Salin Artikel

Kuasa Hukum Korban Sebut Pemuka Agama di Cirebon yang Diduga Berbuat Cabul Belum Diperiksa Sekali Pun

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pemuka agama berinisial NSA (51) diduga mencabuli anak tirinya, NMB (10), selama tiga tahun terakhir.

Istri pelaku sekaligus ibu kandung dari NMB, Hani (30), mengatakan, kasus ini sudah dilaporkan ke pihak yang berwenang lebih dari satu bulan lalu.

Namun, kasus dengan nomor polisi LP/B/290/VI/2023/Polres Cirebon Kota/Polda Jabar tertanggal 22 Mei 2023 itu cenderung jalan di tempat.

"Saya sudah membuat laporan soal kasus ini, tapi hampir dua bulan tidak ada tindak lanjut. Terduga pelaku belum diperiksa sampai sekarang," ujar Hani kepada wartawan di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (10/7/2023).

Sementara itu, kuasa hukum korban, Kasman Sangaji, mengungkapkan, penyidik dari Polres Cirebon Kota sebenarnya sudah melakukan upaya pemanggilan sebanyak satu kali.

Sayangnya, NSA mangkir dalam pemanggilan itu dan sempat ada ketidakpastian dalam kasus ini.

"Jadi sampai saat ini terduga pelaku belum memberikan keterangan. Kami juga tidak tahu sampai mana prosesnya. Kabar terakhir, penyidik akan memanggil yang bersangkutan untuk yang kedua kali," tutur dia.

Menurut Sangaji, sesuai keterangan saksi, dalam hal ini adalah terduga pelaku sebenarnya tak terlalu dibutuhkan ketika kasus masih proses penyelidikan.

Sebab, pengakuan korban dan hasil visual dari psikolog bisa menjadi bukti nyata perihal kejadian kekerasan seksual atau pencabulan.

Terlebih lagi, kasus ini adalah pencabulan terhadap anak, di mana terjadi pada ruang-ruang sempit yang tidak memiliki banyak saksi.

"Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) layaknya pencabulan, apalagi terhadap anak, terjadi di ruang kecil yang tidak ada saksi. Pendapat dari psikolog dan hasil visual pun seharusnya sudah bisa menaikkan status kasus ini ke penyidikan," beber dia.

Lambatnya penanganan kasus ini, lanjut Sangaji, akhirnya menjadi tanda tanya besar.

Ia menduga apakah ada faktor eksternal yang membuat kasus ini seolah-olah jalan di tempat, antara lain, status serta jabatan pelaku yang memang dikenal sebagai pemuka agama dan kerap memimpin majelis dzikir.

"Terduga pelaku yang masih bebas berkeliaran itu mengaku tak takut atas laporan polisi yang dilayangkan istrinya. Hal itu disampaikan via pesan singkat WhatsApp, masih ada buktinya," ungkap Sangaji.

"Tapi kami jadi berpikir, apakah karena dia tokoh agama atau tokoh masyarakat sehingga polisi tidak dapat bekerja dengan baik," tambah dia.

Adapun NSA acap kali memimpin sebuah majelis dzikir yang terletak di Cikampek, Jawa Barat.

Menurut keterangan Hani, sang suami selalu berada di sana setiap malam Jumat dan malam Sabtu.

"Kalau di Jawa Barat dia (terduga pelaku) dikenal dengan sebutan Abi Cakra, Abi Nono, atau Haji Nono," ungkap Hani. 

Diberitakan sebelumnya, NMB menjadi korban pencabulan ayah tiri berinisial NSA sejak tahun 2020.

Pelaku diduga melakukan kekerasan seksual dan mencabuli korban di dua lokasi, yakni Cikampek dan Cirebon.

Sangaji mengungkapkan, peristiwa ini tidak terendus karena NSA melakukannya secara diam-diam.

Terduga pelaku disebut memulai aksi bejatnya dengan mengiming-imingi korban dengan berbagai hadiah.

"Waktu korban masih berusia tujuh tahun atau tahun 2020, dia dicabuli di sebuah kos-kosan wilayah Cikampek. Korban dijanjikan akan dibelikan HP, mobil, dan lain-lain," tutur Sangaji.

"Namun, saat itu korban hanya disuruh telanjang dan dia wajib tidur di atas tubuh ayah tirinya," lanjut dia.

Kemudian, satu tahun setelahnya, NSA disebut menelanjangi korban saat tengah tertidur.

Parahnya lagi, hal itu dilakukan di sebuah majelis dzikir yang mana pelaku dikenal sebagai seorang ustaz di sana. 

Pada tahun 2022, perbuatan NSA semakin menjadi-jadi. Terduga pelaku disebut meminta anak sambungnya untuk menjulurkan lidah ke arah mulutnya.

Korban diminta melakukan hal itu berkali-kali ketika usianya baru sembilan tahun.

"Korban disuruh mencium terduga pelaku dengan cara menjulurkan lidah sebanyak enam kali. Dia juga disuruh untuk memegang alat kelHaninnya waktu itu," beber dia.

Adapun korban baru bercerita dua bulan lalu setelah menonton berbagai konten soal pelaporan peristiwa pencabulan di media massa.

Hani, ibu korban, mengatakan, sang anak menceritakan perihal perilaku bejat ayah sambungnya pada 16 Mei 2023.

"Dia baru berani cerita setelah browsing di internet soal banyaknya korban yang mengaku usai dicabuli," ujar Hani. 

Selain itu, faktor pendorong lainnya adalah NSA mengajak korban untuk bermalam di sebuah hotel.

Korban yang sudah mengetahui niat bejat terduga pelaku akhirnya menceritakan semua perbuatan bejat ayah sambungnya.

"Umi kakak tidak mau, nanti jangan kasih izin ke abi ya kalau abi minta kakak pergi ke hotel sama abi," ujar Hani seraya menceritakan ketakutan sang anak pada 16 Mei 2023.

"Dia lalu bercerita soal perlakuan ayahnya yang mencabuli dia sejak 2020 di belakang saya. Saya tidak pernah terpikir sedikit pun dia tega melakukan hal ini kepada anak saya," lanjut dia dengan nada lirih.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/07/11/15070961/kuasa-hukum-korban-sebut-pemuka-agama-di-cirebon-yang-diduga-berbuat

Terkini Lainnya

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke