Salin Artikel

Cikal-Bakal Kampung Bahari Jadi Sarang Narkoba, Berawal dari Tempat ABK "Nyimeng"

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya penegakan hukum terhadap peredaran narkoba di Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, tak kunjung membuahkan hasil.

Berdasarkan catatan Kompas.com sedikitnya sudah enam kali polisi melakukan penggerebekan kasus penyalahgunaan narkoba di Kampung Bahari sepanjang tahun ini.

Setiap kali pihak berwajib melakukan penggerebekan di permukiman yang berlokasi persis di pinggir rel kereta api tersebut, selalu ada bandar, pengedar, dan pemakai yang ditangkap.

Belasan hingga ribuan gram alat bukti narkoba disita polisi. Namun, kasus penyalahgunaan narkoba di wilayah ini tak kunjung berhenti.

Stigma "kampung narkoba" yang melekat pada Kampung Bahari berdamak negatif terhadap para warga yang berdomisili di Kampung Bahari maupun sekitarnya.

Kompas.com mendapatkan cerita dari Andi (bukan nama sebenarnya), seorang warga Kampung Bahari.

Ia menuturkan kalau ada warga yang gagal menjalani rangkaian seleksi karyawan di perusahaan karena beralamat di Kampung Bahari.

"Karena viral narkoba itulah jadi mungkin kalau ada warga yang ngelamar, terus PT pada tahu warga Kampung Bahari, pasti enggak dipakai, pasti ditolak," tutur Andi.

Tak hanya itu, stigma kampung narkoba itu nyatanya juga membuat warga Kampung Bahari ditolak saat memesan ojek online (ojol). Andi berujar, mereka tidak bisa memesan jasa ojol di atas pukul 21.00 WIB.

Pasalnya, para pengemudi disebut takut ditodong oleh warga sekitar. Sebagai warga, Andi mengatakan, kondisi itu sangat merugikan mereka saat membutuhkan ojol di malam hari.

"Ya itu karena mereka tahu di situ rawan di Kampung Bahari," ucap Andi.

Cikal-bakal "kampung narkoba"

Penggerebekan berulang oleh aparat kepolisian di Kampung Bahari memicu pertanyaan, sejak kapan kampung tersebut menjadi sarang peredaran narkoba?

Berdasarkan penelusuran arsip harian Kompas, Kampung Bahari mulai muncul dalam laporan pemberitaan Kompas sejak tahun 1996.

Namun, pemberitaan tersebut berisi tentang warga yang rumahnya tergusur oleh Pemprov DKI Jakarta. Adapun informasi tentang kejahatan narkoba di Kampung Bahari pertama kali muncul pada 8 November 2013.

Polisi menangkap dua orang pengedar narkoba jenis ganja berinisial JN (48) dan HR (31) yang merupakan warga Kampung Bahari (Kompas, 9/11/2013).

Mereka mengaku biasa menjual ke anak buah kapal (ABK), nelayan, atau kuli angkut harian di kawasan Tanjung Priok.

Transaksi narkoba dilakukan di Kampung Bahari. Acap kali juga ganja atau "cimeng" yang dibeli dari Kampung Bahari langsung dihisap penggunannya di tempat.

Para pengedar mendapat pasokan dari sejumlah daerah, seperti dari Pulau Sumatera dan Cianjur, Jawa Barat.

Penangkapan dua warga Kampung Bahari itu bisa menjadi jalan masuk bagi polisi mulai menyadari munculnya sarang baru peredaran narkoba di Jakarta.

Satu tahun kemudian, yakni pada 8 November 2014, polisi pertama kali menggerebek Kampung Bahari. Polisi menangkap 36 orang serta menyita 300 gram sabu, 500 butir ekstasi, dan 2 kilogram ganja.

Jika penangkapan JN dan HR dihitung sebagai cikal-bakal Kampung Bahari menjadi "kampung narkoba", maka Kampung Bahari sudah terhitung menjadi sarang narkoba dalam delapan tahun.

Seorang pengurus RT mengatakan tak usah kaget jika saat melintas di Kampung Bahari ada yang bertanya hal-hal di luar dugaan.

"Jangan heran kalau ada warga yang iseng tanya, 'sudah ambil (beli narkoba)?',” ujarnya.

Bagi dia, peredaran narkoba di kampungnya sudah telanjur kuat dan mengakar. Warga bahkan hidup dan menjadikan narkoba sebagai mata pencarian.

Dengan kondisi seperti ini, lantas kapankah Kampung Bahari bisa terbebas dari narkoba?

(Kompas.com: Zintan Prihatini | Kompas: Stefanus Ato, Mukhamad Kurniawan)

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/12/17/06000091/cikal-bakal-kampung-bahari-jadi-sarang-narkoba-berawal-dari-tempat-abk

Terkini Lainnya

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke