Salin Artikel

Kisah Lupi dan Bakar, Jadi Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa Selama Lebih dari 30 Tahun

JAKARTA, KOMPAS.com - Lupi (60) dan Bakar (77) adalah dua tukang ojek sampan yang selalu menawarkan para pengunjung untuk berkeliling menikmati pemandangan Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara.

Dengan sampan bermesin motor yang mereka rakit sendiri, empat hingga lima orang dapat diantar berkeliling melihat pemandangan dari arah laut utara Jakarta. 

Keduanya pun biasanya sudah menunggu pengunjung dari pagi buta, dan pulang kembali setelah mendengar azan maghrib.

Tak pernah merasa bosan, Lupi sudah menjalani profesi ini lebih dari 30 tahun lamanya. Sedangkan Bakar, ia sudah menjadi ojek sampan sejak 1965 silam.

Untuk pendapatan setiap harinya, mereka tidak pernah mematok angka pasti. Belakangan ini karena Pelabuhan Sunda Kelapa agak sepi pengunjung, mereka hanya dapat Rp 70.000 dalam satu hari.

Harga itu pun masih ditawar oleh para pengunjung. Terkadang, mereka dapat Rp 100.000 karena pengunjung merasa kasihan.

"Pendapatan enggak tentu ya. Paling kalau sepi ya dapat Rp 70.000 sehari. Itu pun hanya satu kali narik," ujar Bakar saat ditemui Kompas.com di lokasi, Rabu (26/4/2023).

"Iya itu pun suka ditawar pengunjung. Kadang ada yang merasa kasihan dikasih Rp 100.000. Tapi, balik lagi ya ke pengunjung (mau kasih berapa)," tutur Bakar.

Terkadang saking sepinya pengunjung di pelabuhan ini, mereka pernah tidak mendapat uang sepeser pun sejak menunggu pengunjung dari pagi hingga sore hari.

Mereka sudah terbiasa untuk sabar dalam menggeluti bidang pekerjaan ini.

"Kadang-kadang juga enggak dapat. Pencarian kayak gini sabar saja. Ini kan ojek sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa. Jadi ya enggak pasti dapat uangnya," papar Lupi.

Berkaitan libur Lebaran tahun ini, keduanya mengaku pengunjung agak ramai. Saat H+1 Lebaran lalu, ia mengatakan, banyak turis asing datang ke pelabuhan ini naik ojek sampan.

Lupi juga mengaku, di kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa ini banyak masyarakat yang menunaikan shalat Id saat Lebaran lalu. Akhirnya, pengunjung banyak yang naik ojek sampannya.

"Kemarin sih waktu abis Lebaran lumayan pengunjung, bule juga banyak datang ke sini," jelas Lupi.

"Ya namanya mencari ya, masih berusaha ya. Sama saja gitu. Padahal, kemarin banyak orang shalat Id di sini," tutur Lupi.

Mereka mengatakan, biasanya pengunjung akan ramai datang ke kawasan ini saat akhir pekan ataupun libur tanggal merah.

"Kalau di sini biasanya ramai Sabtu Minggu atau tanggal merah saja. Makanya, kemarin pas Lebaran alhamdulillah. Enggak seberapa sih tetap. Beda sama kayak dulu," terang Lupi.

Mereka menuturkan, saat Covid-19 melanda Tanah Air, pengunjung sama sekali tidak ada di kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa.

Bakar akhirnya memilih untuk pulang ke kampung halamannya di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), saat itu. Sedangkan Lupi, ia hanya menganggur menikmati hari bersama keluarga selama tiga bulan di Jakarta.

"Apalagi waktu pandemi sepinya bukan main. Sepi banget. Kami pulang kampung saat itu," ucap Bakar.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/04/27/10412351/kisah-lupi-dan-bakar-jadi-ojek-sampan-di-pelabuhan-sunda-kelapa-selama

Terkini Lainnya

Penerbangan Pesawat yang Jatuh di BSD dalam Rangka Survei Landasan Baru di Tanjung Lesung

Penerbangan Pesawat yang Jatuh di BSD dalam Rangka Survei Landasan Baru di Tanjung Lesung

Megapolitan
Pesawat Jatuh di Tangsel, KNKT: Pilot Berkeinginan Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst

Pesawat Jatuh di Tangsel, KNKT: Pilot Berkeinginan Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst

Megapolitan
KNKT Masih Telusuri Penyebab Pilot Ingin Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst BSD

KNKT Masih Telusuri Penyebab Pilot Ingin Mendarat Darurat di Lapangan Sunburst BSD

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Batasi Satu Alamat Rumah Maksimal 3 KK

Pemprov DKI Bakal Batasi Satu Alamat Rumah Maksimal 3 KK

Megapolitan
Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Suasana Haru Iringi Keberangkatan Jemaah Haji di Kota Bogor

Megapolitan
Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Sudah Dievakuasi, Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Dibawa ke Bandara Pondok Cabe

Megapolitan
Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Tiga Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Dibawa Pulang Keluarga dari RS Polri

Megapolitan
Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Marak Kasus Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Imbau Masyarakat Kunci Ganda Kendaraan

Megapolitan
'Berkah' di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

"Berkah" di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

Megapolitan
Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Megapolitan
Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Megapolitan
KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

Megapolitan
Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Megapolitan
Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke