Salin Artikel

Sebut Kota Depok Masih Bobrok, PSI: yang Dibutuhkan Bukan Pemimpin Berpengalaman, tapi Bisa Diajak Ngomong

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Depok Icuk Pramana menilai pengalaman dalam memimpin tak menjamin suatu daerah akan berkembang.

Untuk itu, kata Icuk, PSI tak khawatir mengusung anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, untuk maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Depok pada 2024.

Seperti diketahui, kemenangan Mohammad Idris-Imam Budi Hartono dalam Pilkada Depok 2020 telah membuat PKS sukses menempatkan usungannya di kursi wali kota hingga empat periode.

"Kalau ditanya pengalaman, yang memimpin Kota Depok selama 20 tahun saja sudah cukup berpengalaman. Kurang apalagi? Kalau masih begitu kan bukan pengalaman yang dicari," kata Icuk kepada Kompas.com, dikutip Jumat (2/6/2023).

Icu menyebut, kepemimpinan di Kota Depok masih bobrok hingga saat ini. Bahkan, Icuk mengatakan komunikasi dengan Pemerintah Kota Depok masih terbilang sulit dan berbelit-belit.

"Kami ini partai yang ada di parlemen Kota Depok, meminta data, komunikasi, atau berikan aspirasi, itu sangat sulit sekali," ucap Icuk.

"Bahkan, sulitnya itu melebihi untuk bertemu dan berkomunikasi dengan Presiden," ujar Icuk melanjutkan.

Menurut Icuk, kesulitan komunikasi itu juga terjadi pada parta-partai lain yang ada di parlmen. Akibatnya, kata Icuk, proyek dan pekerjaan yang direncanakan kerap mandek atau terhambat.

Padahal, Pemkot Depok memiliki perangkat daerah yang lengkap, misalnya ada satuan kerja perangkat daerah (SKPD), dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD), anggaran yang cukup, dan masih banyaknya lahan tersedia.

"Mereka tidak ada political will untuk membangun Kkota Depok. Itu saja. Paling enggak, Kaesang bisa diajak ngomong. Kan itu yang penting," ucap Icuk.

Sebelumnya, anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, tiba-tiba muncul dalam bursa calon Wali Kota Depok dan dibicarakan di media sosial.

Dukungan in pertama kali digaungkan oleh relawan Ganjar Pranowo (GP) Center. Melalui akun Twitter-nya, Sekretaris Jenderal GP Center memajang foto Kaesang disertai kalimat dukungan pada Maret lalu.

Sinyal itu langsung ditangkap oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Depok.

Baliho wajah Kaesang sudah terpampang di daerah Margonda sebagai bentuk keseriusannya mendukung Kaesang menjadi Wali Kota Depok.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/02/11255711/sebut-kota-depok-masih-bobrok-psi-yang-dibutuhkan-bukan-pemimpin

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke