Salin Artikel

Rencana Kenaikan Tarif Transjakarta yang Tuai Pro Kontra...

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana kenaikan tarif layanan Transportasi Jakarta (Transjakarta) pada jam sibuk (peak hour) menuai respons beragam.

Transjakarta hendak menaikkan tarif yang semula Rp 3.500 menjadi Rp 4.000-Rp 5.000.

Kenaikan tarif ini lantas menuai pro kontra dari berbagai kalangan. Ada yang menyatakan setuju, namun ada pula yang menolak. 

Heru Budi minta Transjakarta kreatif cari pemasukan

Menanggapi rencana kenaikan tarif itu, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi menyebutkan bahwa Transjakarta seharunya bisa mendapatkan pemasukan selain dari menaikkan tarif pelayanannya.

"Transjakarta bisa dari sumber-sumber lainnya untuk meningkatkan pendapatan," ucapnya di Kantor Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Kamis (13/4/2023).

"Tidak harus dari tarif Transjakarta dinaikkan," lanjut Heru.

PSI tolak kenaikan tarif

Anggota Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Eneng Maliyanasari mengaku menolak wacana kenaikan tarif layanan Transportasi Jakarta (Transjakarta).

Eneng berujar, bus Transjakarta ketika jam sibuk justru dipadati penumpang.

PT Transjakarta seharusnya mencari cara untuk mengurai kepadatan tersebut daripada menaikkan tarif pelayanannya.

"Pengguna Transjakarta di jam sibuk itu adalah mereka para pekerja. Pada waktu tersebut, penumpang Transjakarta itu penuh luar biasa," ucap Eneng kepada awak media, Rabu (12/4/2023).

"Jangankan duduk, berdiri saja masih susah kadang-kadang. Kebangetan kalau tarif Transjakarta naik," lanjutnya.

Dalam kesempatan itu, Eneng juga menilai pelayanan Transjakarta masih belum maksimal hingga saat ini.

Selain itu, terdapat "pekerjaan rumah (PR)" lain bagi Transjakarta seperti tarif integrasi serta penyesuaian rute yang terdampak pembangunan MRT atau LRT.

Eneng juga menyarankan Transjakarta agar memberikan subsidi tarif layanannya kepada masyarakat berpenghadilan rendah.

"Atau memberikan tarif tiket yang lebih murah bagi mereka yang berlangganan mingguan atau bulanan," katanya.

Komisi B minta kualitas ditingkatkan

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta M Taufik Zoelkfili meminta PT Transjakarta agar meningkatkan kualitas pelayanannya telebih dahulu sebelum meningkatkan tarif layanannya.

"Sebelum naik tarifnya, mohon ya kualitasnya (layanan Transjakarta) ditingkatkan," ucapnya melalui pesan singkat, Rabu.

"Kami mau aja tarifnya dinaikkan, tapi harus sepadan (dengan kualitas layanannya)," lanjut Taufik.

Politisi PKS itu menyinggung soal penumpang yang masih berdesak-desakan di sejumlah halte.

Kemudian, revitalisasi halte Transjakarta juga dinilai menimbulkan masalah baru.

Kedua hal ini merupakan pelayanan Transjakarta yang seharusnya ditingkatkan sebelum meningkatkan tarif layanannya.

Senada dengan Taufik, anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Manuara Siahaan menilai tarif Transjakarta tak sepatutnya dinaikkan karena pelayanannya yang belum maksimal.

"Itu, standar pelayanan (Transjakarta) minimal belum teruji, belum baik, enggak setuju kami (jika tarifnya naik)," ucap Manuara melalui sambungan telepon, Selasa (11/4/2023).

Ia menegaskan, kenaikan tarif harus memiliki alasan yang kuat. Di satu sisi, menurut Manuara, perkeonomian warga Ibu Kota masih belum stabil.

Karena alasan itu juga Manuara mengaku tak setuju jika tarif layanan Transjakarta naik.

"Ini suasana ekonomi masih susah, kenapa (tarif Transjakarta) harus naik, tidak setuju kami," ucap politisi PDI-P itu.

Ia merasa khawatir jika masyarakat bakal berpindah dari pengguna Transjakarta menjadi pengguna transportasi pribadi karena kenaikan tarif itu.

Manuara lantas berpendapat jika layanan Transjakarta sebaiknya digratiskan.

Pro kontra pengguna Transjakarta

Seorang penumpang Transjakarta bernama Natalia (29) mengaku berkeberatan apabila tarif bus naik.

"Kalau saya pribadi agak keberatan, ya. Karena kan enggak semua orang bisa mampu," kata Natalia saat ditemui di Halte Transjakarta Monas, Selasa (11/4/2023).

Natalia beralasan, tidak semua penumpang transjakarta memiliki pendapatan yang besar.

Dengan tarif Rp 3.500 saat ini, penumpang hanya perlu mengeluarkan biaya Rp 140.000 per bulan dengan perhitungan pulang-pergi menggunakan transjakarta selama lima hari kerja sepekan atau 20 hari kerja sebulan.

Bahkan, biaya yang dikeluarkan penumpang lebih murah lagi jika berangkat menggunakan transjakarta pada pukul 05.00-07.00 WIB. Sebab, tarif transjakarta pada pukul 05.00-07.00 WIB hanya Rp 2.000.

Namun, jika tarif transjakarta naik menjadi Rp 5.000, penumpang harus mengeluarkan uang lebih banyak, mencapai Rp 200.000 per bulan.

"Kita enggak bisa berpatokan dengan seperti itu," kata dia.

Jonathan (26) memiliki pendapat lain. Jonathan mengaku tak mempermasalahkan usulan kenaikan tarif transjakarta.

Namun, pelayanan PT Transjakarta, khususnya dari segi kuantitas armada, harus ditingkatkan.

"Untuk kenaikan harga enggak apa-apa, asal armada dan fasilitas busnya ditambah," kata Jonathan saat diwawancarai Kompas.com.

"Saya biasa naik ke arah PGC bus 5C. Masih merasa kurang (jumlah armadanya) untuk saat ini," tambah Jonathan.

Kenaikan dianggap wajar

Sementara itu, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jakarta mewajarkan rencana kenaikan tarif Transjakarta itu.

Ketua MTI Jakarta Yusa Cahya Permana menyebutkan, tarif layanan Transjakarta Rp 3.500 sudah tak dinaikan sejak belasan tahun lalu.

Karena itu, MTI Jakarta menyetujui rencana kenaikan tarif tersebut.

"Sebenarnya tarif Transjakarta sudah terlalu murah. Angka Rp 3.500 itu, angka yang tidak pernah berubah sejak pertama kali Transjakarta beroperasi," ungkap Yusa melalui sambungan telepon, Kamis.

"Kalau Transjakarta mau menaikkan tarif, secara kewajaran, wajar," lanjutnya.

Jika tarif layanan itu tak dinaikkan, kata Yusa, justru Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menggelontorkan kewajiban pelayanan publik (public service obligation/PSO) yang lebih banyak lagi.

Sebab, pemasukan Transjakarta dari tarif pelayanannya masih belum maksimal meningat penumpang Transjakarta yang belum meningkat banyak usai pandemi Covid-19.

Yusa menyebut wajar jika Transjakarta menaikkan tarifnya hingga Rp 5.000.

"Semakin ditahan, PSO-nya semakin tinggi karena yang direcover dari tiket enggak naik, segitu-segitu saja," ucap Yusa.

"Kalau mau naik ke Rp 5.000 dulu, sebenarnya enggak apa-apa," lanjutnya.


Usulan DTKJ

PT Transjakarta sebelumnya mengaku menerima usulan dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) untuk menaikkan tarif bus Transjakarta.

Melalui akun resmi Twitter-nya, PT Transjakarta menyebutkan, tarif yang akan naik merupakan layanan pada jam sibuk.

"Adanya usulan penyesuaian tarif Transjakarta dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menjadi Rp 4.000 dan Rp 5.000 pada waktu sibuk (07:01-10:00 dan 16:01-21:00)," demikian yang tertulis dalam akun Twitter PT Transjakarta, dikutip Senin (10/4/2023).

Dalam cuitan yang sama, PT Transjakarta meminta saran dari warganet terkait usulan kenaikan tarif pelayanan tersebut.

Kata BUMD DKI Jakarta itu, netizen bisa memberikan saran melalui situs bit.ly/TarifTJ. Warganet bisa memberikan saran hingga 13 April 2023.

"Sampaikan pendapat Sahabat TiJe atas gagasan kalian dengan cara scan QR code yang tertera atau melalui link bit.ly/TarifTJ. Suara Sahabat Tije sangat berarti untuk Transjakarta! Pengisian suvey sampai tanggal 13 April 2023 yaa," tulis akun Twitter PT Transjakarta

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/04/14/07583061/rencana-kenaikan-tarif-transjakarta-yang-tuai-pro-kontra

Terkini Lainnya

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke