Quran.

Protes harga BBM

Tak lama, orasi dari massa aksi itu dimulai. Mereka menyuarakan beberapa tuntutan antara lain meminta harga bahan bakar minyak (BBM) dan bahan pokok diturunkan, serta mendesak keadilan hukum ditegakkan.

Namun orasi itu kemudian dijeda karena memasuki watku shalat ashar. Para massa aksi itu kemudian menggelar shalat ashar berjamaah di lokasi unjuk rasa.

Mereka beribadah beralas tikar yang mereka beli dari beberapa pedagang di lokasi demo. Shalat ashar berjamaah itu dipimpin oleh menantu eks ketua Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, Hanif Al Athos.

Usai beribadah, massa masih mengibarkan bendera dan membentangkan spanduk bertulisan aksi protes kepada pemerintah.

Pada orasi itu, massa aksi juga menyuarakan protes kepada pemerintah khususnya Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mereka meminta Jokowi mundur dari jabatannya.

Tuntutan itu juga disuarakan massa aksi melalui spanduk dan poster yang mereka bawa.

Ruslan Buton hadir

Di tengah aksi demo tersebut, tampak seorang pria yang menggunakan kemeja cokelat menjadi perhatian massa. Massa aksi tersebut datang silih berganti meminta swafoto kepada pria itu.

Pria itu adalah Ruslan Buton. Ia merupakan pecatan TNI yang pernah meminta Presiden Joko Widodo legowo untuk mundur di tengah pandemi Covid-19.

Terlihat Ruslan membawa bambu runcing yang diikatkan bendera merah putih dan mengikuti aksi penyampaian pendapat.

"Sebagai anak bangsa yang cinta tanah air yang peduli dengan bangsanya yang tidak ingin bangsanya terjajah, pasti akan merasa terpanggil untuk hadir di sini," ujar Ruslan di lokasi.

Ruslan mengatakan kedatangannya di tengah aksi unjuk rasa itu bukan karena mendapatkan undangan khusus, melainkan inisiatif pribadi untuk memprotes kebijakan pemerintah.

"Tidak ada undangan khusus, hanya kita tahu bahwa 411 sebuah momentum perjuangan rakyat menegakan keadilan, perjuangan melawan kezaliman, menegakan keadilan," kata Ruslan.

Ruslan ditangkap polisi pada 2020 lalu karena menyuarakan Presiden Joko Widodo legowo untuk mundur di tengah pandemi Covid-19.

Video yang berisi suara Ruslan yang meminta Jokowi legowo untuk mundur sempat viral di media sosial.

Ruslan ditangkap di Jalan Poros, Pasar Wajo Wasuba Dusun Lacupea, Desa Wabula 1, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.

Dari hasil pemeriksaan, pelaku mengaku rekaman suara yang meminta Presiden Jokowi mundur itu adalah benar suaranya sendiri.

Adapun Ruslan merupakan mantan perwira menengah di Yonif RK 732/Banau dengan pangkat terakhirnya Kapten Infanteri.

Ketika menjabat sebagai Komandan Kompi sekaligus Komandan Pos Satgas SSK III Yonif RK 732/Banau, Ruslan terlibat dalam kasus pembunuhan La Gode pada 27 Oktober 2017.

Pengadilan Militer Ambon memutuskan hukuman 1 tahun 10 bulan penjara dan pemecatan dari anggota TNI AD kepada Ruslan pada 6 Juni 2018 lalu.

Pada sekitar pukul 17.06 WIB, tampak terjadi keributan terjadi di tengah aksi unjuk rasa yang sedang berjalan. Satu orang yang diduga provokator diamankan oleh laskar dari massa aksi.

Orang yang diamankan itu sebelumnya diduga cekcok dengan massa aksi yang menyampaikan pendapat.

Seorang pria itu orang itu langsung diamankan oleh laskar dari massa aksi yang mengenakan pakaian putih.

Seseorang yang diduga provokator itu lalu dibawa untuk menghindari massa aksi yang mulai memanas.

Namun, keributan itu dapat diredam setelah orator dari atas mobil komando mengingatkan massa.

"Hati-hati provokasi," kata orator dari atas mobil komando.

Bertahan meski hujan

Pada pukul 17.24 WIB, hujan yang mengguyur kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat tak menyurutkan semangat massa aksi untuk tetap menyuarakan pendapat mereka.

Massa aksi tetap bertahan untuk menyuarakan pendapat mereka di tengah guyuran hujan. Mereka masih berkumpul mengelilingi satu mobil komando. Mereka berdiri dengan mengenakan jas hujan.

Ada juga massa yang berteduh di bawah spanduk yang mereka bawa.

"Takbir, takbir," teriak orator dari mobil komando.

Teriakan orator disambut oleh massa aksi yang berada di bawah mobil komando.

