Salin Artikel

PKL di Kota Tua Pilih "Kucing-kucingan" dengan Petugas Ketimbang Pindah ke Lokasi Binaan

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang kaki lima (PKL) yang disterilkan dari kawasan wisata Kota Tua Jakarta lebih memilih berjualan "kucing-kucingan" daripada pindah ke lokasi binaan (lokbin).

Lokbin adalah tempat yang dibuatkan khusus untuk para pedagang kaki lima berjualan. Tempatnya berdekatan dengan area parkir untuk bus pariwisata tujuan Kota Tua Jakarta.

Lokbin itu terletak di Taman Kota Intan, Tamansari, Jakarta Barat.

Salah satu PKL yang disuruh pindah adalah Dewi (48). Ia merupakan pedagang minuman yang mengaku sudah berjualan hampir 10 tahun di kawasan wisata Kota Tua Jakarta.

Menurut Dewi, ia dan beberapa teman PKL lainnya lebih memilih berjualan di depan Jalan Cengkeh. Itu adalah jalan masuk ke arah lokbin yang dimaksud.

"Jauh kalau mau pindah ke lokbin. Jadi ya mending kita kucing-kucingan istilahnya begitu dengan petugas," ujar Dewi, Minggu (29/1/2023).

Sepanjang Jalan Cengkeh itu, berderet sejumlah ruko atau toko. Dewi dan sejumlah pedagang lainnya berjualan di Jalan Cengkeh mulai sore hingga malam hari, saat toko-toko itu sudah mulai ditutup.

Hanya saat akhir pekan dan hari libur saja mereka bisa berjualan dari pagi hari karena deretan toko yang ada di belakang mereka tutup sejak pagi.

Berdasarkan pengakuan Dewi, selama lima bulan berjualan di sana, mereka sesekali ditegur oleh pihak Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Saat ditegur, para PKL akan bergeser ke tempat lain, dan kembali lagi saat petugas sudah tidak ada.

Hal ini juga disampaikan oleh Syarif (37), seorang pedagang telur gulung di lokasi yang sama.

Syarif menceritakan, mereka memilih pindah di berdagang di sepanjang Jalan Cengkeh itu karena tidak begitu jauh dari tempat mereka berjualan sebelumnya.

Mereka sebelumnya berjualan di sepanjang jalan raya area belakang Kantor Pos Indonesia, Kota Tua Jakarta, tepat di seberang Jalan Cengkeh itu.

"Ya kalau bareng-bareng mah aman, ini kan kami ramai. Jadi kalo mau disuruh geser mereka (Satpol PP) negur dulu gak langsung menyita, kecuali kami jualannya ke sana (area sterilisasi) lagi," ujar dia.

Jika pun diangkut secara paksa, kata Syarif, gerobak dagangan para PKL biasanya masih bisa dikembalikan asal pedagang bersangkutan harus membuat surat pernyataan untuk tidak akan berdagang di tempat yang dilarang lagi.

Sebelumnya diberitakan, puluhan gerobak dan peralatan berjualan pedagang kaki lima (PKL) di Kawasan Kota Tua disita Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Barat sepanjang Januari 2023.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/31/17323731/pkl-di-kota-tua-pilih-kucing-kucingan-dengan-petugas-ketimbang-pindah-ke

Terkini Lainnya

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke