Salin Artikel

Kisah Menara Syahbandar, Menara Miring yang Pernah Jadi Pintu Masuk Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com - Dulu, sebelum dipindah ke Monumen Nasional (Monas), menara setinggi 18 meter di Pelabuhan Sunda Kelapa pernah menjadi titik nol Kota Jakarta.

Menara ini bernama Menara Syahbandar, yang sejak ratusan tahun lalu hingga saat ini masih berdiri kokoh di tempat yang sama.

Di masa sekarang, alamat Menara Syahbandar terletak di Jalan Pasar Ikan Nomor 1, Penjaringan, Jakarta Utara.

Menara Syahbandar pernah menjadi bangunan penting pada masa lalu. Tingginya yang mencapai 18 meter sempat menjadikannya bangunan tertinggi di Batavia.

Keberadaannya Menara Syahbandar pun sangat menentukan keluar masuk kapal di gerbang Kota Batavia.

Selain menara yang memiliki dimensi panjang 10 meter dan lebar 5 meter ini, ada bangunan lain di sekitarnya, yakni kantor kepabeanan, gudang navigasi, dan kantor perdagangan. Bangunan-bangunan ini masih berdiri hingga kini.

Sejarah Menara Syahbandar

Menara itu berdiri di bekas Bastion (benteng) Culemborg, benteng yang dibangun Gubernur Jenderal Antolo van Dieman, seiring pembangunan tembok kota Batavia sekitar tahun 1645. Nama Culemborg merujuk tempat kelahiran Dieman.

Pada zaman VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) pada 1619-1799, sebagaimana ditulis dalam Ensiklopedi Jakarta, sekelompok kecil tentara ditempatkan di pos ini untuk mengawasi pintu masuk kota dari laut (Staad-Waterpoort).

Kepada Kompas.com, pemandu perjalanan Komunitas Jelajah Budaya di kawasan Kota Tua Jakarta, Maruri, menyebutkan awalnya Menara Syahbandar adalah bagian dari Benteng Culemborg yang dihancurkan oleh Gubernur Jenderal Daendels pada tahun 1808.

Benteng Culemborg dihancurkan pada saat perang melawan pasukan Jayakarta. Menara pengawas itu persis dalam lingkungan benteng tersebut.

Kemudian pada tahun 1838, didirikan Menara Syahbandar sebagai fungsi menara pemantau, atau dalam Bahasa Belanda disebut De Uitkjik Post, sekaligus kantor pabean (pajak ekspor-impor).

Menara miring

Menara Syahbandar terongrong penurunan muka tanah dan getaran lalu lintas kendaraan berat di Jalan Pakin. Kondisi ini membuat Menara Syahbandar terlihat mirik bak Menara Pisa di Italia.

Berdasarkan arsip harian Kompas, hasil penelitian struktur bangunan oleh pengelola Museum Bahari-Menara Syahbandar yang bekerja sama dengan CV Lenggo Geni pada 2002, menunjukkan, menara ini miring 2,5 derajat ke arah selatan.

Untungnya bangunan Menara Syahbandar sendiri cukup terawat dengan tangga kayu jati yang kokoh serta cat yang baru. Bagian luar dan dalamnya pun bersih.Kayu-kayu jati penyusun tangga, lantai tiga, dan titik pantau masih tampak kokoh.

Lewat jendela-jendela pantau, pengunjung bisa memandang deretan perahu di Pelabuhan Sunda Kelapa dan Museum Bahari di utara, Kafe VOC Galangan di selatan yang dulunya galangan kapal VOC, serta pemandangan Jalan Pakin di barat dan Jalan Krapu di timur.

Tugu prasasti

Pada 7 Juli 1977, Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin menandatangani prasasti yang menandai Kilometer nol Jakarta.

Penandatanganan itu bersamaan dengan peresmian Museum Bahari, beberapa meter di sebelah utara Menara Syahbandar.

Sejak 1976, Museum Bahari dan bangunan di sekitarnya termasuk Menara Syahbandar diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Tugu prasasti dibangun di pelataran di antara menara dan gedung bekas kantor administrasi pelabuhan. Barulah pada 1980, titik kilometer nol Jakarta dipindahkan ke Monas.

Menurut hasil registrasi ulang pada 2011-2012, Museum Bahari memiliki 768 koleksi kebaharian. Sebanyak 200 benda adalah benda asli dan sisanya merupakan replika atau miniatur.

Museum ini sempat tergenang saat banjir melanda Jakarta awal 2013. Halaman, ruang pajang, dan sejumlah koleksi perahu terendam.

Sama seperti Museum Bahari, Menara Syahbandar yang sudah melewati masa kejayaanya kini juga berubah fungsi menjadi lokasi rekreasi sejarah.

Menara ini sudah tak lagi menjadi yang tertinggi atau terkokoh. Meski begitu, dari jendelanya, kita bisa memandang gedung-gedung pencakar langit yang menjulang dari Jakarta nan modern.

(Kompas.com: Silvita Agmasari | Kompas: Muhammad Kurniawan)

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/17/04450031/kisah-menara-syahbandar-menara-miring-yang-pernah-jadi-pintu-masuk

Terkini Lainnya

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Megapolitan
Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke