Salin Artikel

Puluhan Ton Garam Ditabur di Langit untuk Cegah Hujan Ekstrem, BRIN Beberkan Prosesnya

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menaburkan puluhan ton garam untuk mencegah hujan turun saat cuaca ekstrem. Lantas, bagaimana hal itu bisa bekerja?

Koordinator Laboratorium Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) BRIN, Budi Harsoyo mengatakan proses penaburan bahan semai berupa garam itu merupakan bagian dari upaya Teknologi Modifikasi Cuaca.

"Teknologi Modifikasi Cuaca pada prinsipnya adalah menginjeksikan bahan semai berupa garam (NaCl) ke dalam awan, yang bertujuan untuk menambah inti kondensasi di dalam awan," ujar Budi kepada Kompas.com, Selasa (3/1/2023).

Budi menjelaskan, awan adalah kumpulan butir-butir uap air yang ada di atmosfer.

Awan-awan tersebut akan menjadi hujan apabila bertemu dengan aerosol. Aerosol merupakan partikel debu yang melayang-layang di atmosfer.

Aerosol ini secara alami bersumber dari garam-garam yang berasal dari penguapan air laut, polutan asap pabrik, asap kendaraan dan lain sebagainya.

Nah, aerosol ini dalam proses hujan berfungsi sebagai inti kondensasi.

"Saat aerosol dalam fase padat ini kemudian bertemu dengan awan yang berisikan butir-butir uap air atau fase cair, maka terjadilah proses fisika tumbukan (collision) dan penggabungan (coalescence)," jelas Budi.

Butir-butir air tersebut saling bertumbukan, kemudian saling bergabung sehingga ukuran butirnya makin lama makin membesar.

Saat berat jenisnya lebih berat daripada gravitasi, maka butir-butir itu akan jatuh menjadi tetes-tetes hujan.

"Nah, dengan proses TMC itu, petugas berupaya untuk menginjeksikan atau menaburkan bahan semai berupa garam ke dalam awan, hujan bisa berlangsung lebih awal dan lebih cepat terjadi.

"Untuk operasi TMC saat ini, hujan kami fokuskan untuk dapat terkonsentrasi jatuh di wilayah perairan laut, sehingga dapat mengurangi potensi banjir di wilayah daratan," jelas Budi.

Adapun, aktivitas penaburan garam ini dilakukan sejak tanggal 26 Desember 2022-2 Januari 2022.

Puluhan ton garam itu disemai menggunakan dua pesawat yaitu Pesawat Cassa 212 dan CN 295 dari Skadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang.

Penaburan puluhan ton garam ini dilakukan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Jawa Barat dan sekitarnya.

Puluhan ton garam itu merupakan bahan penyemaian yang digunakan oleh BRIN untuk mencegah terjadinya cuaca ekstrem di lingkungan masyarakat.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, puluhan ton garam tersebut ditabur di langit wilayah agar pertumbuhan awan-awan yang membawa hujan tidak turun di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat.

"Garam-garam disebar dengan teknik penyebaran yang dilakukan secara manual pada koordinat yang telah ditentukan. Dengan begitu, hujan diturunkan di wilayah laut sehingga tidak sempat masuk daratan," jelasnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/03/21370511/puluhan-ton-garam-ditabur-di-langit-untuk-cegah-hujan-ekstrem-brin

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke