Kejadian itu diketahui publik setelah video rekaman yang memperlihatkan aksi perploncoan sempat disiarkan secara langsung oleh akun Instagram @swiss53gangs_. Tapi, saat ini akun tersebut telah hilang.
Dalam video yang beredar, tampak dua pelajar tengah adu jotos lalu ditonton oleh beberapa orang yang diduga alumni.
Adapun sejumlah pelajar tampak berbaris dengan posisi tiarap dan bertelanjang dada di pinggir jalan.
Korban plonco alumni adalah siswa SMAN 6 Jakarta
Kapolsek Pesanggrahan Komisaris (Pol) Nazirwan membenarkan bahwa para pelajar yang diplonco alumninya merupakan pelajar dari SMAN 6 Jakarta.
"Dari keterangan mereka sendiri, iya (pelajar SMAN 6 Jakarta)," ujar Nazirwan saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/1/2023) pagi.
Sebelumnya Nazirwan mengatakan bahwa aksi perploncoan itu terjadi di Jalan H Rohimin, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada Sabtu (14/1/2023), sekitar pukul 20.30 WIB.
"Iya, itu awalnya laporan dari masyarakat ke kami. Lalu kami cek ke TKP," kata Nazirwan saat dikonfirmasi, Senin (16/1/2023) malam.
Area perploncoan sering dijadikan tempat berkumpul alumni dan siswa SMAN 6 Jakarta karena salah satu alumni tinggal dekat sana.
Selain itu, area tersebut terbilang sepi karena terletak cukup jauh dari permukiman warga. Sekalipun ada yang melintas, area itu tidak menjadi pusat perhatian warga.
Nazirwan menyebutkan, total pelajar yang terlibat perploncoan itu berjumlah 25 orang.
Lima orang telah diamankan, dua di antaranya adalah alumni yang melakukan perploncoan.
"Dua alumni terlibat, dia menyelenggarakan kegiatan tersebut," ujar Nazirwan.
Aksi perploncoan belum diproses hukum
Aksi perploncoan alumni SMAN 6 Jakarta terhadap puluhan juniornya untuk sementara tidak diproses di jalur hukum.
Nazirwan mengatakan, hingga saat ini belum ada seorang pun dari korban yang membuat laporan polisi atas tindakan tersebut.
Tindakan polisi mengamankan lima orang yang terlibat di dalam aksi perploncoan itu pun disebut hanya sebatas respons polisi terhadap informasi yang diterima dari media sosial.
"Apa yang kami lakukan kemarin itu adalah respons terhadap berita viral, bukan laporan polisi. Itu tindak lanjut yang kami lakukan atas informasi yang diterima Bapak Kapolres," kata Nazirwan.
Polisi mencegah hal yang lebih parah terjadi di dalam perploncoan tersebut sehingga kelima orang yang diamankan hanya dimintai keterangan.
Kemudian kelimanya yang terdiri dari dua orang alumni dan tiga siswa aktif langsung dipulangkan ke orang tuanya masing-masing.
"Lima orang tersebut untuk sementara wajib lapor sembari menunggu perkembangan berikutnya," lanjut dia.
Aksi perploncoan sudah jadi tradisi sejak 2008
Aksi perploncoan yang dialami oleh pelajar SMAN 6 Jakarta oleh alumni disebut sebagai salah satu tradisi.
Dugaan aksi perpeloncoan itu dilakukan secara turun-temurun ke setiap angkatan sekolah sejak tahun 2008.
"Setelah kita mintai keterangan dari pihak-pihak yang kita amankan bahwa kegiatan itu sifatnya tradisi," jelas Nazirwan.
"Sejauh informasi yang kita dapat dari saksi yang sudah kita mintai keterangan, ini sudah berlangsung dari tahun 2008," sambung Nazirwan.
Dugaan aksi perpeloncoan itu dilakukan secara turun menurun ke setiap angkatan sekolah sejak tahun 2008.
"Setelah kita mintai keterangan dari pihak-pihak yang kita amankan bahwa kegiatan itu sifatnya tradisi," ujar Kapolsek Pesanggrahan Kompol Nazirwan saat dikonfirmasi, pada Selasa (17/1/2023).
"Sejauh informasi yang kita dapat dari saksi yang sudah kita mintai keterangan, ini sudah berlangsung dari tahun 2008," sambung Nazirwan.
Lebih lanjut, Nazirwan mengemukakan bahwa aksi perploncoan itu merupakan adu fisik yang disebut untuk mendapatkan jaket angkatan di SMAN 6 Jakarta itu.
"Dengan konsekuensi begitu jaket tidak didapat, ada di situ aksi aksi yang mungkin kurang pas atau kurang pantas yaitu berupa namanya switch tampar," tutur Nazirwan.
Jamal, warga setempat mengaku setidaknya sudah dua kali menyaksikan aksi perploncoan itu.
Namun, ia tidak dapat memastikan apakah siswa yang mengikuti dua kali perploncoan itu merupakan orang yang sama.
"Sudah dua kali. Yang pertama itu hari Sabtu juga, tapi seminggu sebelum kejadian yang (viral) ini," ujar Jamal saat ditemui di lokasi, Selasa (17/1/2023).
Perploncoan yang pertama kali disaksikan Jamal itu tepatnya terjadi pada Sabtu, 7 Januari 2023.
Jamal mengatakan, jumlah pelajar yang diduga mengalami perploncoan saat itu jauh lebih sedikit dibanding aksi kedua pada Sabtu, 14 Januari.
Namun, ia menilai perploncoan pada 7 Januari itu lebih parah karena ada siswa yang sampai tak sadarkan diri.
"Itu sampai pingsan," kata Jamal.
(Penulis : Muhammad Isa Bustomi | Editor : Jessi Carina, Ihsanuddin).
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/17/19323141/fakta-aksi-perploncoan-siswa-sman-6-oleh-alumni-tradisi-untuk-mendapatkan