Salin Artikel

Sejarah Nama Kampung Bali yang Melekat di Sejumlah Wilayah Jakarta, Dibagi Berdasarkan Pemimpin Kelompok Etnisnya

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah wilayah yang ada di DKI Jakarta saat ini melekat dengan nama kampung Bali. Penamaan ini tentu saja memiliki latar belakang tersendiri.

Adapun asal-usul nama kampung Bali di sejumlah wilayah Ibu Kota ini dirangkum oleh Rachmat Ruchiat dalam bukunya yang berjudul "Asal-usul Nama Tempat di Jakarta" pada 2018.

Menurut Rachmat, nama kampung Bali yang melekat ini tak lepas dari sejarah wilayah tersebut yang dijadikan permukiman orang-orang Bali pada sekitar abad ke-17 atau ke-18.

"Wilayah tersebut masing-masing dipimpin oleh seorang pemimpin kelompok etnisnya," tulis Rachmat dalam bukunya.

Demi membedakan wilayah satu dengan lainnya, nama kampung Bali itu dilekatkan dengan kawasan tertentu yang berdekatan dan cukup banyak dikenal masyarakat.

Rachmat mencontohkan kampung Bali yang berdekatan dengan wilayah Jatinegara yang dulu bernama Meester Cornelis. Maka dari itu, wilayah tersebut kini dikenal dengan nama Bali Mester.

"Tempat itu sekarang menjadi kelurahan, yakni Kelurahan Bali Mester, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Bali Mester tercatat sebagai perkampungan orang-orang Bali sejak 1667," tutur Rachmat.

Selain Bali Mester, juga ada kawasan yang cukup dikenal dengan nama Bali Krukut. Daerah yang terletak di sebelah barat Jalan Gajah Mada ini, kata Rachmat, dulu bernama Molenvliet West.

Kemudian, sebelah selatan perkampungan itu berbatasan dengan tanah milik Gubernur Jenderal Reinier de Klerk (1777-1780).

"Di tanah tersebut, ia membangun sebuah gedung peristirahatan yang saat ini dijadikan Gedung Arsip Nasional," kata Rachmat.

Adapun Kampung Bali Angke juga memiliki sejarah yang tak jauh berbeda. Wilayah ini sekarang menjadi Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

Berdasarkan penjelasan Rachmat, kawasan itu mulai dihuni orang-orang Bali di bawah kepemimpinan Gusti Ketut Badulu pada 1709.

Kawasan itu dulunya berseberangan dengan permukiman orang-orang Bugis, di sebelah utara Bacherachtsgracht atau Jalan Pangeran Tubagus Angke sekarang.

"Perkampungan itu dulu dikenal dengan sebutan Kampung Gusti," jelas Rachmat.

Lebih lanjut Rachmat menjelaskan di wilayah itu juga terdapat sebuah masjid tua yang dibangun pada 26 Sya'ban 1174 atau 2 Aprol 1761.

Pada halaman masjid itu terdapat makam di antaranya makam Pangeran Syarif Hamid dari Pontianak yang riwayat hidupnya ditulis di koran Javabode pada 17 Juli 1958.

"Dewasa ini, masjid tersebut biasa disebut Masjid Al-Anwar atau Masjid Angke," kata Rachmat.

Kemudian, Kampung Bali juga menjadi nama salah satu kelurahan di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Meski sempat terkenal sebagai wilayah peredaran narkoba pada 1995-2005, kawasan itu juga punya latar belakang sejarah.

Dalam buku "Kampung Tua di Jakarta" terbitan Dinas Museum dan Sejarah Provinsi DKI Jakarta, Kampung Bali disebut demikian karena dahulunya banyak orang-orang Bali yang tinggal di sana.

Adapula yang menyebutkan keberadaan orang Bali di Jakarta bermula dari kebijakan Gubernur Jenderal VOC Jan Pieterszoon Coen yang mendatangkan orang-orang dari luar Jakarta pada paruh pertama abad ke-17.

Coen kala itu menghancurkan Jayakarta (nama lama Batavia atau Jakarta), lalu mengusir penduduk asli Jayakarta.

"Penghuninya melarikan diri meninggalkan wilayah ini," tulis Mona Lohanda dalam Sejarah Para Pembesar Mengatur Batavia.

Namun, pendapat itu dibantah Mathar Kamal, seorang pegiat sejarah dan budaya Tanah Abang. Menurut Mathar, nama Kampung Bali tak ada kaitannya dengan asal penduduk.

Dia lalu menyatakan nama Kampung Bali berasal dari geometri wilayah tersebut. Pendapat tersebut mengikuti pendapat Ridwan Saidi dalam buku Jakarta dari Majakatera hingga VOC.

Ridwan menambahkan, kata "Bali" berasal dari bahasa Mesir yang artinya memutar atau melingkar.

"Pandanglah Kampung Bali dari titik Tenabang Bukit, akan terlihat geometri kampung itu melingkar-lingkar," tulis Ridwan Saidi.

(Penulis : Larissa Huda | Rindi Nuris Velarosdela)

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/29/16310601/sejarah-nama-kampung-bali-yang-melekat-di-sejumlah-wilayah-jakarta-dibagi

Terkini Lainnya

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke