Bangunan liar berjenis semipermanen itu terletak di jalur keluarnya air (outlet) Sodetan Ciliwung, daerah Kebon Nanas, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Kecamatan Jatinegara.
"Ada 59 (bangunan digusur). Kurang dari 4.000 meter persegi (lahan yang dibebaskan)," ujar Heru dalam wawancara khusus dengan Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Simak wawancara khusus dengan Heru Budi selengkapnya dalam video berikut ini:
Heru melanjutkan, proses pembebasan lahan adalah penyebab proyek tersebut mangkrak selama enam tahun.
"Karena memang pertama di sini ada hunian (liar). Lalu kedua, ada bagian yang area SIPPT (surat izin penunjukan penggunaan tanah) Trisakti. Tapi, Trisakti sudah mau menyerahkan kewajibannya. Wali Kota yang membantu menyelesaikan," kata Heru.
Setelah pembebasan lahan, rupanya ada warga yang mengadu ke Kantor Staf Presiden (KSP). Warga mengaku sebagai pemilik sah lahan yang dibebaskan itu.
Heru tidak ambil pusing atas aduan itu. Ia tetap berpegang teguh pada aturan yang berlaku dan rencana proyek yang mestinya sudah rampung bertahun-tahun lalu.
Ia pun berjanji akan berkomunikasi dengan Kepala Staf Presiden Moeldoko soal aduan tersebut.
"Saya mau ngomong sama Pak Moeldoko. Biar kami tertibkan," kata Heru.
Sebagai informasi, Sodetan Ciliwung merupakan langkah pemerintah untuk mengurangi luas wilayah yang terendam banjir di DKI Jakarta.
Sodetan berfungsi mengatur debit air. Dengan adanya sodetan ini, air dari Ciliwung akan dialirkan sebagian ke Kanal Banjir Timur (KBT) saat debit air tinggi, sehingga tidak meluap ke permukiman.
Proyek ini awalnya ditargetkan rampung April 2023. Namun, hingga kini pembangunan masih berlanjut.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan, Sodetan Ciliwung ditargetkan beroperasi Juni 2023.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/05/23/13180571/heru-budi-sebut-59-bangunan-liar-digusur-demi-proyek-sodetan-ciliwung