"Allahuakbar, allahuakbar," teriak massa aksi.

Aksi tersebut berlangsung hingga memasuki azan magrib. Mereka kemudian kembali menggelar shalat berjamaah di lokasi demo.

Pasukan Basmalah

Waktu azan magrib itu sebelumnya diingatkan oleh Pasukan Basmalah dan Asmaul Husna. Pasukan itu merupakan anggota polisi Polda Metro Jaya yang hadir di tengah aksi unjuk rasa 411 sebagai "penyejuk" saat demo memanas.

Pasukan Basmalah dan Asmaul Husna itu mendirikan tenda dan pengeras suara di dalam gedung Indosat, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Seperti biasanya, para Pasukan Basmalah itu juga mengenakan peci putih dan sorban. Mereka berada di bawah tenda.

Pasukan itu sebelumnya juga mengingatkan massa aksi saat memasuki waktu shalat ashar.

"Saat ini wilayah Jakarta memasuki waktu Ashar," kata salah satu pasukan Basmalah melalui pengeras suara.

Pasukan Basmalah ini sebelum aksi unjuk rasa dimulai juga melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran yang diikuti oleh massa aksi.

Hingga aksi demonstrasi selesai, Pasukan Basmalah dan Asmaul Husna juga melantunkan asmaul husna mengiringi bubarnya massa aksi untuk kembali ke rumah masing-masing.

Tentang pasukan basmalah

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan, bahwa pasukan tersebut sudah sejak lama dibentuk oleh kepolisian. Mereka memiliki peranan penting dalam menjaga kondusifitas setiap aksi demonstrasi.

"Pasukan ini sebetulnya sudah lama ini, cuma sekarang kami optimalkan kembali," ujar Fadil dalam keterangannya, dikutip Selasa (27/9/2022).

Fadil bercerita, asal nama pasukan tersebut diambil dari nama-nama Allah yang dalam ajaran Islam disebut Asmaul Husna.

Pasukan khusus itu.bertugas untuk memanjatkan doa, dan melantunkan sholawat serta nama-nama Allah dalam ajaran Islam selama unjuk rasa berlangsung.

Lantunan Asmaul Husna dan sholawat yang dilantunkan para pasukan khusus diharapkan bisa dipahami setiap makna-maknanya, baik oleh pasukan pengamanan maupun para demonstran.

Dengan begitu, lanjut Fadil, aksi demonstrasi bisa berjalan dengan tertib dan lancar tanpa ada tindakan-tindakan anarkis.

"Supaya suasananya menjadi tenang, suasananya menjadi adem, bahwa polisi mengawal, melayani unjuk rasa ini dengan kasih sayang," ungkap Fadil.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/05/11350171/saat-aksi-demo-411-disejukkan-lantunan-ayat-suci-pasukan-basmalah

Terkini Lainnya

Menggantungkan Hidup dari Recehan Pengunjung Minimarket...

Menggantungkan Hidup dari Recehan Pengunjung Minimarket...

Megapolitan
Membaca Kans Ahok Maju Pilkada 2024 hingga Dianggap Patut Diperhitungkan Lawan

Membaca Kans Ahok Maju Pilkada 2024 hingga Dianggap Patut Diperhitungkan Lawan

Megapolitan
PDI-P Usung Sekda Supian Suri Jadi Bakal Calon Wali Kota Depok

PDI-P Usung Sekda Supian Suri Jadi Bakal Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Antisipasi Kebakaran Meluas, Wali Kota Jaksel Imbau Warga Punya APAR di Rumah

Antisipasi Kebakaran Meluas, Wali Kota Jaksel Imbau Warga Punya APAR di Rumah

Megapolitan
Warga Temukan Granat Aktif Tertutup Coran Semen di Area Pemancingan Dekat Ancol

Warga Temukan Granat Aktif Tertutup Coran Semen di Area Pemancingan Dekat Ancol

Megapolitan
Truk Trailer Tabrak Pengendara Motor di Koja, Korban Terluka di Paha

Truk Trailer Tabrak Pengendara Motor di Koja, Korban Terluka di Paha

Megapolitan
Tak Ada Bukti dan Korban, Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Tak Diusut Polisi

Tak Ada Bukti dan Korban, Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Tak Diusut Polisi

Megapolitan
Atasi Masalah Sampah, Pemkot Jaksel Bakal Bangun TPS 3R di Lokbin Pasar Minggu

Atasi Masalah Sampah, Pemkot Jaksel Bakal Bangun TPS 3R di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 14 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 14 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Tukang Soto Terlibat Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang karena Tak Boleh Utang Rokok

Tukang Soto Terlibat Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang karena Tak Boleh Utang Rokok

Megapolitan
Tukang Soto Juga Jadi Tersangka Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang

Tukang Soto Juga Jadi Tersangka Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke