JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Jakarta Billy Haryanto mengaku khawatir stok beras milik Bulog tak akan cukup memenuhi permintaan masyarakat hingga akhir tahun.
Menurut Billy, stok beras milik Bulog saat ini sekitar 500.000- 600.000 ton, sementara harga beras medium yang dibanderol Bulog cukup tinggi.
"Biasanya kan (harga beras dari bulog) Rp 8.300 per kilogram, terus naik lagi jadi Rp 8.800 per kilogram, terakhir Rp 9.700 per kilogram. Berarti kan ini artinya produksinya yang kurang," ujar Billy saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/11/2022).
Jika kekurangan ini tak segera diantisipasi, maka tak menutup kemungkinan bahwa Indonesia akan mengalami krisis pangan hingga panen raya.
Terlebih, menjelang akhir tahun, Indonesia selalu memasuki masa paceklik.
"(Panen raya) itu bulan dua atau bulan Februari. Bulan satu memang ada panen, tetapi sedikit. Jadi, Kementan jangan bilang surplus. Beras enggak boleh dipolitisasi. Masalah perut," ucap Benny.
Sebagai langkah pencegahan krisis pangan, Benny menuturkan agar program bantuan pangan non-tunai (BPNT) milik Kemensos untuk sementara waktu diganti menjadi uang tunai.
Jika BPNT tetap dijalankan dalam bantuan beras, maka dikhawatirkan stok beras Indonesia akan habis.
"Sekarang BPNT itu kan biasanya beras. (BPNT) biasanya disalurkan sebanyak 650.000 ton. Nah, barangnya saja enggak ada sampai segitu, bisa krisis," tegas Benny.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/18/16472391/perpadi-khawatir-stok-beras-tak-akan-cukup-sampai-akhir-tahun