JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa bangunan tua masih tersisa di Kampung Vietnam, sebuah "kampung mati" yang berada di Kramat Jati, Jakarta Timur.
Bangunan yang dulu dihuni pengungsi asal Vietnam itu sudah termakan usia. Bahkan, ada rumah yang atapnya ambruk akibat lapuk.
Namun siapa nyana bahwa masih ada warga yang tinggal di setiap sudut kampung ini. Salah satunya Bejo.
Pria 53 tahun itu memutuskan pindah ke kampung ini pada 2010 lalu. Dia sebelumnya dibesarkan di Kelurahan Dukuh.
Menurut Bejo, terdapat 13 kepala keluarga (KK) yang bermukim di Kampung Vietnam hingga kini, termasuk dirinya.
"(Terdapat) 13 KK yang tinggal di sini," kata Bejo saat berbincang dengan Kompas.com, Jumat (13/5/2023).
"Ada yang pindah, ada yang datang," ucap dia.
Sebagai seorang yang tumbuh besar di kawasan ini, Bejo sudah khatam seluruh cerita kampung ini, mulai dari eksodus Vietnam pada 1978, sampai akhirnya kampung ini dijadikan sebagai panti jompo oleh Dinas Sosial pada tahun 1980.
Singkat cerita, Bejo tak luput menuturkan kisahnya pindah ke "kampung mati". Kata dia, dulu keluarganya merupakan pegawai Dinas Sosial, sehingga mereka akhirnya bermukim di sana.
Walaupun terkesan sepi dan menyeramkan di mata penduduk sekitar, bagi Bejo lingkungannya sangat tenang, seperti di kampung halaman.
"Ya sebenarnya saya mau tenang saja, sepi, masih hijau dekat rawa dan kali, jadi seperti kampung halaman," ucap dia.
Bejo berujar, listrik masih mengalir di kampung mati untuk memberikan penerangan di beberapa rumah yang masih dihuni.
Aliran listrik disebut sebagai peninggalan panti jompo yang telah berhenti beroperasi pada 2007.
"Masuk ke sini kok (listrik). Dulu bekas panti jompo itu kan, belum dicabut semua tiangnya, makanya kami bisa pakai listrik dan bayar juga," jelas dia.
"Penerangan jalan ada tiga, di depan dua, masuk ke arah sini satu," tambah dia.
Walaupun tinggal di kampung yang sepi, Bejo dan beberapa tetangganya tetap menjaga keamanan di sekitar sini.
Kata Bejo, dulu banyak anak muda yang singgah ke Kampung Vietnam saat malam hari.
Para pemuda itu diketahui nongkrong sambil memakai obat-obatan terlarang atau bahkan berjudi.
Hal itu menggerakkan Bejo untuk menjaga kampung ini.
"Selain itu jaga keamanan juga. Tahu sendiri kan di Jakarta, terus kampung ini sepi. Narkoba pasti ada. Tapi itu dulu, sebelum saya pindah ke sini banyak yang datang karena sepi pakai narkoba dan judi," kata Bejo.
"Makanya dulu sesepuh sini yang saya panggil pakde, menempatkan saya dan beberapa tetangga di setiap sudut kampung untuk menjaga," ucap dia.
Usai Kampung Vietnam viral di media sosial, pemuda-pemuda yang suka memakai narkoba dan berjudi makin berkurang dan lebih aman.
"Alhamdulillah setelah Kampung ini viral, jadi berkurang hal itu. Jadi aman lah. Saya kan enggak bisa ngawas 24 jam ya," kata Bejo.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/05/14/19000061/kisah-bejo-bermukim-di-kampung-mati-yang-dulu-ditempati-pengungsi-vietnam