JAKARTA, KOMPAS.com - Mama Naim (38), seorang penghuni Rumah Susun (Rusun) Marunda, Jakarta Utara, mengaku risih dengan krisis air yang sudah berbulan-bulan melanda tempat tinggalnya.
“Rasanya risih kalau enggak ada air. Karena gimana, ya. Apalagi kalau buat mandi, buat nyuci,” kata Mama Naim di kawasan rusun, Jumat (2/6/2023) pagi.
“Kita perlu banget air. Air nomor satu, lah,” lanjut dia.
Apabila kehabisan air, Mama Naim terpaksa membeli air galon isi ulang seharga Rp 8.000 hanya untuk memandikan anaknya.
“Namanya punya anak, mau enggak mau kita beli galon itu untuk mandiin dia,” tutur wanita yang telah tinggal di Rusun Marunda Blok B sejak 2007 itu.
Adapun alternatif untuk mendapatkan air bersih ternyata cukup melelahkan.
Sebab, Mama Naim harus mengambil air di Blok A dengan menggunakan ember bekas cat. Sedangkan jarak dari Blok B tempatnya tinggal ke Blok A kurang lebih 800 meter.
Selain itu Mama Naim juga harus bersusah payah mengangkat ember berisi air itu ke kediamannya di lantai 4.
“Mau enggak mau, karena butuh. Pakai tangga, soalnya enggak ada lift,” jelas dia.
“Ya, berat,” kata Mama Naim sambil melemparkan tawa.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/02/15252451/krisis-air-bekepanjangan-di-rusun-marunda-mama-naim-terpaksa-mandikan