DEPOK, KOMPAS.com - Seorang ayah berinisial YW (42) yang menyandera anak perempuannya berinsial R (3), dikenal sering bikin onar di lingkungan RT 004 RW 024, Sukamaju, Cilodong, Depok.
Warga setempat menyebut YW sering bikin onar karena dilatarbelakangi gangguan kejiwaan.
"Iya betul memang suka bikin ulah, stres lah," kata Ketua RW setempat, Sukartono, di lokasi, Rabu (11/1/2023).
Sukartono menceritakan, sebelum penyanderaan R terjadi, YW sempat membuat kegaduhan terhadap tetangganya.
Bahkan, kata Sukartono, siapa pun yang lewat depan rumah YW pasti diserang.
"Banyak yang sudah diancam warga saya, tapi enggak ada yang terluka. Dia (YM) ngancam terus siapa yang lewat situ," ujar Sukartono.
Selain itu, Sukartono mengaku pernah mendapatkan laporan warga bahwa ada dua santri ditampar YW tanpa alasan jelas.
"Kemarin, ada dua santri ditabok dan dipukul. Kemudian ustadnya laporan," ujarnya.
Senada dengan Sukartono, warga bernama Zulfikri mengatakan bahwa YM sudah sering melakukan tindak kekerasan kepada warga sekitar.
"Bapaknya (YM) suka nampol-nampolin (memukul) orang di sini," kata dia.
Berdasar hal itu, kata Zulfikri, banyak warga yang melaporkan sehingga pengurus lingkungan hendak mengambil langkah untuk mengamankan YW.
"Karena dia suka nampolin (memukul) orang tuh jadi warga laporan, terus mau diurus kayak gimana, malah anaknya disandera sama dia " ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, telah terjadi penyanderaan anak perempuan berusia tiga tahun oleh ayah kandungnya berinisial YW di Depok, Jawa Barat, bermula dari perbuatan onar yang dilakukan YW sendiri di lingkungan rumahnya.
Ketua RW 024, Sukamaju, Cilodong, Depok, Sukartono menjelaskan bahwa perbuatan onar YW dilakukan Selasa (10/1/2023), seusai isya, sekitar pukul 19.30 WIB.
"Awalnya dia (YW) membawa senapan angin. Warga mau ditembakin sama dia," kata Sukartono di sekitar lokasi penyekapan, Rabu (11/1/2023) dini hari.
karena gerah dan terancam, warga sekitar lantas berbondong-bondong mendatangi kediaman YW.
Personel polisi dari satuan Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polsek Cilodong ikut bersama-sama warga.
Namun, YW menolak menyerahkan diri dan bertanggung jawab atas aksi onar yang telah dilakukan.
"Pas warga datang, dia (YW) bilang, 'Ngapain ke sini? Urusin warga saja', gitu katanya," ujar Sukartono menirukan perkataan pelaku.
Di tengah percakapan itu, YW merasa tersudutkan. Sebab, warga yang datang begitu ramai, yakni sekitar 50 orang.
Ketika warga dan polisi hendak menangkapnya, YW melarikan diri ke dalam rumah. Ia kemudian masuk ke kamar anaknya.
"Keadaannya begitu ramai. Pas mau disergap langsung lari ke dalam kamar," ujar Sukartono.
Di dalam kamar, rupanya pelaku menjadikan sang anak sebagai sandera agar ia tak diringkus. YW sempat mengambil sebilah sangkur dan menodongkannya di kepala sang putri yang dibekapnya dari belakang.
Di hadapan warga dan polisi, YW berteriak mengancam akan membunuh anaknya sendiri bila terus dikejar-kejar.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/11/20473611/kasus-ayah-kandung-sandera-anak-balitanya-di-depok-pelaku-dikenal-sering