Salin Artikel

Ketua RT: Tumpukan Sampah di Kolong Rumah Panggung Kapuk Muara Menutupi 2 Hektar Lahan

Untuk diketahui, wilayah RT 17 RW 04 Kelurahan Kapuk Muara dulunya merupakan rawa-rawa sebelum warga berbondong-bondong mendirikan rumah panggung di sana.

"Kalau rumahnya (yang di kolongnya terdapat tumpukan sampah), kurang lebih 400 (rumah panggung)," kata Syafrudin saat ditemui Kompas.com di Kantor RW 04, Jalan Kapuk Muara Raya, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Selasa (4/7/2023).

Sementara, Syafrudin mengungkapkan bahwa 400 rumah yang di kolongnya terdapat tumpukan sampah tersebut setidaknya seluas 2 hektar.

"Luasnya 2 hektar (rumah yang di kolongnya terdapat tumpukan sampah), ditambah sama yang daratan (yang dulunya bukan rawa-rawa) itu masuk RT 017 juga. Yang di lapangan, yang lapak itu jadi 3 hektar, hampir 4 hektar," ungkap Syafrudin.

Pria yang akrab disapa Udin itu mengakui bahwa wilayahnya merupakan tanah sengketa.

Hal ini senada dengan pernyataan yang diungkapkan Lurah Kapuk Muara Yason Simanjuntak yang menyatakan bahwa wilayah RT 017 RW 04 merupakan grey area.

"Ya memang lokasi itu sampai sekarang pun masih bersengketa," kata Syafrudin.

Syafrudin juga mengakui bahwa warga juga tidak mempunyai bukti kepemilikan atas rumah yang mereka tinggali.

"Kalau warga sih memang enggak punya. Memang warga itu menggarap," ujar Syafrudin.

Meski begitu, Syafrudin mempertanyakan mengapa persoalan sengketa lahan ini dipermasalahkan setelah warga belasan tahun tinggal di sana.

Terlebih, setelah warga bergotong-royong untuk membangun wilayah tersebut, salah satunya mengecor jalan.

"Yang penting, jalan kita cor, supaya kita tidak setiap minggu membetulkan jalan. Alhamdulillah, terlaksana," tutur Syafrudin.

Untuk membangun jalan cor, Syafrudin menyampaikan bahwa warga harus saweran terlebih dahulu.

Alhasil, rencana pengecoran jalan wilayah RT 017 RW 04 Kelurahan Kapuk Muara baru terlaksana pada 2005 dan dikerjakan secara bertahap.

Syafrudin mengungkapkan, pembangunan jalan cor ini menelan biaya setidaknya miliaran rupiah.

"Jadi kita iuran swadaya masyarakat setiap minggu untuk membikin jalan cor di wilayah situ," ungkap Syafrudin.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, tempat tinggal di sana didominasi rumah panggung. Dulu, wilayah tersebut merupakan rawa-rawa.

Rangka beton setinggi hampir dua meter menyangga rumah tersebut, tetapi tidak sedikit yang masih menggunakan kayu.

Pemandangan tidak sedap terlihat jelas di daerah sini. Sampah-sampah di bawah kolong rumah panggung berserakan. Ada sampah plastik, botol, styrofoam, sayur, sisa makanan, dan kardus.

Banyak juga tanaman liar yang tumbuh di antara tumpukan sampah ini.

Di salah satu sudut perkampungan yang dikenal Rawa Indah ini, terdapat kandang ayam di atas sampah berserakan tersebut.

Syafrudin memastikan, sampah-sampah ini memang sudah ada sejak warga mendirikan rumah panggung.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/07/05/05150061/ketua-rt-tumpukan-sampah-di-kolong-rumah-panggung-kapuk-muara-menutupi-2

Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke