Salin Artikel

Saat Dinas Citata DKI Turun Tangan Carikan Solusi untuk Warga Tebet yang Rumahnya Nyaris Roboh…

JAKARTA, KOMPAS.com - Perselisihan antara warga Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, bernama Ami (53) dengan tetangganya Abdurachman (37) menarik perhatian publik belakangan ini.

Ami mengaku dinding rumahnya retak-retak dan nyaris roboh karena aktivitas pengurukan tanah yang dilakukan tetangganya Abdurachman di tanah di belakang rumah Ami.

Menurut Ami, pengurukan tanah itu tidak dibarengi dengan pembangunan fondasi, sehingga tanah tersebut mendorong dinding rumah Ami hingga nyaris ambruk.

Pihak Kelurahan Kebon Baru telah mencoba memediasi kedua pihak tersebut, tetapi mediasi menemui jalan buntu.

Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan (Citata) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun turun tangan untuk mencarikan solusi atas permasalahan tersebut.

Dinas Citata Panggil Abdurachman

Abdurachman bersama istri terpantau memenuhi panggilan dari Dinas Citata DKI Jakarta pada Senin (13/2/2023).

"Sesuai dengan agenda, hari ini saya menghadiri undangan, yaitu menjelaskan kronologi terkait tentang turap," kata Abdurachman kepada media saat ditemui di Kantor Dinas Citata DKI Jakarta.

Dia mengaku sudah membagikan semua informasi terkait pengurukan tanah di lahannya yang berada di belakang rumah Ami.

Menurut Abdurachman, pengurukan tanah tersebut sudah sesuai prosedur. Ia telah membangun fondasi sebagaimana yang dibutuhkan.

Dia juga berkata akan terus bersikap kooperatif terhadap langkah yang akan dilakukan Pemprov DKI selanjutnya.

“Insyaallah saya selalu kooperatif selama ini. Saya (juga) selama ini terus berusaha untuk sekooperatif mungkin dengan kelurahan, kecamatan, dan pihak yang menindak," pungkasnya.

Pekerja bangunan akan dipanggil

Selanjutnya, Dinas Citata DKI Jakarta berencana akan memanggil pihak yang membangun turap di lahan Abdurachman.

"Untuk sementara panggil pelaksana (pekerja) dulu," kata Sub-Koordinator Dinas Citata DKI Jakarta, Maulana, kepada media pada Senin (13/2/2023).

"Secara teknisnya, Pak Abdurachman enggak tahu kedalamannya (curuk tanah) berapa. Yang tahu pelaksana yang pernah membuat turap itu," tambah dia.

Sementara itu, hingga Minggu kemarin, Ami mengaku belum menerima surat panggilan dari Dinas Citata.

"Tidak ada undangan," kata Ami kepada Kompas.com, Minggu (12/2/2023).

"Enggak ada di e-mail, atau sms, atau telepon," katanya sambil mengernyitkan kening.

"Kenapa ya, kira-kira? Apa besok baru dikasih undangannya?" tambahnya.

Mediasi deadlock

Pihak Kelurahan Kebon Baru telah menggelar mediasi terkait kasus tersebut pada Jumat (9/2/2023) lalu.

Akan tetapi, mediasi itu menemui jalan buntu karena keluarga Ami keluar dari ruangan mediasi.

Abdul Somad (50), suami Ami, mengaku tidak nyaman saat mediasi berlangsung. Ia merasa ada upaya intimidasi terhadap keluarganya.

"Kalau saya merasakan pribadi, ada banyak tekanan. Seperti diintimidasi. Banyak yang kita enggak pahami atau mengerti, sehingga merasa kita disalahkan," tuturnya, Minggu (12/2/2023).

Mediasi tersebut dihadiri oleh Abdurachman (37) dan istri, Wakil Camat Tebet, Lurah Kebon Baru, Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Citata Tebet, Kasiepem Kebon Baru, dan Satpol PP.

Somad sendiri hadir mewakili sang istri, Ami (53), yang berhalangan hadir.

Dalam mediasi yang digelar pada sekitar pukul 14.00 WIB itu, Somad berpartisipasi selama 20 menit sebelum akhirnya memutuskan untuk keluar.

Lurah Kebon Baru, Mariani, tidak berkomentar apa-apa saat dirinya pergi.

"Sempat ditahan, tapi itu hak saya (untuk pergi). Sempet tetap pamit. Bu Lurah diam saja, yang mengejar saya staff kelurahan sama Satpol PP," pungkasnya.

(Penulis : Xena Olivia/ Editor : Ihsanuddin, Dani Prabowo)

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/02/13/17313971/saat-dinas-citata-dki-turun-tangan-carikan-solusi-untuk-warga-tebet-yang

Terkini Lainnya

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke