Salin Artikel

Bujuk Rayu Wowon agar Duloh Mau Jadi Komplotannya: Janji Saling Bertukar "Ilmu" dan Kesuksesan

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu tersangka pembunuhan berantai di Bekasi, Cianjur, dan Garut, Jawa Barat, Wowon Erawan alias Aki Banyu (60), menceritakan awal mula ia mengajak Solihin atau Duloh (64) menjadi komplotannya.

Menurut Wowon, mereka pertama kali berkenalan pada 2012. Wowon mengatakan, Duloh merupakan paman istrinya saat ini. Wowon mengingat pertemuan pertama kalinya itu tanpa disambut jabatan tangan oleh Duloh, hanya tepukan bahu sebanyak tiga kali.

Kebetulan saat itu, Wowon merasa kepalanya pusing. Mendengar keluhan itu, Duloh langsung memberikan air garam yang diklaim telah beri doa-doa kepada Wowon. Seketika, rasa pusing Wowon hilang.

"Sama Pak Solihin, saya dikasih air pakai garam, (lalu) sembuh. Makanya, Pak Solihin kayak berguru sama saya. Saya juga suka berguru sama dia. Saling tukar," tutur Wowon, dikutip dari Jumat (3/2/2023).

Selama menjerat Duloh, Wowon memerankan peran tokoh fiktif bernama Aki Banyu. Lewat peran itu, Wowon banyak menipu tenaga kerja wanita (TKW) dengan dalih bisa menggandakan kekayaan.

Kepada Duloh, Wowon mengiming-imingi kesuksesan apabila membantunya. Berangkat dari sana, Wowon mengatakan, Duloh mau mengikuti perintahnya, termasuk membunuh Noneng.

"Nanti Bapak (Duloh) juga akan sukses. Kamu mau enggak kalau, misalnya, membunuh Ibu Wiwin Winarti sama Noneng Suryati? Iya, katanya," tutur Wowon menirukan percakapannya saat itu.

Motif bunuh istri dan mertua

Wowon mengaku membunuh istri pertamanya Wiwin Winarti dan juga mertuanya Noneng Suryati karena dendam masalah uang serta asmara.

Saat itu, Wowon mengaku kesal dengan Noneng karena tak pernah memberikan uang kiriman dari Wiwin yang bekerja di Malaysia.

"Aku tanya lagi sama Wiwin, 'Win, kamu suka kirim uang enggak sama si mamah (Noneng)?' Kata Wiwin, 'Iya suka'. Kalau kata si Mamah, 'enggak'," ujar Wowon.

Selain itu, lanjut Wowon, Wiwin diduga menjalin hubungan dengan pria lain selama enam tahun bekerja di Malaysia. Saat pulang ke Indonesia, Wiwin pun tak menemui Wowon dan justru pergi ke rumah Noneng.

"Wiwin itu pulang dari Malaysia bawa laki-laki orang Batam katanya. Seharusnya, kalau pulang dari mana juga harus pulangnya ke suami. Tapi dia pulangnya ke rumah Noneng, mertua saya," ungkap Wowon.

"Aku dicuekin. Ya, aku merasa dendam," sambungnya.

Penipuan Wowon dkk terungkap

Sebagai informasi, pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon dkk terungkap setelah satu keluarga ditemukan tergeletak lemas di rumah kontrakan daerah Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi.

Para korban di Bekasi diracun karena mengetahui penipuan dan pembunuhan yang sebelumnya dilakukan Wowon Erawan alias Aki (60), bersama M Dede Solehudin (35), dan Solihin alias Duloh (64) di Cianjur.

Saat menyelidiki korban yang keracunan itulah, polisi menemukan fakta bahwa pelaku adalah komplotan pembunuh berantai yang sudah melakukan penipuan dan pembunuhan.

Pelaku menipu para korban dengan modus mengaku memiliki kemampuan supranatural untuk memberikan kesuksesan dan kekayaan.

Para korban yang telah menyerahkan sejumlah uang kepada pelaku, kemudian menagih janji kesuksesan dan kekayaan tersebut. Saat itulah para korban dihabisi.

Kini, Wowon, Solihin, dan Dede telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka sementara ini dijerat menggunakan Pasal 340 juncto Pasal 338 dan 339 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) terkait pembunuhan berencana.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/02/03/15122001/bujuk-rayu-wowon-agar-duloh-mau-jadi-komplotannya-janji-saling-bertukar

Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke