Salin Artikel

Ironi JIS, Stadion Megah Berstandar Internasional yang Minim Akses dan Lahan Parkir

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyelenggaraan konser musik Dewa 19 di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, pada Sabtu (4/2/2023) lalu membuka mata soal ragam kekurangan dari stadion megah tersebut.

Salah dua dari kekurangan yang ada adalah minimnya akses menuju JIS dan terbatasnya lahan parkir. Akibatnya, konser yang dihadiri ribuan orang itu menyisakan kesan negatif tersendiri di hati pengunjung.

Andreas Ricky (30) terpaksa memarkirkan kendaraannya di kawasan rumah toko di Sunter, Jakarta Utara, dan kemudian berjalan sekitar dua kilometer menuju lokasi konser.

Andreas mengenang bahwa malam itu situasi di sekitar JIS sangatlah rusuh.

“Malam itu semrawut sekali. Warga di kampung-kampung sekitar sampai menutup akses ke gang-gang mereka pakai portal. Mereka terganggu karena banyak orang jalan kaki dan pakai sepeda motor melintas di kampung-kampung," katanya kepada Harian Kompas.

Kesemrawutan juga terjadi di area luar sekitar JIS yang menjadi lahan parkir dadakan bagi pengunjung karena terbatasnya area parkir di dalam komplek JIS.

"Saat bubar, itu lebih mengerikan lagi. Bus pengumpan pun susah keluar. Penonton terpaksa jalan kaki. Di kampung-kampung, beberapa warga yang punya kendaraan sampai menawarkan ojek dadakan. Satu penumpang itu tarifnya Rp 50.000," ucapnya.

Selain minim lahan parkir, layanan transportasi umum menuju JIS juga terbatas.

Transportasi publik yang tersedia menuju JIS adalah Kereta Rel Listrik (KRL) yang layanannya berakhir di Stasiun Ancol. Dari sana, penumpang bisa melanjutkan perjalanan menggunakan mikrotrans Jaklingo.

Karena minimnya layanan transportasi umum menuju JIS, masyarakat mau tidak mau harus menggunakan kendaraan pribadi ke sana.

Adriansyah Yasin Sulaeman dari Forum Diskusi Transportasi Jakarta menyayangkan pembangunan JIS tidak dibarengi dengan pembangunan fasilitas transportasi yang memadai.

Kalau pun memang hal tersebut dirasa sulit, setidaknya Pemerintah Provinsi (Pepmrov) DKI Jakarta bisa menyediakan lahan parkir yang cukup.

Kita harus tetap sadar, kalau mayoritas penonton yang ke sana pasti menggunakan kendaraan pribadi sebagai salah satu pilihan utama," kata Adriansyah.

JIS memang rencananya akan terhubung dengan stasiun KRL hingga kereta layang ringan (LRT) Fase 2. Namun, masih butuh waktu yang cukup lama untuk merealisasikan hal tersebut.

Pengamat tata kota Nirwono Yoga berharap (Pemprov) DKI bisa memetik pelajaran dari kejadian saat Konser Dewa 19 berlangsung.

Kantong-kantong parkir perlu disediakan dalam radius 500 meter hingga 1 kilometer setiap acara besar diadakan di JIS.

"Dari kantong-kantong parkir itu disediakan jalur pejalan kaki yang nyaman. Ini mensyaratkan trotoarnya harus bagus," kata Nirwono. (Kompas.id/ Stefanus Ato, Atiek Ishlahiyah Al Hamasy)

Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul “JIS yang Megah, tetapi Minim Akses”.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/02/08/20002891/ironi-jis-stadion-megah-berstandar-internasional-yang-minim-akses-dan

Terkini Lainnya

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke