JAKARTA, KOMPAS.com - Jemarinya gemulai memegang kuas lukis, mewarnai sudut kolong Tol Jakarta-Tangerang yang berdebu.
Jaelani, bersama sejumlah rekan sesama anggota Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Tanjung Duren, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, terlihat sibuk mengurus dinding-dinding di pinggir jalan.
Jaelani menceritakan kegiatan ini merupakan sebuah upaya mempercantik sejumlah sudut yang sering dilihat masyarakat.
"Kami bikin mural dalam rangka bikin bagus Jakarta. Disuruh pak lurah. Karena kadang-kadang, tembok dicoret-coret orang. Nah, kalau dimural kan jadi enggak dicoret," ungkap Jaelani.
Bermodal cat minyak, Jaelani dan timnya melukis berbagai karakter dan ikon Kota Jakarta.
"Bareng Wahyudi, Didin, dan Huda, kami bikin gambar Museum Sejarah Jakarta, gambar logo DKI, logo Wali Kota Jakbar, sama gambar Jakarta tempo dulu. Temanya berbau Jakarta, yang milih gambar itu bareng-bareng sama pak lurah," kata Jaelani.
Menurut dia, sejumlah titik di Tanjung Duren ditargetkan sudah lebih berwarna hingga 3 bulan ke depan.
Memang, Jaelani diberi waktu singkat untuk menjadi pelukis dan pemural dadakan. Meski kegiatan ini baru pertama kali dilakukannya, namun hasil lukisan di dinding jalanan terlihat bak dilukis pemural profesional.
"Kami baru pertama kali melukis kayak gini. Kami enggak jago gambar sih, tapi kami memang suka melukis, bisa dikit ngegambar. Rasanya lumayan susah, lumayan berat juga. Tapi kerja tim kan bareng-bareng, yang susah, pasti bisa," ungkap Jaelani.
Tidak heran jika tugas barunya ini cukup berat baginya. Sebab, tangan Jaelani sudah lebih terbiasa memegang pacul dan tanah sejak bertahun-tahun lamanya.
Sehari-hari, meja kerja pria 40 tahun itu adalah saluran-saluran drainase di permukiman yang mampet.
"Saya ini tim teknis, jadi kalau ada saluran mampet, lahan rusak, itu saya. Kadang juga menanam tanaman, itu saya," ungkap dia.
Di sisi lain, Jaelani merasakan kesenangan bisa mengerjakan hal baru dengan warna, dibandingkan bermain dengan selokan yang biasanya berwarna hitam.
"Seger sih ngerjain hal baru. Tapi melukis ini lumayan ada tantangan. Tantangannya mikirin supaya tembok ini biar enggak dicoret-coret lagi," kata dia.
"Mending melukis apa bersihkan saluran? Sama aja. Kalau harus milih, melukis boleh-boleh saja," ujar Jaelani bergurau.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/30/06482481/kisah-jaelani-petugas-ppsu-yang-lukis-kolong-tol-di-jakarta-barat