Salin Artikel

Sebulan Berlalu, Tabiat Warga Buang Sampah Sembarangan di Tengah Jalan Raya Ciledug Tak Berubah

TANGERANG, KOMPAS.com - Membuang sampah sembarangan menjadi salah satu persoalan yang masih terjadi di Kota Tangerang.

Pembuangan sampah ini dilakukan di banyak tempat. Salah satunya adalah separator atau pembatas tengah jalan raya.

Lebih dari sebulan, Kompas.com ikut mengawasi tabiat sejumlah warga yang membuang sampah di separator Jalan Raya Kawasan Ciledug, Kota Tangerang.

Tepatnya di dua jalan utama, yakni Jalan Raden Patah dan Jalan Hos Cokroaminoto.

Pada sekitar pukul 01.20 WIB, Selasa (21/2/2023), Kompas.com melihat seorang pengendara motor berhenti di jalanan tersebut dan melemparkan sampah dalam sebuah karung putih besar di tengah jalan raya.

Namun, saat didekati, pengendara motor itu langsung pergi begitu saja. Kejadian itu terlihat di Jalan Hos Cokroaminoto.

"Iya masih ada saja pembuang sampah di sini (menunjuk tengah jalan raya Hos Cokroaminoto)," ujar Titi (52) seorang pengumpul barang-barang bekas, Senin.

Titi yang sehari-harinya sering mengumpulkan barang bekas dari tumpukan sampah di sana menyebutkan, meski sudah mulai berkurang, tetapi masih ada saja masyarakat yang membuang sampah di sana.

"Sudah kebiasaan kali ya," kata dia.

Meskipun pembuangan sampah sembarangan itu dilarang dan sampah berjajar di tengah jalan raya itu mengganggu pemandangan, tetapi Titi sendiri bersyukur karena bisa mengumpulkan pundi-pundi rupiah dari sana.

Mengenai permasalahan sampah di separator Jalan Raya sekitar Kota Tangerang ini, Kompas.com sudah mulai menelusuri kedua jalanan tersebut sejak 2 Januari 2023.

Terlihat banyak sampah yang berjajar di sepanjang separator kedua jalanan itu.

Tempat yang paling banyak tumpukan sampah berjajar adalah di Jalan Raden Patah, tepatnya di dekat Kali Parung Serab dan Pasar Lembang.

Sementara, tumpukan sampah di tengah jalan raya di Jalan Hos Cokroaminoto yang paling banyak adalah di depan SPBU Pertamina.

Keberadaan posko pantau sampah

Menyusul ramainya pemberitaan terkait sampah di tengah jalan raya ini, Pemerintah Kota Tangerang pun menanggapi dengan beragam argumentasi.

Pemkot membangun dua posko pantau sampah di dua titik, yakni dekat jembatan Kali Parung Serab dan seberang Perumahan Griya Ciledug.

Sementara di tengah jalan raya itu, dipasang plang peringatan untuk tidak membuang sampah sembarangan di sana karena itu bukan tempat pembuangan sampah (TPS).

Akan tetapi semua hal itu ternyata tak pelak membuat oknum-oknum pembuang sampah sembarangan di sekitar jalan raya itu berubah.

Posko pantau pembuangan sampah yang dibuat oleh Pemkot Tangerang itu dijaga oleh sekitar 10 orang petugas gabungan setiap malamnya.

Namun, mereka hanya berjaga dari sekitar pukul 19.00 WIB hingga sekotar pukul 00.00 -02.00 WIB.

Pada saat para petugas berjaga, posko di dekat Kali Parung Serab itu bersih dari sampah berjajar yang terjadi pada pekan sebelumnya.

Akan tetapi saat para petugas gabungan tersebut pulang dari posko pantau tersebut, terlihat ada sebuah kantong plastik merah berada di tengah jalan seberang posko pantau tersebut.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Minggu (8/1/2023), pemandangan sampah kantong plastik merah itu terlihat di lokasi sekitar pukul 01.16 WIB, saat para petugas penjaga posko sudah tidak ada lagi.

Kantong plastik merah itu tepat berada di dekat tulisan larangan membuang sampah sembarangan.

Bandelnya warga atas kebiasaan membuang sampah sembarangan ini juga terlihat dari perilaku sebagian dari mereka yang tidak membuang sampah di tengah jalan raya, tetapi justru membuang sampah di pinggir jalan raya.

Salah satu titik yang sampahnya menumpuk ada di seberang gang Kampung Pulo, Kelurahan Sudimara Selatan, Kecamatan Ciledug.

Meskipun menurut kesaksian sejumlah warga, pemandangan sampah di tengah jalan raya itu sudah terjadi sejak lama dan berbagai cara atau kebijakan telah diupayakan, tetapi tetap saja tabiat membuang sampah sembarangan itu tidak berubah.

Warga setempat meminta pemerintah untuk membuatkan mereka tempat pembuangan sampah (TPS), namun hal ini tidak diindahkan oleh Pemkot Tangerang dengan dalih pembuang sampah di separator Jalan Raya Ciledug itu bukanlah warganya saja.

Orang yang membuang sampah di jalanan tersebut juga berasal dari Kota Tangerang Selatan dan Jakarta.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/02/21/11190501/sebulan-berlalu-tabiat-warga-buang-sampah-sembarangan-di-tengah-jalan

Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke