Salin Artikel

Hari Peduli Sampah Nasional, Pasukan Oranye: Kesadaran Buang Sampah Lebih Baik Dididik sejak Dini

Peringatan ini dilatarbelakangi peristiwa longsornya tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005.

HPSN bertujuan agar warga memahami bahwa persoalan sampah bukan hanya tanggung jawab satu pihak, tetapi seluruh lapisan masyarakat.

Sebab, persoalan yang tampak sederhana seperti membuang sampah sembarangan pun bisa memengaruhi kebersihan lingkungan, bahkan menyebabkan banjir.

Terkait hal ini, petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) Kelurahan Kampung Rambutan bernama Kendar (37) mengatakan, generasi muda juga berperan dalam menjaga lingkungan melalui disiplin membuang sampah.

"Kalau ada niat untuk membuang sampah pada tempatnya, akan ada disiplin tingkat tinggi untuk enggak buang sampah sembarangan," kata Kendar di Kelurahan Kampung Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (20/2/2023).

Kendar tidak menampik, sejumlah orang termasuk anak muda masih sulit untuk disiplin membuang sampah.

Menurut dia, hal sesederhana membuang sampah pada tempatnya saja terkadang masih luput dilakukan.

"Kesadaran akan sampah memang lebih bagus untuk dididik sejak dini. Kalau kita sudah terbiasa disiplin sejak dini, di lingkungan pasti tidak akan ada sampah yang berserakan," ujar Kendar.

Anak muda sudah mulai sadar lingkungan

Petugas PPSU Kelurahan Kampung Rambutan lainnya, Satria (31), mengatakan bahwa saat ini generasi yang lebih muda sudah mulai sadar akan kebersihan lingkungan.

Di lingkungannya sendiri, anak-anak muda tertib dalam membuang sampah pada tempatnya.

"Sejauh yang saya lihat, mereka tertib. Kalau ada kerja bakti untuk membersihkan sampah yang masih berserakan, mereka juga ikut," ujar Satria, Senin.

Terkait keaktifan anak muda dalam menjaga lingkungan, Kendar mengaku mengapresiasi gerakan yang dilakukan sekelompok pemuda dalam Pandawara Group.

Sebagai informasi, Pandawara Group kerap mengunggah dokumentasi kegiatan mereka saat membersihkan sungai.

Kegiatan ini disebut-sebut terinspirasi pengalaman pribadi anggota Pandawara Group. Sebab, rumah mereka di Bandung Selatan, Jawa Barat, kerap dilanda banjir.

"Bagus gerakannya, karena menurut saya itu berawal dari hatinya," tutur Kendar.

Kendar menuturkan, ada kemungkinan gerakan itu juga timbul karena mereka sudah gerah dengan tumpukan sampah di lingkungannya.

Oleh karena itu, niat untuk membersihkan sampah bersama teman-teman pun muncul.

"Mungkin setelah membersihkan sampah, mereka menikmati hasilnya dan merasakan suasana lingkungannya yang lebih bersih," ucap Kendar.

Di Jakarta sendiri, kata Kendar, ada petugas seperti PPSU atau pasukan oranye untuk membersihkan sampah yang dibuang sembarangan.

"Tapi untuk daerah lain, mungkin tidak ada atau personelnya terbatas," terang Kendar.

"Mungkin ini yang menimbulkan niat dalam hati kecil para anak muda itu untuk membuat gerakan membersihkan sampah, dan membuat mereka lebih peduli sama lingkungannya," sambung dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/02/21/19285931/hari-peduli-sampah-nasional-pasukan-oranye-kesadaran-buang-sampah-lebih

Terkini Lainnya

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke