Putranya, Stevanus Sarintus Antonius Sanu, menjadi salah satu korban pada tahun kelam itu, tepatnya saat kerusuhan Mal Yogya Plaza Klender yang kini bernama Ciplaz Klender.
"Justru Oma kecewa. Ya tidak dijawab. Tanggapannya mana? Enggak ada. Keluarga korban berharap supaya kasus ini tetap diselesaikan secara hukum. Pelakunya ada, tapi ongkang-ongkang kaki saja," kata Maria kepada Kompas.com, Rabu (17/5/2023).
Bahkan, Maria menuturkan, tidak sedikit keluarga korban yang sudah meninggal dunia di tengah menanti keadilan dari Pemerintah Indonesia.
Maria menceritakan, sejauh ini dia dan keluarga korban kerusuhan Mei 1998 yang lain sudah berusaha menuntut keadilan.
Kendati demikian, Maria dan keluarga korban belum menemukan titik terang setelah 25 tahun berlalu.
Meski begitu, ibu 10 anak itu tetap menuntut agar negara segera menuntaskan kasus kerusuhan Mei 1998.
"Sudah berusaha ke DPR, Kejaksaan, Komnas HAM, Kemenko Polhukam. Tapi tidak ada jawaban apa-apa," ucap Maria.
"Jangan keluarga korban diombang-ambing seperti bola pingpong. Dilempar sana dan lempar sini. Dari Kejaksaan, dilempar ke Komnas HAM. Dari Komnas HAM dilempar. Begitu terus. Kapan mau diselesaikan? Tapi tidak ada tanggapan sampai saat ini," imbuh Maria melanjutkan
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/05/19/13550681/kekecewaan-keluarga-korban-kerusuhan-mei-1998-dilempar-sana-sini-seperti