Salin Artikel

Cerita Penonton Konser Dewa 19: Diturunkan Taksi Online, Jalan Kaki 45 Menit, hingga Kursi Diserobot

JAKARTA, KOMPAS.com - Sederet pengalaman kurang menyenangkan dirasakan para penonton konser Dewa 19 yang digelar di Jakarta International Stadium (JIS), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (4/2/2023).

Pengalaman tidak enak itu bukanlah terletak pada performa para penggawa grup band di atas panggung, melainkan berkaitan dengan infrastruktur pendukung di tempat dihelatnya konser yang kurang memadai.

Baby Pardede (26) salah satunya. Ia bercerita bahwa pengalaman kurang menyenangkannya dimulai ketika terjebak macet di daerah Kemayoran, Sabtu, sekitar pukul 17.00 WIB.

"Saya berlima sama teman naik taksi online karena tahu enggak ada parkir. Ternyata, baru sampai Kemayoran saja sudah macet parah, stuck, enggak jalan-jalan," ujar Baby kepada Kompas.com, Minggu (5/2/2023).

"Sampai akhirnya sopirnya nyerah dan nurunin kami di sana. Dia bilang, 'mobil saya overheat nih, mbak dan mas turun di sini saja, sudah dekat kok'. Saking kesalnya, dia bilang begitu tanpa minta maaf," lanjut Baby.

Karena merasa tidak enak hati, Baby serta lima orang kawannya terpaksa turun dari taksi online itu.

Mereka kemudian sempat ingin meneruskan perjalanan menggunakan ojek online. Namun, sudah lama menunggu dan tidak ada satu pun yang mengambil pesanannya.

Akhirnya Baby dkk memutuskan berjalan kaki. Ia tak mengetahui berapa kilometer yang ditempuh hingga sampai ke JIS. Mereka membutuhkan waktu sekitar 45 menit dengan menelusuri mulai dari jalan besar, menyeberangi jembatan, hingga masuk ke jalan-jalan kecil permukiman padat penduduk.

"Bahkan jalan kaki saja itu macet. Karena ternyata banyak yang nasibnya sama kayak saya. Diturunin taksi online di tengah jalan, lalu jalan kaki," ujar Baby.

Dalam perjalanannya ini, ia menyadari betapa kurang memadainya infrastruktur pendukung di JIS. Mulai dari akses transportasi umum, akses jalan, kantong parkir, hingga fasilitas umum lainnya.

"Bangunannya sendiri sih bagus, megah. Tapi akses ke sana-nya itu ternyata kurang ya untuk stadion berkelas internasional," lanjut dia.

Pengalaman kurang mengenakkan belum berhenti sampai di situ saja. Saat memasuki stadion, rupanya kursi yang sudah ia pesan diserobot orang lain.

Baby dan salah seorang rekannya sempat marah kepada kru yang berada di dekat situ. Tetapi, yang bersangkutan tersebut justru dengan cuek mengatakan bahwa nomor kursi sudah tidak berlaku sejak pukul 19.00 WIB.

Beruntung, ada penonton yang berbaik hati menunjukkan kursi kosong. Sayangnya, jumlah kursi kosong itu tidak sesuai dengan jumlah rombongan Baby. Alhasil, mereka duduk berpencar.

Pengalaman kurang mengenakan lain kembali terjadi saat pulang. Baby dkk tidak bisa memesan taksi maupun ojek online dari area JIS.

"Enggak ada sinyal HP di JIS. Sekalinya dapat, enggak ada ojek atau taksi online yang mau pick up. Rasanya sengsara banget deh," ujar Baby.

Ia serta kawan-kawannya pun memutuskan berjalan kaki menjauhi JIS demi bisa memesan taksi online.

Sinyal ponsel Baby masuk ketika ia berjalan sekitar 30 menit ke arah Hutan Kota Kemayoran. Ia kemudian memesan taksi online untuk pulang ke rumahnya di kawasan Grogol, Jakarta Barat.

"Sampai rumah merasa capek banget. Capek hati karena maksudnya mau senang-senang, malah dapat pengalaman enggak asyik. Juga capek fisik karena fasilitasnya buruk," ujar Baby.

Ia mengaku, akan berpikir berkali-kali untuk menonton bila ada konser lainnya di waktu mendatang yang digelar di JIS.

Di sisi lain, ia berharap pemerintah memikirkan infrastruktur pendukung JIS agar nyaman bagi masyarakat yang datang ke tempat itu untuk menghadiri sebuah perhelatan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/02/06/07250461/cerita-penonton-konser-dewa-19-diturunkan-taksi-online-jalan-kaki-45

Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke