JAKARTA, KOMPAS.com - Sampah berserakan di kolong permukiman yang didominasi oleh rumah panggung, warga RT 017 RW 04 Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara.
Sampah tersebut rupanya merupakan limbah rumah tangga dari para pemilik rumah panggung. Warga setempat terbiasa membuang sampah di kolong tempat tinggal mereka.
Bagi warga luar, bau menyengat yang menusuk hidung di area permukiman ini sangat tidak nyaman. Namun, bagi warga setempat, mereka sudah terbiasa karena telah hidup berdampingan dengan sampah-sampah ini selama belasan tahun.
Rita, warga RT 017 RW 04, sudah 15 tahun hidup dengan sampah-sampah di kolong rumahnya. Dia mengaku sudah beradaptasi dengan bau yang terkadang terasa menyengat.
“Iya, sudah biasa begitu. Ya alhamdulillah, sehat-sehat saja,” kata Rita. Hal ini juga dirasakan Kasimah. Dia mengaku nyaman tinggal di sana meski bau terkadang hadir mengisi ruangan rumah.
Hal yang sama juga dirasakan Kasimah. Dia mengaku nyaman tinggal di sana meski bau terkadang hadir mengisi ruangan rumah.
“Iya, jadi buangnya di kolong saja dari dulu. Di sini mah kita sudah merasa nyaman, enggak merasa bau, sudah terbiasa,” ujar Kasimah.
Dia juga mengaku tidak takut terkena penyakit meski hiduo berdampingan dengan sampah. Kunci yang paling penting adalah menjaga kebersihan di dalam rumah.
“Alhamdulillah, enggak sih ya. Walaupun tempatnya kayak begini, kalau kitanya rajin (bersih-bersih), di dalam tuh enggak ada nyamuk. Kalau kitanya rajin,” tutur Kasimah.
Penyuluhan
Lurah Kapuk Muara Yason Simanjuntak mengeklaim, pihaknya sudah berulang kali melakukan penyuluhan kepada warga RT 017 RW 04, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, yang di kolong panggungnya terdapat banyak sampah.
Bahkan, Yason mengungkapkan, Kelurahan Kapuk Muara bersama pemangku wilayah juga sering kali bekerja bakti demi mengangkut sampah-sampah yang berada di kolong rumah panggung warga.
"Itu sudah berapa kali sama RT. Itu kan ada RT di situ. Warganya saja yang sudah… kita penyuluhan, apa, semuanya sudah," kata Yason saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (28/6/2023).
"Kadang-kadang kita per tiga bulan juga kerja bakti. Ada warga yang mau kerja bakti, ada yang enggak," ucap ia melanjutkan.
Yason juga mengungkapkan, kerja bakti yang dilakukan Kelurahan Kapuk Muara juga turut membersihkan kali yang berada di sana.
"Di situ kan ada kali. Setiap hari kita membersihkan kali, kerja bakti di situ terus," tutur Yason.
Dia juga membenarkan bahwa, sebelum dijadikan permukiman, wilayah di sana merupakan rawa-rawa, lalu didirikan tempat tinggal.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, tempat tinggal warga sekitar yang dulunya rawa-rawa ini didominasi dengan rumah panggung. Penyangga rumah setinggi dua meter menggunakan rangka beton, tetapi tidak sedikit juga masih berupa kayu.
Rumah panggung warga ini didirikan tidak permanen. Pasalnya, masih ada yang menggunakan tripleks ataupun kayu untuk fondasi.
(Penulis: Baharuddin Al Farisi | Editor: Ihsanuddin, Irfan Maullana)
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/28/23574111/begini-potret-warga-kapuk-muara-yang-belasan-tahun-hidup-di-atas-sampah