Salin Artikel

Cerita Andi Kusniati Kelola Usaha "Seafood" Warisan Ayahnya yang Kini Beromzet Jutaan Rupiah Per Hari

JAKARTA, KOMPAS.com - Andi Kusniati, salah satu pemilik restoran seafood di Resto Apung, Muara Angke, Jakarta Utara, bercerita tentang rumah makan yang dirintis ayahnya 25 tahun lalu.

Genap 12 tahun rumah makan seafood berdiri, Kusniati mulai melanjutkan usaha orangtuanya itu.

Dulu, ayah Kusniati berhasil membuka lima kios di kawasan ini secara terpisah. Namun, usahanya tersisa dua kios saat ini.

Tiga restoran seafood di antaranya sudah dijual setelah sang ayah telah meninggal dunia.

Sekarang, hanya tersisa dua restoran seafood yang Kusniati lanjutkan bersama dengan saudaranya.

"Sudah 25 tahun lebih semenjak bapak saya yang mendirikan, dulu kan ini punya bapak saya, jadi saya nerusin ini. Maksudnya usaha ini warisan," ujar Kusniati saat ditemui di sela-sela kesibukannya, Jumat (28/4/2023).

"Ada lima tadinya, tapi tiga sudah dijual, sekarang sisa dua. Ini satu sama sebelah yang dijalankan saudara saya," ujar Kusniati.

Kusniati dan keluarganya berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. Orangtuanya merintis usaha seafood di kawasan Muara Angke untuk hidup di Ibu Kota.

Kusniati akhirnya hidup bersama tujuh saudaranya di Jakarta, mereka menjadi saksi bagaimana ayahnya jatuh bangun merintis usaha ini.

"Saya asal Makassar, namun besar di sini. Melihat orangtua berjualan seafood ini," tambah dia.

Sejak Maret 2022 lalu, usahanya pindah ke dalam Gedung Resto Apung. Ia mengatakan, setahun ke belakang penghasilannya pun mulai perlahan naik.

Kusniati mengaku omzetnya pada hari kerja dapat mencapai Rp 1 juta hingga Rp 2 juta per hari.

Namun, ketika akhir pekan, omzetnya bisa naik drastis menjadi Rp 4 juta hingga Rp 5 juta. Jika ditotal bisa mencapai lebih dari Rp 8 juta.

"Kalau hari biasa paling omzetnya Rp 1 juta atau Rp 2 juta," ujar Kusniati .

"Kalau weekend ya mencapai lebih Rp 8 juta. Di total ya. Jadi weekend bisa Rp 4 juta sampai Rp 5 juta. Alhamdulillah omzetnya besar semenjak pindah di sini," kata dia.

Hal itupun berbeda saat restoran Kusniati masih berbentuk tenda. Ia mengatakan, saat itu penghasilannya sangat minim.

Bahkan, dulunya ia hanya bisa memenuhi kebutuhan hidup tanpa bisa menabung.

Penghasilan Kusniati waktu itu paling banyak hanya mencapai Rp 2 Juta saat weekend. Bahkan di hari kerja, ia pernah mendapat satu hari hanya Rp 200 ribu maksimal.

"Kalau dulu kecil, paling saat malam Minggu itu cuma sampai Rp 1 juta," ungkap dia.

"Maksilmal itu Rp 2 juta. Itupun jarang-jarang, kalau hari biasa paling cuman Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu. Hanya beberapa porsi saja," ucap Kusniati .

Hal ini dikarenakan lingkungan di kawasan Kusniati berjualan saat itu sangat kecil. Bahkan, banyak tikus berlalu lalang.

"Kalau di bawah kecil, banyak tikus banyak apa, sekarang di sini udah enak ya sudah seperti resto elite," terang Kusniati .

Kusniati saat ini tidak lagi memasak seperti dahulu. Ia sudah memiliki 10 orang karyawan.

Kusniati hanya bertugas menawarkan pembeli ketika masuk ke Kawasan Resto Apung. Sedangkan suaminya bertugas mengawasi karyawan ketika sedang memasak.

"Saya enggak, hanya mencatat saja. Kadang ke depan narik tamu gitu menawarkan. Yang memasak karyawan saya ada 10," papar dia.

Kusniati pun merasakan omzet yang perlahan naik di Resto Apung ini. hingga dirinya berani membayar sepuluh orang karyawan.

Bahkan saat ini, ia sudah memiliki banyak langganan. Biasanya pelanggannya memesan kepadanya melalui telepon ketika ingin datang.

Dengan gedung yang disediakan pemerintah ini, ia pun merasa bersyukur. Sebab, pengunjung yang datang semakin ramai dan tertampung.

"Karena tamunya banyak, gampang narik tamunya, ketiga peluang bisnis nya ada karena maksudnya tamu berapa pun ketampung, tempat duduknya ramai," ujar dia.

"Enggak kayak dulu, tikus banyak tamu geli, asap banyak segala macem lah," tukas Kusniati .

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/04/30/11003031/cerita-andi-kusniati-kelola-usaha-seafood-warisan-ayahnya-yang-kini

Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke