Sebab, pengecekan kesehatan yang diselenggarakan sebelumnya dinilai tidak maksimal karena warga Rusunawa Marunda, Jakarta Utara, memiliki kegiatan lain.
Sebagai informasi, pemeriksaan kesehatan dilakukan karena tidak sedikit warga Rusunawa Marunda yang mengalami gangguan kesehatan diduga akibat debu batu bara.
"Kalau harapan kami, inginnya kegiatan tersebut door to door, karena masyarakat banyak kegiatan. Jadi warga masih banyak kesibukan, belum ada yang sempat untuk memeriksa kesehatannya," kata Cecep kepada Kompas.com, Kamis (2/3/2023).
Cecep menceritakan, pada kegiatan sebelumnya, pihak berwenang secara tiba-tiba meminta data warga Rusunawa Marunda yang mengalami gangguan kesehatan.
"Tahu-tahu, besok mereka sudah membuat kegiatan kesehatan. Maksud kami, ya enggak seperti itu juga (mendadak)," ucap Cecep.
"Waktu itu mereka buka pagi, sampai jam 12.00 atau 13.00 siang. Selama tiga hari sih, tapi ada masyarakat yang ada kegiatan, kan mereka juga bekerja dan lainnya," imbuh dia.
Menurut catatan terakhir yang dihimpun Cecep bersama timnya, 66 orang mengalami gangguan kesehatan akibat pencemaran tersebut.
Cecep mengungkapkan, 66 orang ini merupakan warga yang tinggal di Blok D3 Rusunawa Marunda.
"Yang Blok D3 saja ya. Karena yang paling terdampak itu kan Blok D3. Ada 100 KK (kartu keluarga) yang tinggal di sana," ungkap Cecep.
Berdasarkan data yang diterima Kompas.com dari Cecep, 66 orang tersebut meliputi 17 balita berusia 6 bulan sampai 5 tahun, 18 anak-anak berusia 6 hingga 15 tahun, dan 2 remaja berumur 19 tahun.
Ada juga 23 orang dewasa berusia 23 hingga 58 tahun, serta 6 lansia berusia 60 sampai 70 tahun.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/03/03/13001901/terpapar-debu-batu-bara-warga-rusunawa-marunda-minta-dicek-kesehatan