Salin Artikel

Tawuran di Gang Mayong Timbulkan Stigma Negatif, Ketua RT: Jadi Cambuk untuk Menangani Itu

Area yang dikenal dengan sebutan Gang Mayong itu kini disebut rawan tawuran.

Ketua RT 004 RW 08 Cipinang Besar Utara Muhammad sebenarnya tidak mengambil pusing menanggapi stigma itu.

"Sebenarnya terima enggak terima. Enggak terima karena enggak rawan juga, karena tawuran enggak terjadi setiap hari, minggu, dan bulan," tutur Muhammad di Asrama Leoni Blok C, Cipinang Besar Utara, Jumat (9/6/2023).

Meskipun demikian, Muhammad berkata, pengurus RT/RW menjadikan stigma negatif itu sebagai cambuk untuk menangani aksi tawuran di wilayahnya.

Pengurus RT/RW setempat mencari solusi untuk mencegah tawuran kembali terjadi di sana.

"Kami enggak menutupi, aksi tawuran memang terjadi, tapi juga jadi cambuk bagi kami di RW 08 dan RW 07 untuk menangani aksi tawuran, supaya bisa lepas dari stigma negatif itu," kata Muhammad.

Salah satu solusi yang dilakukan adalah membangun pos ronda di wilayah RT 004 RW 08.

Pos ronda itu bukan sekadar tempat bagi petugas keamanan, melainkan juga tempat kumpul para remaja.

Jadi, remaja bisa menghabiskan waktu luang dengan beraktivitas atau sekadar mengobrol di sana, bukan mengikuti aksi tawuran di Gang Mayong.

"Harapannya bisa dimanfaatkan warga untuk kumpul dan hanya membahas hal-hal positif daripada ikut tawuran," tutur Muhammad.

Selain membangun pos ronda, pengurus RT/RW setempat dan warga memiliki kesepakatan. Mereka tidak akan protes jika ada warga yang ditangkap dalam aksi tawuran.

"Proses hukum saja yang ketangkap, jangan damai. Sudah ngomong ke warga juga dan alhamdulillah enggak ada yang protes," kata Muhammad.

"Kalau ada warga sini yang ketangkap, ya proses hukum. Enggak usah ditutup-tutupi, harus proses hukum biar kami semua enggak capek karena tawuran pecah lagi," sambung dia.

Muhammad menjelaskan, kesepakatan ini dibuat karena warga ingin hidup tenang dan bebas dari tawuran.

Pasalnya, tawuran tidak hanya merugikan secara materi. Ada kemungkinan warga menjadi korban pembacokan.

"Proses hukum saja pokoknya biar ada efek jera. Jangan mediasi kalau ada tawuran lagi, yang terlibat (dan tertangkap) harus diproses hukum," tegas dia.

Menurut Muhammad, tawuran di Jalan Bekasi Timur IV mulai terjadi pada awal 2020.

Pada saat itu, tawuran terjadi hampir beberapa minggu sekali. Namun, kini tawuran semakin jarang terjadi.

Meski begitu, jumlah remaja yang mengikuti aksi tersebut justru semakin banyak. Sebab, remaja setempat mengajak teman-temannya dari wilayah lain untuk ikut tawuran di Gang Mayong.

Sebagai informasi, sebagian besar orang lebih mengenal Jalan Bekasi Timur IV sebagai Gang Mayong. Mayong sebenarnya adalah nama gang di RW 07, dekat Jalan Bekasi Timur IV.

Namun, tawuran antara warga Gang Mayong RW 07 dan warga RW 08 sering terjadi di sana. Karena itu, kawasan tersebut sering dilabeli Gang Mayong.

Terbaru, tawuran besar terjadi pada Sabtu-Minggu, 20-21 Mei lalu. Tawuran pertama terjadi pada Sabtu sekitar pukul 15.45 WIB. Pemuda RW 07 disebut menyerang pemuda RW 08.

Dua orang mengalami luka serius akibat disabet senjata tajam sehingga harus dirawat intensif di Rumah Sakit Persahabatan.

Kemudian, tawuran berlanjut pada Minggu pukul 16.00 WIB. Aksi tersebut menyebabkan terbakarnya kendaraan roda dua dan sangkar burung.

Atas peristiwa itu, polisi meringkus total tujuh orang yang terlibat penganiayaan dan perusakan kendaraan.

Rupanya ada pelaku yang tak berdomisili di daerah itu, melainkan warga Matraman dan Kampung Makassar.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/12/07380271/tawuran-di-gang-mayong-timbulkan-stigma-negatif-ketua-rt-jadi-cambuk

Terkini Lainnya

Dari Lima Orang, Hanya Dharma Pongrekun yang Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen

Dari Lima Orang, Hanya Dharma Pongrekun yang Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Megapolitan
KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Megapolitan
Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Megapolitan
Ada Plang 'Parkir Gratis', Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Ada Plang "Parkir Gratis", Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Megapolitan
Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Megapolitan
Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Megapolitan
SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

Megapolitan
Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Megapolitan
Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Megapolitan
Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke