Salin Artikel

Sejarah Kelam Depo Pertamina Plumpang, Pernah Jadi Target Peledakan Kelompok Teroris

Sebelumnya, kejadian serupa pernah terjadi pada 21 Januari 2009, mengakibatkan satu orang petugas tewas.

Namun, sebelum kedua peristiwa kebakaran itu terjadi, hal mengerikan lainnya pernah terjadi pada Oktober 2008.

Pada saat itu, Depo Pertamina Plumpang menjadi target peledakan oleh kelompok teroris.

Untungnya, kelompok teroris itu keburu diringkus pihak kepolisian pada Selasa (21/10/2008).

Dalam penangkapan tersebut, setidaknya ada lima tersangka terorisme yang ditangkap polisi di Jakarta dan Bogor, sedangkan dua orang buron.

"Dari pemeriksaan terhadap para tersangka, obyek vital depo di Plumpang jadi target, tetapi belum jelas jadwalnya. Tersangka Wahyu sendiri sudah tinggal di Plumpang sejak setahun lalu," kata Wakil Kepala Divisi Humas Polri saat itu, Brigadir Jenderal (Pol) Sulistyo Ishak, Rabu (22/10/2008).

Kelima tersangka yang ditangkap adalah Rusli Mardhani alias Wahyu (26), Nurhasani alias Hasan (28), Imam Basori alias Basar (36), Muntasir (34), dan Budiman.

Sementara itu, dua orang yang buron adalah SBRH dan ABH. Mereka semua diduga murid Azahari, gembong teroris yang tewas pada 9 November 2005.

Sulistyo mengatakan, mencermati barang bukti rangkaian elektronik, tampak kesamaan dengan rangkaian elektronik hasil kerja (alm) Azahari, perakit bom, seperti rangkaian elektronik yang pernah ditemukan di Cicurug, Sukabumi (2003); Leuwiliang, Bogor (2003); Malang (2005); Semarang (2005); Wonosobo (2006); Yogyakarta dan Solo (2007); serta Palembang (2008).

Semua barang bukti yang ditemukan polisi adalah 2.675 gram serbuk coklat dalam jeriken putih yang diduga TNT, aluminium sulfat, satu rangkaian switching, pistol, magasin, 27 butir peluru kaliber 9 milimeter, laras dan peredam, serta printed circuid board yang garapannya rapi.

Sulistyo menambahkan, kelompok di Plumpang tersebut berkolaborasi dengan sejumlah kelompok lainnya, yaitu Jundullah, Kompak, Fakta (Palembang), NII (Negara Islam Indonesia), dan Al-Jamaah Al-Islamiyah Singapura (Fajar Taslim yang ditangkap di Palembang).

Wahyu sendiri adalah anggota Kompak asal Kaya Maya, Poso, Sulawesi Tengah.

Wahyu juga pernah terlibat dalam penembakan anggota Brimob di Loki, Seram Bagian Barat (2005), serta terlibat dalam kekerasan di Ambon sejak tahun 2002-2003.

Dari beberapa peristiwa yang terjadi, ini menunjukkan bahwa Depo Pertamina Plumpang adalah objek vital negara yang semestinya benar-benar mendapatkan perhatian khusus.

Perhatian yang dimaksud bukan cuma untuk urusan gangguan keamanan, tetapi juga kelancaran operasional, termasuk penataan kawasan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/03/06/12050171/sejarah-kelam-depo-pertamina-plumpang-pernah-jadi-target-peledakan

Terkini Lainnya

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke