Salin Artikel

Stop Pemberitaan yang Jakarta-Sentris

Namun, terlalu sering kita melihat fenomena Jakarta-sentris, di mana liputan media cenderung terfokus pada isu-isu di Jakarta dan mengabaikan permasalahan yang terjadi di daerah-daerah lain.

Indonesia bukan hanya Jakarta. Oleh karena itu, media pers perlu menengok serta menaruh perhatian pada daerah-daerah lainnya.

Baru-baru ini, publik disuguhi ‘drama’ terkait Ketua RT Riang Prasetya yang mempersoalkan adanya pengambilan lahan oleh pemilik usaha tertentu di wilayah Pluit, Jakarta Utara.

Soal perjuangannya, saya tidak masalah. Namun, saya mencoba melihat dari persepktif lebih luas. Apabila saya adalah penduduk di luar Jakarta, apa faedahnya berita itu? Di saat bersamaan, mata media nasional begitu tertuju pada drama pemberitaan tersebut.

Dalam rangka membangun negara yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan, penting bagi media pers untuk melampaui paradigma Jakarta sentris.

Pemberitaan yang meluas dan memperhatikan permasalahan di daerah-daerah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap, berpartisipasi aktif dalam pembangunan, dan memperkuat kesatuan bangsa yang berlandaskan keanekaragaman.

Bagi saya, pers harus memiliki asas keadilan dalam menyajikan berita. Asas keadilan ini perlu melampaui paradigma ekonomi politik media.

Memang tidak dapat dipungkiri, pers memberitakan peristiwa yang dapat berimbas positif pula bagi pemasukan mereka. Entah mendatangkan sponsor iklan atau mendatangkan pembaca.

Terlepas dari hal tersebut, tiap daerah dan komunitas di Indonesia memiliki hak untuk mendapatkan perhatian dan liputan yang setara dari media pers.

Fokus yang terlalu berat pada Jakarta mengabaikan beragam permasalahan dan pencapaian yang terjadi di daerah lain.

Dengan memberikan pemberitaan yang tidak hanya Jakarta sentris, media pers dapat memastikan bahwa suara dan kebutuhan semua daerah didengar dan diakui.

Selain itu, pemberitaan yang tidak hanya Jakarta-sentris mendorong demokrasi yang sehat dan partisipasi publik yang lebih luas.

Ketika masyarakat di daerah-daerah mendapatkan liputan yang memadai, mereka merasa didengar, dihargai, dan terlibat dalam proses pengambilan keputusan.

Ini penting untuk membangun masyarakat yang berdaya dan meningkatkan partisipasi aktif dalam pembangunan negara.

Dengan memberi cakupan pemberitaan luas, maka hal tersebut dapat memungkinkan masyarakat lebih memiliki pemahaman komprehensif tentang berbagai isu yang ada di Indonesia.

Publik dapat mempelajari tantangan dan pencapaian yang terjadi di daerah-daerah yang berbeda, membandingkan kebijakan dan inisiatif yang dilakukan, serta mendapatkan wawasan yang lebih luas tentang kondisi dan kebutuhan masyarakat di seluruh negeri.

Apabila pers tidak terlalu Jakarta-sentris, dapat mendorong pembangunan yang merata di seluruh Indonesia.

Bahkan, hal-hal yang mandek, seperti jalan rusak di Lampung, bisa jauh-jauh hari diselesaikan. Artinya, pers dapat mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi dan memastikan bahwa semua daerah memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.

Menengok ke Tangerang

Dalam tulisan ini, saya mengajak seluruh insan pers menengok sedikit ke Tangerang, kerap disebut Barat Jakarta. Tidak begitu jauh dari ibu kota. Ada permasalahan yang menurut saya serius, yakni soal polusi udara.

Penyebabnya? Sejauh ini masih simpang siur. Antara pembakaran limbah oleh perusahaan yang nakal dan pembakaran oleh warga yang mungkin belum teredukasi.

Implikasi pembakaran itu membuat dua minggu terakhir wilayah di Kecamatan Pasar Kemis dan Sindangjaya, Kabupaten Tangerang, bak San Siro. Berkabut.

Berdasarkan Laporan Kualitas Udara Dunia IQAir 2022, kualitas udara di wilayah tersebut tidak sehat. Udara bersih dan sehat adalah hakikat semua manusia. Hak atas udara bersih telah diatur di UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Walau sudah ada upaya dari pemerintah dan aparat setempat, tampak masih belum ada perubahan yang signifikan.

Warga setempat sudah berkeluh kesah di media sosial. Salah satu akun medsos lokal @tnc.update membuat sorotan khusus di Instagram yang mengarsipkan keluhan warga sekitar yang masuk terkait polusi udara.

Bagi saya, hal ini lebih memiliki urgensi karena berdampak langsung pada banyak orang daripada persoalan bahu jalan di Pluit, Jakarta Utara. Panggung media pers sebaiknya diberikan pada hal-hal yang punya dampak signifikan pada hayat hidup orang banyak.

Sebagai penutup, saya hendak mengutip pernyataan mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew yang dipublikasikan oleh The Strait Times, pada 20 April 1987, yakni: “I am often accused of interfering in the private lives of citizens. Yes, if I did not, had I not done that, we wouldn't be here today. And I say without the slightest remorse, that we wouldn't be here, we would not have made economic progress, if we had not intervened on very personal matters - who your neighbor is, how you live, the noise you make, how you spit, or what language you use. We decide what is right. Never mind what the people think.”

Terjemahan: “Saya sering dituduh campur tangan dalam kehidupan pribadi warga. Ya, jika aku tidak melakukannya, kita tidak akan seperti ini. Dan saya katakan, tanpa penyesalan sedikit pun, kita tidak akan bisa mencapai titik ini, kita tidak akan mengalami kemajuan ekonomi, jika tidak ada campur tangan pada hal-hal yang sangat pribadi -- siapa tetangga Anda, bagaimana Anda hidup, kebisingan seperti apa yang Anda buat, bagaimana Anda meludah, atau apa bahasa yang Anda gunakan. Kita memutuskan apa yang benar. Tak peduli apa yang dipikirkan orang lain.”

Soal polusi udara, pemerintah, baik pusat maupun daerah, beserta aparat penegak hukum harus bertindak tegas menyelesaikan masalah ini. Alangkah baik bila pers memberi atensi atas persoalan ini.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/04/15000061/stop-pemberitaan-yang-jakarta-sentris

Terkini Lainnya

Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke